Pakar: Pengamatan Visual Gunung Semeru Memiliki Keterbatasan, Perlu Metode Lain

Kamis, 9 Desember 2021 17:48 WIB

Gunung Semeru memuntahkan abu vulkanik, terlihat dari Kabupaten Candipuro di Lumajang, Jawa Timur, 9 Desember 2021. Tim gabungan masih terus mencari korban hempasan awan panas Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pakar Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Haryo Edi Wibowo menilai pengamatan aktivitas Gunung Semeru saat ini masih perlu dilalukan lebih holistik untuk membaca berbagai gejala yang berpotensi terjadi.

"Pengamatan aktivitas gunung api di Gunung Semeru saat ini baru menggunakan dua metode, yaitu seismik dan pengamatan visual," kata Haryo, Kamis, 9 Desember 2021.

Menurutnya, pengamatan seismik dan visual itu perlu dikombinasikan dengan sejumlah metode pengamatan lainnya, seperti deformasi dan geokimia gas. Hal ini disebabkan kehadiran tubuh lava di area puncak juga memerlukan pengamatan morfologi, photogrammetry ataupun UAV DTM, untuk identifikasi laju pertumbuhan dan tingkat kestabilan tubuh lava tersebut.

"Pengamatan visual memiliki keterbatasan pada faktor cuaca yang sangat berpengaruh terhadap jarak dan kejelasan pandang sehingga perlu dikombinasi dengan pengamatan kamera termal,” kata Haryo.

Adapun pengamatan seismik berperan vital dalam pemantauan aktivitas gunung api, umumnya terkait deteksi pergerakan magma ke permukaan, letusan, guguran lava, dan aliran awan panas dan lahar.

Advertising
Advertising

Haryo mengatakan Gunung Semeru merupakan gunung api strato tertinggi di Pulau Jawa. Pusat erupsi dari gunung api ini adalah kawah Jonggring Seloko yang terletak di tengah struktur kawah besar yang membuka ke arah tenggara dan merupakan hulu dari Sungai Curahlengkong, Besuk Kobokan, Sumbersari, Besuk Kembar, Besuk Bang, Besuk Sarat.

“Gunung Semeru memiliki karakteristik letusan eksplosif dengan tinggi kolom erupsi kurang dari 1 kilometer yang terjadi setiap harinya," ujarnya. Kolom erupsi yang rendah ini menyebabkan material hasil erupsi yang berupa endapan jatuhan piroklastik banyak terendapkan di sekitar area puncak gunung api.

Selain itu, aktivitas Gunung Semeru juga ditandai oleh munculnya kubah lava dan lava aliran. Guguran dari lava di area puncak ini akan menghasilkan aliran piroklastik atau awan panas yang bergerak menuruni lereng hingga mencapai jarak 11 km.

Hujan dengan intensitas tinggi pada area puncak Gunung Semeru, terang Haryo, akan membawa endapan lepas dari jatuhan piroklastik. Aliran piroklastik ini bergerak menuruni lereng dan dikenal sebagai lahar, yang akan mengalir melalui sungai-sungai di lereng tenggara yang berhulu di area puncak Gunung Semeru.

Pakar Geologi UGM lainnya, Agung Harijoko, menyebut saat ini di area kawah Jonggring Seloko terdapat aliran lava yang muncul sejak Agustus 2020 dengan morfologi punggungan yang memanjang sejauh 1-2 km menuruni lereng ke arah tenggara.

Sepanjang tahun 2021, lava ini telah mengalami guguran beberapa kali pada bulan Agustus, Mei, Februari, dan Januari. Endapan guguran lava dapat mencapai jarak 4,5 km dari puncak. “Lava andesit umumnya memiliki kisaran suhu 800 derajat Celcius sedangkan guguran dari lava ini umumnya memiliki suhu berkisar 300-400 derajat Celcius,” paparnya.

Pada tanggal 4 Desember 2021 pukul 15.20, data PVMBG menunjukkan adanya aliran lahar yang terbentuk oleh tingginya intensitas hujan di area puncak Gunung Semeru, yang kemudian disusul oleh adanya guguran lava bertemperatur tinggi yang bergerak menuruni lereng dengan kecepatan tinggi.

Kontak antara guguran lava bertemperatur tinggi dengan tubuh air pada aliran lahar menghasilkan proses thermal shock yang menyebabkan terjadinya erupsi sekunder di lereng Gunung Semeru. Proses erupsi ini menghasilkan kolom abu setinggi 15 km dengan temperatur yang relatif rendah.

Abu vulkanik bergerak ke arah barat daya. Campuran material awan panas guguran dan lahar tersebut terus bergerak menuruni lereng tenggara melalui Sungai Besuk Kobokan dan menutup Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.

Baca:
Terjadinya Erupsi Gunung Semeru Menurut Ahli Vulkanologi UGM dan ITB

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Sebulan Jelang Idul Adha, Halal Center UGM Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban

3 jam lalu

Sebulan Jelang Idul Adha, Halal Center UGM Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban

Pakar dari Halal Center UGM mengingatkan langkah pengolahan dan penyimpanan daging kurban Idul Adha yang benar, untuk menghindari potensi penyakit.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

Kekhawatiran BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengenai lonjakan UKT menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno Berita Terkini, Selasa, 14 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

1 hari lalu

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

Badan Geologi memperluas cakupan wilayah terdampak erupsi Gunung api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

VONA Merah, Peringatan dari Badan Geologi Ketka Tinggi Abu Gunung Ibu Tembus 5 Kilometer

1 hari lalu

VONA Merah, Peringatan dari Badan Geologi Ketka Tinggi Abu Gunung Ibu Tembus 5 Kilometer

Badan Geologi melaporkan letusan Gunung Ibu pada Senin, 13 Mei 2024, pukul 09.12 WIT, dengan tinggi kolom abu menembus 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Ketua BEM KM UGM: 65 Persen Program Studi di UGM Mengalami Kenaikan UKT

2 hari lalu

Ketua BEM KM UGM: 65 Persen Program Studi di UGM Mengalami Kenaikan UKT

Sebanyak 65 persen program studi di sejumlah fakultas di UGM mengalami kenaikan besaran uang kuliah tunggal atau UKT.

Baca Selengkapnya

Definisi PTNBH, Gempa di Balik Banjir Sumbar, dan Daftar Game Mei 2024 Mengisi Top 3 Tekno Terkini

2 hari lalu

Definisi PTNBH, Gempa di Balik Banjir Sumbar, dan Daftar Game Mei 2024 Mengisi Top 3 Tekno Terkini

Konsep kelola PTNBH menjadi artikel terpopuler dalam Top 3 Tekno Berita Terkini, Senin, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Fakultas Biologi UGM Buka Prodi Kurator Keanekaragaman Hayati Pertama di Asia

2 hari lalu

Fakultas Biologi UGM Buka Prodi Kurator Keanekaragaman Hayati Pertama di Asia

UGM menyediakan prodi Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati. Studi yang sudah ada di Cambridge University intu belum ada di kampus seantero Asia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

2 hari lalu

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

Kebijakan sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum dalam menaikkan biaya UKT memicu aksi protes mahasiswa. Apa itu PTNBH?

Baca Selengkapnya

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

2 hari lalu

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

Polemik kenaikan UKT menuai respons dari berbagai pihak. Wakil Ketua Komisi X DPR menyebut kebaikan tersebut tidak logis dan tidak relevan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM, Unsoed, Unri, USU, dan UIN Jakarta Kritisi Soal Kenaikan UKT

2 hari lalu

Mahasiswa UGM, Unsoed, Unri, USU, dan UIN Jakarta Kritisi Soal Kenaikan UKT

Mengapa mahasiswa UGM, Unsoed, Unri, USU, dan UIN Jakarta mengkritisi uang kuliah tunggal atau UKT?

Baca Selengkapnya