Awan Panas Dahsyat Semeru, Pakar Peringatkan Potensi Letusan di Aliran Sungai

Minggu, 12 Desember 2021 06:41 WIB

Tim SAR gabungan melakukan proses pencarian korban di jalur material guguran awan panas Gunung Semeru di Curah Koboan, Pronojiwo, Jawa Timur, Rabu, 8 Desember 2021. ANTARA FOTO/Umarul Faruq

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Andiani mengingatkan ancaman fenomena secondary explosion di Gunung Semeru. Potensi ledakan yang dimaksud bukan letusan dari kawah, tapi dari endapan awan panas guguran di badan sungai, pasca-erupsi 4 Desember 2021.

Dia menerangkan, secondary explosion dihasilkan dari awan panas yang terendapkan di sungai dan mengalami kontak dengan air hujan. "Sehingga terjadi perubahan fasa air menjadi uap yang bertekanan cukup tinggi sehingga memunculkan letusan di sepanjang aliran sungai,” kata Andiani dalam konferensi pers daring, Sabtu 11 Desember 2021.

Menurutnya, butuh waktu relatif lama untuk endapan awan panas guguran menjadi dingin. Semakin tebal endapannya, proses pendinginan akan semakin lama daripada yang ada di permukaan. Beberapa pengalaman fenomena sejenis disebutkannya bisa makan waktu sampai tiga bulan. "Tapi ini bukan patokan karena ini pengalaman beberapa teman," katanya.

Andiani menuturkan, erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember lalu menghasilkan awan panas guguran yang mengarah ke lereng tenggara dari kawah memasuki aliran Besuk Kobokan. “Awan panas guguran ini diawali sebelumnya dengan banjir yang kemudian berubah menjadi lahar,” kata dia.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tim PVMBG, Badan Geologi, jarak luncuran awan panas guguran pada hari itu mencapai 11 kilometer. Banjir lahar melanda mencapai 16 kilometer dari puncak Gunung Semeru pada alur sungai Besuk Kobokan, dan meluber karena material yang telah penuh mengisi alur sungai itu.

Advertising
Advertising

Andiani juga menegaskan bahwa Gunung Semeru masih menampilkan semua karakteristik erupsinya pada 4 Desember lalu. Ada lima tipikal erupsinya. Pertama adanya pertumbuhan kubah lava di kawah puncak. Lalu adanya letusan eksplosif berupa material abu hingga kerikil.

Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban di area aliran awan panas guguran Gunung Semeru di Curah Koboan, Lumajang, Jawa Timur, Jumat 10 Desember 2021. Pencarian korban guguran awan panas Gunung Semeru difokuskan di sejumlah titik diantaranya Curah Koboan dan Geladak Perak. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Ketiga, adanya aliran lava dari kawah puncak biasanya disebut bentukannya lidah lava. Empat, adanya guguran lava pijar dari kubah lava di kawah puncak. Dan lima, awan panas guguran dari ujung aliran lava.

“Inilah yang merupakan karakteristik erupsi Gunung Semeru, dan 4 Desember kemarin kelima jenis yang saya sebutkan itu ada semua di sana. Ke depannya akan seperti itu,” kata Andiani.

Baca juga:
Erupsi Semeru, Para Ahli tak Sangka Awan Panas Sangat Besar


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Alasan PVMBG Tetap Memasang Status Siaga Meski Erupsi Gunung Marapi Mereda

4 jam lalu

Alasan PVMBG Tetap Memasang Status Siaga Meski Erupsi Gunung Marapi Mereda

PVMBG terus mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Marapi, tetap waspada terhadap bahaya erupsi dan banjir lahar dingin.

Baca Selengkapnya

Danau Kawah Gunung Dempo Berubah Warna Setelah Gempa Tremor Meningkat

5 jam lalu

Danau Kawah Gunung Dempo Berubah Warna Setelah Gempa Tremor Meningkat

Air danau kawah Gunung Dempo di Sumatera Selatan teramati berubah warna dari hijau tosca menjadi abu-abu. Masyarakat sekitar diminta tetap tenang.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Catat Dua Erupsi Kecil di Gunung Ruang

20 jam lalu

Badan Geologi Catat Dua Erupsi Kecil di Gunung Ruang

Badan Geologi mencatat dua letusan kecil di Gunung Ruang, Rabu 8 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

6 hari lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

7 hari lalu

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

Sebanyak dua desa di Gunung Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, bakal dikosongkan.

Baca Selengkapnya

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

9 hari lalu

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

Erupsi Gunung Ruang kembali menyebabkan alat pemantau gunung api rusak. Badan Geologi memanfaatkan pemantauan dengan alat di stasiun sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

9 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

Batu-batuan material erupsi Gunung Ruang mencapai daerah yang cukup jauh radiusnya.

Baca Selengkapnya

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

9 hari lalu

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

Gunung Ruang kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari atas puncak.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

9 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

9 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya