Gunung Api Tonga Meletus Dahsyat Sekali Setiap Seribu Tahun

Rabu, 19 Januari 2022 16:21 WIB

Letusan terjadi di gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di lepas Tonga, 14 Januari 2022. Letusan gunung api bawah laut di kepulauan Tonga menyebabkan tsunami hingga mencapai tiga meter. Tonga Geological Services/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Letusan Gunung Hunga Tonga-Hunga Ha’apai di Tonga, Samudera Pasifik Selatan, pada Sabtu lalu, 15 Januari 2022, adalah yang paling kuat sejak 1100, atau hampir seribu tahun lalu. Dampak dari letusan itu dirasakan luas di Bumi dan kerusakan yang diakibatkannya masih terus dihitung hingga artikel ini dibuat.

Gunung api yang berlokasi sekitar 65 kilometer arah utara Ibu Kota Kerajaan Tonga, Nuku’alofa, tersebut meletus pada pukul 17.10 waktu setempat, atau sekitar tengah hari waktu Indonesia. Citra satelit merekamnya dalam rupa awan jamur raksasa hingga setingi 30 kilometer dan belakangan diketahui menyapu sejauh lebih dari 3000 kilometer ke arah barat, ke Australia.

Hannah Power dari University of Newcastle, Australia, mengatakan kalau alat ukur pasang surut laut di Nuku’alofa merekam gelombang tsunami hingga setinggi 1,19 meter pascaerupsi. Sejumlah video yang diunggah di media sosial menunjukkan gelombang itu menerjang hingga ke permukiman di Tonga.

Tsunami juga mencapai Jepang, memicu peringatan dini evakuasi di negeri itu, serta sampai ke Peru di mana dua orang tenggelam ditelan gelombang di pantai.

Di Tonga, seperti apa dampak kerusakan yan terjadi masih belum jelas karena kabel telepon dan internet bawah laut yang tersambung ke negara kerajaan itu terputus. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan dalam jumpa pers 16 Januari lalu kalau dia menerima laporan perahu-perahu dan batuan besar terdampar di daratan di Nuku’alofa dan merusak bangunan di sana.

Advertising
Advertising

Foto udara menunjukkan kepulan asap dari gunung berapi bawah laut beberapa hari sebelum erupsi di Tonga, 7 Januari 2022. Letusan gunung berapi pada 15 Januari 2022 tersebut membuat tsunami menghantam Tonga dan memicu peringatan tsunami di beberapa negara di kawasan Pasifik Selatan. Planet Labs PBC/via REUTERS

Belum ada kabar dari daerah pantai lainnya. Per saat itu juga belum diterima adanya laporan kematian.

Gunung Hunga Tonga-Hunga Ha’apai berdiri setinggi 1,8 kilometer dengan sebagian besar berada di bawah air. Hanya 100 meter tertingginya yang berada di atas air. Gunung api ini telah mengembuskan debu secara sporadis dan membuat gemuruh dari dalam perutnya sejak 20 Desember.

<!--more-->

Gelombang tekanan karena ledakan yang dibuat gunung api itu pada Sabtu lalu menembus atmosfer dengan kecepatan lebih dari 1000 kilometer per jam. Gelombang terekam menyeberangi Amerika Serikat, Inggris dan Eropa. Bunyi ledakan terdengar sampai dekat Fiji, Selandia Baru, bahkan Alaska yang berjarak lebih dari 9000 kilometer.

Erupsi juga memicu hampir 400 ribu kilatan petir di atas gunung api itu seiring partikel debu dan es atmosferik saling bertabrakan dan membangkitkan muatan listrik.

Sensor-sensor atmosferik mendeteksi sejumlah besar gas sulfur dioksida yang dilepaskan oleh erupsi Hunga Tonga-Hunga Hapa’ai yang dapat menyebabkan hujan asam di Tonga dan Fiji. Hujan asam berdampak kepada tanaman pangan dan air bersih. “Tapi jumlahnya belum setara erupsi besar Gunung Pinatubo di Filipina pada 1991 yang cukup untuk menyebabkan pendinginan global,” kata Shane Cronin dari University of Auckland, Selandia Baru.

Cronin dan timnya pernah berkemah di Gunung Hunga Tonga-Hunga Ha’apai pada 2015 lalu. Saat itu mereka sudah mengamati terumbu karang di sekeliling terangkat, membawa dugaan magma sudah terakumulasi di bawahnya dan memperingatkan letusan hebat bisa sewaktu-waktu terjadi.

Cronin membenarkan gunung api itu sudah batuk-batuk beberapa tahun ini, kemungkinan sebagian dari tekanannya yang terus tumbuh memaksa ke luar dari retakan-retakan di sekeliling kawah gunung itu. “Karena terus menguat, tekanan mencapai puncaknya pada 15 Januari lalu yang menyebabkan bagian tengah gunung itu meledak,” katanya.

Pandangan umum dari penerbangan pengintai P-3K2 Orion Angkatan Bersenjata Selandia Baru menunjukkan abu tebal jatuh di atas Nomuka di Tonga setelah negara kepulauan Pasifik itu dilanda tsunami yang dipicu oleh letusan gunung berapi bawah laut 17 Januari 2022. Angkatan Bersenjata Selandia Baru/Handout melalui REUTERS

Gambar-gambar dari satelit memperlihatkan puncak gunung itu yang semula berada di atas air laut sudah tak tampak lagi. “Anda tidak akan bisa lagi berkemah di sana sekarang,” kata Cronin.

Saat ini, aktivitas erupsi gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai masih tercatat terus terjadi meski lemah dan Cronin mengatakan tidak akan terkejut kalau masih akan ada beberapa erupsi susulan dalam beberapa pekan mendatang. “Meski begitu sepertinya tidak akan sekuat letusan yang pertama,” katanya.

NEW SCIENTIST


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Gunung Ibu Kembali Erupsi, Warga di Tujuh Desa Dievakuasi

59 menit lalu

Gunung Ibu Kembali Erupsi, Warga di Tujuh Desa Dievakuasi

Warga yang tinggal di tujuh desa dievakuasi setelah Gunung Ibu dua kali meletus pada Sabtu, 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ibu dan Gunung Semeru Bersautan, Begini Rincian Daerah Berbahaya Rekomendasi Badan Geologi

10 jam lalu

Erupsi Gunung Ibu dan Gunung Semeru Bersautan, Begini Rincian Daerah Berbahaya Rekomendasi Badan Geologi

Dalam semalam, Gunung Ibu dan Gunung Semeru bergantian mengalami erupsi. Badan Geologi, melalui PVBMG, merekomendasikan penetapan daerah berbahaya.

Baca Selengkapnya

Rentetan Erupsi Gunung Semeru Hari Ini: Kolom Abu Sampai 800 Meter, Awan Panas 3 Kilometer

11 jam lalu

Rentetan Erupsi Gunung Semeru Hari Ini: Kolom Abu Sampai 800 Meter, Awan Panas 3 Kilometer

Gunung Semeru dilaporkan erupsi sepanjang Sabtu, 18 Mei 2024. Status masih Siaga.

Baca Selengkapnya

Gunung Semeru Enam Kali Erupsi pada Sabtu Pagi, Masyarakat Diminta Waspada

16 jam lalu

Gunung Semeru Enam Kali Erupsi pada Sabtu Pagi, Masyarakat Diminta Waspada

Erupsi Gunung Semeru pertama terjadi pada pukul 05.06 WIB dengan visual letusan tidak teramati.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ubur-ubur Api yang Mematikan

1 hari lalu

Mengenal Ubur-ubur Api yang Mematikan

Orang yang tersengat ubur-ubur api dapat mengalami rasa terbakar pada kulit, eritema, sesak napas, kejang-kejang, dan gagal jantung.

Baca Selengkapnya

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

2 hari lalu

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

BMKG akan menyemai awan hujan sebelum memasuki wilayah bencana banjir lahar Marapi. Volume endapan erupsi di puncak Marapi masih 1,3 juta meter kubik

Baca Selengkapnya

Gunung Ruang Turun Level, Sebanyak 9.343 Warga Masih Mengungsi

3 hari lalu

Gunung Ruang Turun Level, Sebanyak 9.343 Warga Masih Mengungsi

Terjadi penurunan tingkat aktivitas Gunung Ruang dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).

Baca Selengkapnya

Gunung Ibu Meletus Lagi, Semburan Abu Kelabu Menyundul Ketinggian 5.000 Meter

3 hari lalu

Gunung Ibu Meletus Lagi, Semburan Abu Kelabu Menyundul Ketinggian 5.000 Meter

Gunung Ibu di Maluku Utara kembali erupsi siang ini, pukul 13.54 WIT dengan muntahan kolom abu teramati setinggi 5.000 meter di atas puncak kawah.

Baca Selengkapnya

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

4 hari lalu

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

BPJS Kesehatan memang memiliki aturan tertentu terkait penanganan korban bencana alam. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

5 hari lalu

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

Badan Geologi memperluas cakupan wilayah terdampak erupsi Gunung api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya