Lembaga Riset Siber: Data Personel Polri Dijual Bebas di Forum Internet

Sabtu, 20 November 2021 07:31 WIB

Personel Brimob berjaga di sekitar gedung Markas Besar Polri di Jalan Trunojoyo seusai penembakan yang diduga terkait aksi teror yang terjadi di dalam kompleks Mabes Polri, Jakarta Rabu, 31 Maret 2021. Seorang terduga teroris tewas dalam insiden baku tembak di halaman Mabes Polri. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Semarang - Akun Twitter yang mengungkap pembobolan data Polri dan mengunggah sampel datanya pada Rabu lalu adalah akun yang sama dengan peretas web Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bulan lalu. Akun diketahui bernama @son1x777 dan dalam peretasan data Polri mengaku bertindak individual dari Brasil.

“Kali ini giliran data personel Polri yang bocor,” kata Ketua Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC, Pratama Persadha, seperti dikutip dari ANTARA, Kamis 18 November 2021.

Bagi Polri, Pratama menuturkan, ini bukanlah serangan pertama yang berhasil membobol datanya. Dia mengungkapkan kalau Polri telah berkali-kali diretas, mulai dari diubah tampilannya (deface), diretas untuk situs judi online, hingga peretasan pencurian data personelnya.

Bahkan, menurut Pratama, sampai sekarang basisdata personel Polri itu masih dijual di forum internet RaidForum dengan bebas oleh pelaku yang mempunyai nama akun "Stars12n". Pada forum tersebut juga diberikan sampel data untuk bisa di-download dengan gratis.

Itu mirip dengan yang terbaru terjadi dengan akun @son1x777. Di unggahannya juga diberikan tautan untuk unduh sampel hasil data yang dicuri yang diduga berisi database personel Polri. Dua tautan punya ukuran dan isi yang sama, yakni 10,27 megabita dengan nama file polrileak.txt dan polri.sql.

Advertising
Advertising

Dari file tersebut, berisi banyak informasi penting dari data pribadi personel kepolisian, misalnya nama, NRP, pangkat, tempat dan tanggal lahir, satuan kerja, jabatan, alamat, agama, golongan darah, suku, email, bahkan nomor telepon. "Ini jelas berbahaya," kata Pratama yang pernah sebagai pejabat Lembaga Sandi Negara yang kini menjadi BSSN.

Disebutkan pula terdapat kolom data rehab putusan, rehab putusan sidang, jenis pelanggaran (termasuk kronologi pelanggaran dan juga nama korban yang terlibat), rehab keterangan, id propam, hukuman_selesai, tanggal pembinaan dan penyuluhan selesai. Kemungkinan data yang bocor ini merupakan data dari pelanggaran yang dilakukan oleh personel Polri.

Ia menyarankan agar Polri belajar dari berbagai kasus peretasan yang pernah menimpa institusinya supaya bisa lebih meningkatkan security awareness dan memperkuat sistemnya. "Rendahnya awareness mengenai keamanan siber merupakan salah satu penyebab mengapa banyak situs pemerintah yang jadi korban peretasan," kata Pratama.

Dari Markas Besar Polri, tak banyak keterangan yang diberikan. Kepala Divisi Humas, Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo, hanya mengatakan kalau Direktorat Siber di Bareskrim sedang mendalami peretasan itu. “Isu lain saja,” katanya saat ditanya kembali dalam konferensi pers kinerja Polri menangani sejumlah kasus sepanjang tahun ini pada Jumat, 19 November 2021.

Pada Jumat pula, desakan kepada Polri untuk melakukan investigasi secara serius bertambah. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) menyebut investigasi secara tuntas dan akuntabel tidak hanya penting bagi Polri, tetapi juga untuk memastikan pemenuhan hak-hak subjek data, termasuk di dalamnya hak pemulihan yang efektif.

Menurut lembaga tersebut, “Investigasi bertujuan untuk mengetahui penyebab kebocoran, besaran kebocoran, dampak risiko kebocoran, dan langkah mitigasi yang harus dilakukan, termasuk perbaikan sistem untuk mencegah kebocoran serupa,” kata ELSAM melalui siaran pers.

Selain itu, ELSAM juga mendesak kehadiran UU Pelindungan Data Pribadi yang komprehensif sehingga dapat meminimalisir berulangnya insiden kebocoran data pribadi. Terutama belajar dari kasus kebocoran data yang melibatkan institusi Polri ini. “Yang mencakup tidak hanya data sensitif, tetapi juga data terkait penegakan hukum, UU PDP juga perlu secara baik mengatur tingkat pelindungan (gravity of protection) terhadap setiap jenis data pribadi.”

Baca juga:
Belajar dari Pembobolan Data Polri, Ini Saran Pakar Keamanan Siber

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

11 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

12 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

1 hari lalu

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya