Penularan Omicron Tergolong Transmisi Lokal, Peneliti: 3T Harus Diperkuat

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Senin, 10 Januari 2022 16:50 WIB

Varian baru Omicron diteliti memiliki tingkat penularan sangat cepat dan sulit diredam penularannya.

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti di Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amin Soebandrio mengatakan dengan penularan varian Omicron yang sudah tergolong transmisi lokal, maka 3T (pengujian, pelacakan kontak, pengobatan) harus semakin diperkuat karena orang yang terinfeksi Omicron bisa tanpa gejala atau hanya bergejala ringan.

"Kita ketahui standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) kalau ada satu kasus maka yang harus dilacak itu sekitar 30-an orang, mungkin itu belum sampai ke sana, tapi sudah cukup banyak yang dilakukan untuk tracing itu," kata Amin kepada ANTARA di Jakarta, Senin, 10 Januari 2022.

Di samping itu, kata mantan Kepala Lembaga Eijkman itu, penularan varian Omicron lebih tinggi dibanding varian Delta. Varian Omicron menyebabkan risiko transmisi Covid-19 dalam rumah tangga lebih tinggi dibandingkan Delta. Satu kasus infeksi Delta saja dapat menular kepada 6-8 orang.

Omicron juga mampu menyebabkan infeksi ulangan pada orang yang sudah terinfeksi Covid-19. Untuk itu, peningkatan pelacakan kontak di tengah masyarakat harus terus dilakukan dalam rangka memutus rantai penularan Covid-19.

Amin mengatakan di Indonesia saat ini kemampuan pelacakan kontak sangat bervariasi kasus per kasus, namun belum sampai pada standar yang ditetapkan WHO yakni 30-an orang dilacak per satu kasus infeksi Covid-19.

Advertising
Advertising

Meski begitu, menurut dia, pemerintah sudah mengupayakan peningkatan kapasitas pelacakan kontak dan pengujian di Tanah Air semakin membaik dari waktu ke waktu.

"Saat ini terkait dengan Omicron upaya pemerintah (untuk pelacakan kontak) sudah jauh lebih baik dibanding masa-masa sebelumnya," ujar Amin.

Selama pandemi Covid-19 masih berlangsung, kapasitas pelacakan kontak dan pengujian harus semakin ditingkatkan karena berperan penting dalam membantu menemukan kasus sehingga bisa memutus rantai penularan Covid-19.

Ketika kasus infeksi Covid-19 ditemukan di tengah masyarakat, maka dapat segera dilakukan intervensi kesehatan berupa isolasi dan perawatan sehingga dapat mencegah meluasnya penularan kepada orang lain. "Kalau sudah ketahuan siapa kontaknya, nah kontak itu juga harus diperiksa, kalau positif dia diperiksa lagi, jadi berantai," tutur Amin.

ANTARA

Baca:
Temuan Kasus Lokal Pertama, Cina Memulai Perang Melawan Omicron

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

1 jam lalu

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN mengembangkan alat deteksi dini penyakit tanaman teh berbasis pembelajaran mesin.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

1 hari lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

1 hari lalu

Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

Berang-berang semakin sulit ditemukan di Sungai Ciliwung.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

2 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

2 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

2 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

2 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

2 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

3 hari lalu

Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

Kemampuan sistem AI ini dapat melakukan hal-hal seperti membodohi pemain game online atau melewati captcha.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

3 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya