Studi: Remaja AS Anggap Anak Perempuan Tak Tertarik Ilmu Komputer dan Teknik

Selasa, 23 November 2021 20:16 WIB

Matthew Triska (tengah), membantu temannya Alex Fester, membangun sebuah kode menggunakan iPad di Toko Apple, Stanford, California (11/12). Apple berpartisipasi dalam ilmu komputer bersama dengan code.org untuk mengajar anak-anak dasar-dasar coding. AP/Marcio Jose Sanchez

TEMPO.CO, Jakarta - Studi baru dari University of Houston dan University of Washington, Amerika Serikat, mengeksplorasi keyakinan berbasis gender yang dimiliki anak-anak dan remaja tentang minat di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Studi itu menunjukkan mayoritas anak-anak percaya bahwa anak perempuan kurang tertarik dibandingkan anak laki-laki dalam ilmu komputer dan teknik.

Penulis utama studi dan asisten profesor Ilmu Psikologi, Kesehatan dan Pembelajaran di University of Houston, Allison Master, mengatakan stereotipe minat gender bahwa STEM adalah untuk anak laki-laki dimulai di sekolah dasar. Dan pada saat mereka mencapai sekolah menengah, banyak anak perempuan telah membuat keputusan untuk tidak mengejar gelar dalam ilmu komputer dan teknik.

“Karena mereka merasa tidak pantas," ujar dia yang penelitiannya diterbitkan di Prosiding National Academy of Sciences (PNAS), pada Senin, 22 November 2021.

Studi melibatkan empat studi berbeda—campuran survei dan eksperimen yang dirancang untuk menangkap keyakinan dari sampel anak-anak dan remaja yang beragam secara ras di kelas 1-12. Para peneliti ingin fokus pada minat, berdasarkan studi stereotip sebelumnya tentang kemampuan, mempelajari bagaimana stereotip berbasis gender tentang siapa yang menyukai—bukan hanya siapa yang pandai—ilmu komputer dan teknik dapat mempengaruhi rasa memiliki dan kemauan anak untuk berpartisipasi.

“Informasi tersebut dapat mempengaruhi motivasi anak muda dalam jangka panjang, dan dapat menghalangi mereka untuk mencoba suatu kegiatan atau mengikuti kelas,” peneliti menunjukkan.

Advertising
Advertising

Dalam dua studi pertama, para peneliti mensurvei lebih dari 2.200 anak-anak dan remaja untuk mengukur keyakinan tentang ilmu komputer dan teknik. Survei menggunakan istilah dan frasa yang akrab dengan siswa di sekolah, seperti ‘pengkodean komputer’ untuk ilmu komputer atau, ‘merancang dan membuat struktur besar seperti jalan dan jembatan’ untuk teknik.

Para peneliti menemukan bahwa lebih dari setengah (51 persen) anak-anak percaya bahwa anak perempuan kurang tertarik dibandingkan anak laki-laki dalam ilmu komputer, dan hampir dua pertiga (63 persen) mengatakan anak perempuan kurang tertarik pada teknik. Sebagai perbandingan, 14 persen anak-anak mengatakan anak perempuan lebih tertarik daripada anak laki-laki dalam ilmu komputer, dan 9 persen mengatakan anak perempuan lebih tertarik pada teknik.

Studi laboratorium selanjutnya memberikan sampel anak-anak yang lebih kecil pada dua kegiatan yang berbeda untuk dipilih. Hasilnya menunjukkan bahwa anak perempuan secara signifikan kurang tertarik pada kegiatan ilmu komputer ketika mereka diberitahu bahwa anak laki-laki lebih tertarik daripada anak perempuan (35 persen anak perempuan memilih kegiatan tersebut), daripada yang mereka diberitahu bahwa anak laki-laki dan perempuan sama-sama tertarik (65 persen anak perempuan memilih kegiatan itu).

“Sementara survei menunjukkan meluasnya stereotip berbasis gender seputar minat dalam ilmu komputer dan teknik, eksperimen yang dirancang menunjukkan bagaimana stereotip dapat mempengaruhi rasa memiliki, yang dapat mempengaruhi motivasi,” kata rekan penulis Andrew Meltzoff, yang juga seorang profesor psikologi dari University of Washington.

Menurut Meltzoff, survei besar memberi tahu bahwa anak-anak telah menyerap stereotip budaya bahwa anak perempuan kurang tertarik pada ilmu komputer dan teknik. Dalam eksperimennya, dia memusatkan perhatian pada mekanisme kausal dan konsekuensi stereotip dan menemukan bahwa pelabelan suatu kegiatan dengan cara yang stereotipe mempengaruhi minat anak-anak di dalamnya.

“Kehadiran stereotip belaka mempengaruhi anak-anak dengan cara yang dramatis. Stereotipe ini membawa efek buruk pada anak-anak dan remaja,” tutur Meltzoff yang juga menjabat sebagai direktur di Institute for Learning & Brain Sciences.

Profesor psikologi lain dari University of Washington, Sapna Cheryan, melanjutkan bahwa hasil penelitian itu cukup penting, karena jika lebih sedikit anak perempuan yang merasa memilikinya, maka lebih sedikit yang mungkin mengejar ilmu komputer atau teknik melalui sekolah dan seterusnya. Itu dapat menyebabkan disparitas gender di bidang STEM, bahkan memperburuk kesenjangan upah.

"Kesenjangan gender saat ini dalam karir ilmu komputer dan teknik meresahkan, karena karir ini menguntungkan, status tinggi, dan mempengaruhi begitu banyak aspek kehidupan kita sehari-hari,” ujar Cheryan.

Pada tahun 2019, Biro Statistik Amerika mengungkapkan bahwa wanita kurang terwakili dalam beberapa karir STEM yang populer dan menguntungkan. Datanya menunjukkan bahwa hanya ada sekitar 25 persen ilmuwan komputer dan 15 persen insinyur adalah wanita.

Kelangkaan gender dan keragaman ras di bidang ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa banyak produk dan layanan memiliki konsekuensi negatif bagi perempuan dan orang kulit berwarna. “Guru dan orang tua dapat membantu melawan stereotip dengan menawarkan kegiatan ilmu komputer dan teknik berkualitas tinggi di awal sekolah dasar,” tertulis dalam studi, termasuk mendorong partisipasi anak perempuan.

PHYS | PNAS

Baca:
Studi: Video Game Aksi Bikin Pemainnya Lebih Baik dalam Tugas Visual dan Memori

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

2 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

3 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

7 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

16 jam lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

18 jam lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

18 jam lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

18 jam lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

20 jam lalu

Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

Kemampuan sistem AI ini dapat melakukan hal-hal seperti membodohi pemain game online atau melewati captcha.

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

21 jam lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

22 jam lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya