TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengerahkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ke Sumatera Barat. Awan-awan hujan akan disemai sebelum memasuki wilayah bencana banjir lahar Gunung Marapi dan banjir bandang yang baru saja terjadi. Sebanyak 15 ton garam sudah disiapkan untuk rencana tersebut.
"Curah hujan masih akan berlangsung sepekan ke depan dengan intensitas sedang sampai sangat lebat maka potensi terjadinya banjir lahar hujan dan banjir bandang masih ada," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui keterangan tertulis, Kamis, 16 Mei 2024.
Berkolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), operasi TMC dijadwalkan terbang pertama pada Kamis siang ini dengan bantuan personel TNI. Operasi TMC merupakan cara modifikasi cuaca dengan menabur zat NaCI di langit menggunakan pesawat dan dianggap paling efektif untuk mengendalikan potensi awan hujan.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, wilayah Sumatera Barat diprakirakan masih akan diguyur hujan intensitas sedang sampai sangat lebat hingga 22 Mei nanti pasca-bencana banjir lahar dan banjir bandang Sabtu malam lalu. "Hal ini tentu harus menjadi perhatian bersama karena berdasarkan data PVMBG endapan hasil erupsi Gunung Marapi masih memiliki volume yang sangat banyak di lereng gunung."
Hasil survei lapangan menunjukkan volume endapan hasil erupsi Gunung Marapi mencapai 1,3 juta meter kubik, dan yang baru turun baru sekitar 300 meter kubik. Adapun lebar endapan lahar diperkirakan mencapai 500-700 meter. Sehingga, hujan dengan intensitas sangat lebat memungkinkan untuk membawa turun material endapan itu lewat banjir lahar ataupun banjir bandang susulan, bahkan yang lebih besar.
Peta jalur lahar Gunung Marapi dan sebaran wilayah terdampak banjir lahar pada Sabtu malam, 12 Mei 2024. BADAN GEOLOGI - PVMBG
Dwikorita menjelaskan, operasi TMC akan berusaha menghalau awan-awan hujan yang saat ini posisinya terpantau di sebelah timur Bukit Barisan. Harapannya, pergerakan awan hujan untuk memasuki kawasan lereng Gunung Marapi yang berpotensi membahayakan kawasan bencana bisa dicegah.
"Kami terus memonitor awan-awan hujan dan memberikan peringatan dini di wilayah yang rawan," ujarnya.
Dwikorita berharap operasi TMC juga akan memudahkan proses pencarian korban yang masih hilang, evakuasi, dan normalisasi lingkungan seperti penguatan lereng sungai dan perbaikan jalan-jalan yang putus.
Banjir lahar hujan dan banjir bandang disertai tanah longsor terjadi di Sumatera Barat pada Sabtu malam lalu, 11 Mei 2024. Beberapa lokasi seperti di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang menjadi wilayah terdampak cukup parah
Pilihan Editor: Masalah UTBK 2024 Gelombang Kedua, dari Listrik Mati sampai Soal Dianulir