Dosen dan Mahasiswa ITB Mengajar Tanam Kangkung di Pulau Maratua

Sabtu, 20 November 2021 17:54 WIB

Kangkung (wikipedia)

TEMPO.CO, Jakarta - Tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menempuh jarak sekitar 1.500 kilometer dari Bandung untuk mengajarkan sebagian warga di Pulau Maratua, Kalimantan Timur, menanam sayur. Upaya kemandirian pangan wilayah itu ditantang oleh kondisi daratan karst dan keterbatasan air tanah. Rintisan pertanian tanpa lahan itu dimulai dari Kampung Payung-payung pada Oktober 2021.

Bekerja sama dengan pemerintahan setempat, tim dosen dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB yaitu Aos, Agus Dana Permana, Mia Rosmiati, dan seorang mahasiswanya, mengajarkan bertani sayur menggunakan polybag. Metode itu dinilai paling sesuai dengan kondisi tempat dan pengetahuan warga. “Kebutuhan akan sayuran tinggi, potensinya sekarang tergantung dari luar pulau yaitu Berau,” kata ketua tim Aos, Jumat 19 November 2021.

Menurutnya, Pulau Maratua merupakan lokasi tujuan wisata bahari. Sayuran yang didatangkan itu untuk konsumsi warga maupun turis. “Di sana seikat kangkung harganya Rp 15 ribu,” ujar Mia Rosmiati, anggota tim. Selain bibit kangkung, tim ikut membawa bibit sawi hijau, dan sayuran lain, termasuk aneka tanaman bumbu dapur serta buah pepaya.

Bibit yang ditanam di polybag itu awalnya ditempatkan di demplot kemudian disebar ke pekarangan 20 warga peserta. Untuk mengisi polybag itu, warga mengumpulkan tanah dari berbagai tempat. Di pulau karst itu, lapisan topsoil tergolong jarang. Sebaran lokasi tanah tidak merata dan kedalamannya pun dangkal.

Adapun jenis tanaman yang dipilih tergolong hemat air, minimal sehari disiram dua kali. “Di pulau karst, air dan tanah itu mahal,” kata Aos.

Advertising
Advertising

Nutrisi untuk tanamannya menggunakan pupuk organik buatan sendiri dari limbah alam di hutan. Hasilnya, sayuran seperti kangkung dan sawi hijau bisa panen lebih cepat yaitu sekitar 4 pekan.

Rintisan pertanian tanpa lahan dikenalkan tim dosen dan mahasiswa ITB kepada warga di Pulau Maratua, Kalimantan Timur, Oktober 2021. Selama ini, kebutuhan sayuran untuk warga dan turis didatangkan dari luar pulau itu. (FOTO/Dok.Tim ITB)

Kini setelah tim kembali ke Bandung, interaksi dan bimbingan pertanian terus berlanjut lewat sambungan telekomunikasi. “Pada periode berikutnya akan kita tingkatkan ke hidroponik,” ujar Aos.

Metode pertanian yang dimaksud membutuhkan listrik untuk mengalirkan nutrisi lewat pompa secara menerus. Masalahnya, pasokan listrik di Pulau Maratua belum penuh. Dari pagi hingga sore nihil setrum. “Jam 6 sore baru nyala sampai jam 6 pagi mati lagi,” kata Aos. Kabarnya baru tahun depan listrik bisa mengalir sepanjang hari.

Baca juga:
Hadapi Bajak Laut, Kapal Perang Rusia juga Gunakan Strobe Weapon

Berita terkait

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

2 jam lalu

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

10 jam lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

2 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

4 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

5 hari lalu

Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

6 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

7 hari lalu

Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

BMKG Balikpapan masih mendeteksi 107 titik panas di area Kalimantan Timur hingga 19 April lalu. Jumlahnya menurun namun tetap harus diantisipasi.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

8 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

9 hari lalu

ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar bursa kerja selama dua hari 19-20 April 2024 di gedung Sasana Budaya Ganesha.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

10 hari lalu

Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

PVMBG secara cepat menaikkan status Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya