Fitur Baru di Aplikasi PeduliLindungi, Telusur Kontak Erat Pakai Bluetooth

Selasa, 1 Maret 2022 12:41 WIB

Seorang warga mengakses aplikasi PeduliLindungi pada gawai miliknya di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 14 Januari 2021. ANTARA/Zabur Karuru.

TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi PeduliLindungi tengah menguji fitur baru bernama Sijejak versi beta. Fitur pelacakan kontak erat Covid-19 memanfaatkan aktivasi bluetooth ini bisa didapatkan di aplikasi versi 4.1.1 yang terbaru untuk pengguna Android dan versi 4.1.15 untuk pengguna iOS.

"Uji coba Sijejak sudah dilakukan secara internal sejak awal Februari sebelum diluncurkan kepada masyarakat," kata Head Digital Transformation Office di Kementerian Kesehatan, Setiaji, pada Senin malam, 28 Februari 2022.

Dia menerangkan, Sijejak diluncurkan untuk membantu pelacakan kontak erat Covid-19 di masyarakat dengan memanfaatkan pertukaran sinyal Bluetooth dari jarak dekat, kurang dari dua meter, secara anonim. Versi beta saat ini akan dimanfaatkan untuk pembaruan dan perbaikan agar fitur dapat berfungsi secara optimal dan user-friendly.

Dalam implementasinya, Setiaji menjelaskan, Sijejak menggunakan SDK Bluetrace yang digunakan oleh aplikasi TraceTogether di Singapura. Selain pertukaran data dibuat anonim, semua data juga terenkripsi dan tidak ada Personally Identifiable Information (PII) yang disimpan. "Sehingga privasi dan keamanan data pengguna terjamin," kata dia.

Sebelum semua itu terlaksana, akses ke perangkat di sekitar (nearby device) diperlukan untuk mengaktifkan Sijejak agar dapat melakukan pertukaran sinyal Bluetooth jarak dekat (<2 meter) tersebut. Ditanyakan apakah aktivasi fitur ini akan bersifat wajib, Setiaji hanya menjawab:

Advertising
Advertising

"Partisipasi masyarakat diperlukan untuk membantu pelacakan kontak erat, sehingga orang-orang yang teridentifikasi sebagai kontak erat bisa mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat karena mereka termasuk kelompok yang berisiko terinfeksi Covid-19."

Cara Kerja Sijejak

Di Aplikasi PeduliLindungi versi terbaru, Sijejak (Bluetooth Tracing) bisa didapati dengan cara klik Akun lalu Preferensi. Pertama-tama, tentu saja, perlu aktivasi Bluetooth untuk bisa menggunakan fitur ini. Selanjutnya Sijejak akan bekerja dengan ilustrasi berikut:

Wisatawan Singapura yang tiba di Pelabuhan Nongsa Pura, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, harus memindai kode unik di aplikasi PeduliLindungi. TEMPO | Yogi Eka Sahputra

1. Katakanlah ada 2 orang yang bernama Adi dan Badu. Apabila Adi dan Badu berdekatan (radius 2 meter) dan masing-masing membawa ponsel dengan aplikasi Peduli Lindungi, maka keduanya akan saling bertukar identitas sementara (temporary ID).

2. ID sementara tersebut akan disimpan di masing-masing ponsel selama maksimal 14 hari sebagai riwayat Contact Tracing Adi dan Badu.

3. Bentuk ID itu adalah hasil enkripsi simetris dari user ID PeduliLindungi dalam bentuk 21 karakter acak yang merupakan implementasi dari skema UUID (Universally Unique Identifier), bukan email ataupun nomor ponsel, bukan juga NIK (nomor KTP). Setiap pengguna PeduliLindungi akan memiliki 100 temporary ID yang akan dirotasi secara periodik dalam proses pertukarannya dan setiap harinya akan diperbarui. Dengan mekanisme tersebut, seorang pengguna akan memiliki ratusan temporary ID sehingga tidak bisa diidentifikasi dengan mudah, meskipun disimpan di belasan atau mungkin puluhan ponsel lain yang sempat berdekatan.

4. Misalkan setelah beberapa hari kemudian Adi dinyatakan positif Covid-19, ia diharuskan untuk mengunggah riwayat Kontak Erat (Contact Tracing) miliknya ke server khusus Sijejak.

5. Data kemudian diproses secara otomatis agar orang-orang yang berada di dalam riwayat kontak erat Adi, yang diantaranya adalah Badu, akan diberitahukan melalui Whatsapp bahwa mereka termasuk sebagai kontak erat dan dipersilakan melakukan karantina dan tes swab untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Baca juga:
Apple Rilis iPhone SE 2022 Pekan Depan Mulai Harga Rp 4,3 Juta?


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Clarke Quay Hadir dengan Wajah Baru Destinasi Hiburan Siang dan Malam di Singapura

1 jam lalu

Clarke Quay Hadir dengan Wajah Baru Destinasi Hiburan Siang dan Malam di Singapura

Clarke Quay selama ini dikenala sebagai kawasan destinasi hiburan malam di Singapura, kin hadir dengan wajah baru

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

20 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

1 hari lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

1 hari lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

2 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya