Edisi Akhir Tahun Tempo: Para Pejuang Vaksin di Laboratorium

Reporter

TEMPO

Senin, 27 Desember 2021 01:22 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

Lucia Rizka Andalusia

Sebagai direktur registrasi obat dan kemudian direktur standardisasi obat di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ia mendapat tugas menjadi inspektur pelaksanaan uji klinis CoronaVac, vaksin Covid-19 bikinan Sinovac Biotech, perusahaan biofarma Cina. Pengadaan vaksinnya ditangani PT Bio Farma dan uji klinisnya digelar tim riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.

Dengan angka kasus infeksi yang terus bertambah, pemerintah ingin proses uji klinis dipercepat. Saat pengujian dimulai pada 11 Agustus 2020, jumlah infeksi di Indonesia sudah menembus 37 ribu dengan lebih dari 5.000 kematian.Uji klinis ditargetkan rampung pada akh ir Desember 2020 agar vaksin bisa dipakai pada Januari 2021.

BPOM juga memperpendek masa pemeriksaan hasil uji klinis, dari 150 hari di masa normal menjadi 20 hari pada saat pandemi. “Tidak ada akhir pekan, tidak ada libur,” kata Lucia dalam wawancara pada Senin, 13 Desember lalu.

BPOM, kata Lucia, juga mencatat hal lain dalam pelaksanaan uji klinis. Salah satunya kendala dalam teknik pemeriksaan antibodi netralisasi. Pemeriksaan ini bertujuan mengecek apakah antibodi yang terbentuk itu untuk SARS-CoV-2 atau tidak.

Kendala lain adalah terbatasnya lembaga yang bisa memeriksa hasil uji klinis, dari tes reaksi berantai polimerase (PCR) hingga antibodi netralisasi tersebut. Juga ada kesulitan dalam mendapatkan reagen, bahan kimia yang dibutuhkan untuk mendeteksi SARS-CoV-2 di sampel.

Sebagai inspektur, Lucia mendapati pula masalah dalam pemasukan data dan keterlambatan pemeriksaan. Relawan biasanya menjalani pemeriksaan kesehatan dulu dan dites PCR sebelum disuntik dengan vaksin Sinovac, yang saat itu didatangkan Bio Farma dari Cina sebanyak 2.400 dosis.

“Kadang ada yang terlewatkan. Ada juga soal salah input data. Soal itu segera dikoreksi. Alhamdulillah, tidak ada yang kritis,” ucapnya.

Pelaksanaan uji klinis akhirnya sesuai dengan rencana. Hasil uji klinis selama tiga bulan itu diserahkan ke PT Bio Farma, yang kemudian menyampaikannya ke BPOM. Kesimpulannya, vaksin tersebut aman dengan tingkat efikasi 65,3 persen.

Lucia Rizka Andalusia di kantor BPOM, Jakarta. Dokumentasi Pribadi

Meski tergolong kecil, angka itu masih di atas ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu minimal 50 persen. BPOM lantas menyetujui penggunaan vaksin itu dalam kondisi darurat pada 11 Januari 2021. Suntikan pertama vaksin Sinovac diberikan pada 13 Januari 2021 kepada Presiden Jokowi.

Berita terkait

Ketua Umum PWI Kenang Salim Said Sebagai Tokoh Pers yang Serbabisa

15 jam lalu

Ketua Umum PWI Kenang Salim Said Sebagai Tokoh Pers yang Serbabisa

Hendry menyebut almarhum Salim Said menunjukkan bahwa wartawan dapat menjadi apa saja untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.

Baca Selengkapnya

Unair Buka Empat Jalur Mandiri, Peserta Bisa Daftar Lebih dari Satu Jalur

2 hari lalu

Unair Buka Empat Jalur Mandiri, Peserta Bisa Daftar Lebih dari Satu Jalur

Tahun ini Unair menyediakan empat jalur seleksi mandiri.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

4 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

5 hari lalu

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

Deteksi dini pada bayi baru lahir bisa menggunakan alat bernama auditory brainstem response (ABR).

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

8 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

8 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

Perusahaan farmasi AstraZeneca akui ada efek samping langka, yaitu Trombositopenia.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

9 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

11 hari lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

11 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi soal rencana Presiden terpilih Prabowo membentuk kabinet gemuk.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Farmasi Unair Raih Juara Pertama Kompetisi Internasional Se-Asia Pasifik

12 hari lalu

Mahasiswa Farmasi Unair Raih Juara Pertama Kompetisi Internasional Se-Asia Pasifik

Keempat mahasiswa Unair itu diumumkan menjadi juara pertama dalam kompetisi Industrial Skills Event (ISE).

Baca Selengkapnya