Terapi Stem Cell, Mesin Baru dari Amerika Sudah Digunakan di Indonesia

Kamis, 14 Oktober 2021 02:00 WIB

Stem Cell. theconversation.com

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komite Nasional Pengembangan Sel Punca dan Sel, Kementerian Kesehatan RI, Marhaen Hardjo, mengungkap teknologi terbaru dalam pelayanan terapi stem cell di tanah air saat ini. Menurutnya, sistem ekspansi sel otomatis Quantum yang dibawa Celltech Stem Cell Centre Laboratory & Banking, di mana dia bekerja sebagai konsultan di dalamnya, adalah yang terdepan.

“Saya tidak katakan yang di sini lebih baik, tapi dalam hal proliferasi sel closed system, ini adalah yang paling maju,” kata Marhaen di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman kerja sama RS Polri dan Celltech untuk rujukan pengambilan sampel dan aplikasi terapi stem cell atau sel punca, Rabu 13 Oktober 2021.

Marhaen menjelaskan keunggulan teknik closed system Quantum itu dari teknik sebelumnya yang terbuka (open system). Atau, dia menyebutkan, beberapa universitas yang mengembangkan riset stem cell juga memiliki teknik yang sama, yakni pelipatgandaan sel dalam sistem tertutup, hanya beda spesifikasinya.

Marhaen adalah pemilik gelar master bidang biomedik dari Universitas Indonesia lanjut mendalami stem cell di Jepang. Tapi, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini justru mengenal mesin Quantum saat menjadi peneliti di Universiti Kebangsaan Malaysia. Saat itu 2009-2014 mesin masih dalam pengembangan.

“Kalau sistem terbuka itu perbanyakan atau kultur sel dilakukan manual per cawan,” katanya memulai penjelasannya.

Advertising
Advertising

Mesin Quantum, dituturkannya, menawarkan teknik kultur atau perbanyakan sel punca secara tertutup. “Kita tidak campur-campur lagi (di cawan), tinggal masukkan stem cell dalam mesin, dikasih medium, tak sampai 24 jam didapat hasil perbanyakan yang setara lewat teknik konvensioal selama 1-3 minggu.”

Semua hasil dari mesin diklaim terukur dan tidak perlu dihitung ataupun dipilah-pilah stem cell yang mati secara manual. Sistem tertutup yang otomatis juga disebutnya lebih menjamin sterilitas dan kualitas hasil perbanyakan sel. Adapun parameter seperti viabilitas bisa dipantau via panel yang ada.

Marhaen menekankan bahwa fungsi perbanyakan sel sangat penting dalam terapi stem cell. “Karena satu kali suntik itu kan bisa sampai 20-60 juta stem cell,” kata pengajar di Unhas yang kini juga menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa ini.

Anggota Komite Pengembangan Sell Punca dan Sel Kemenkes RI, Marhaen Hardjo, yang juga konsultan di Celltech Stem Cell Centre Laboratory & Banking. TEMPO/Wuragil

Adapun alat di laboratorium Celltech itu yakinkannya baru pertama di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. “Alat ini dari Amerika dan Indonesia beruntung karena Celltech mengenalnya secara awal setelah mesin mendapatkan izin penggunaan dari FDA.”

Marhaen menuturkan, manfaat suntik stem cell kini terentang untuk regenerasi sel, baik untuk terapi, estetik, maupun kosmetik. Satu contoh figur terkenal pemetik manfaat dari terapi itu disebutkannya adalah mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

“Selnya bisa muda lagi, dan dia buktikan umur 90-an bukan hambatan untuk jadi pemimpin sebuah negara,” kata eks peneliti di Pusat Terapi Sel di Universiti Kebangsaan Malaysia dengan keahlian mengembangkan stem cell yang bisa gantikan sel organ hati itu.

Baca juga: Waduh, Antibodi Alami Covid-19 Hanya Bertahan 3-8 Bulan


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

3 jam lalu

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

Polisi menyimpulkan sementara Brigadir RA tewas karena bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

3 jam lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

4 jam lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

1 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

1 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

1 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

2 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

2 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

4 hari lalu

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

Dua helikopter Malaysia bertabrakan saat sedang latihan untuk perayaan Hari Angkatan Laut.

Baca Selengkapnya