TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Singapura meluncurkan aplikasi berbasis ponsel yang memungkinkannya mengidentifikasi mereka yang kontak dengan orang yang positif terinfeksi virus corona COVID-19. Aplikasi bernama TraceTogether dikembangkan oleh Dinas Teknologi Pemerintah (GovTech) dan Kementerian Kesehatan Singapura.
TraceTogether memanfaatkan pertukaran sinyal Bluetooth dari jarak dekat untuk mendeteksi pengguna lainnya yang berada dalam jarak sekitar dua meter. Data pelacakan akan disimpan di penyimpanan lokal ponsel, dilindungi enkripsi, dan aplikasi tidak akan meminta informasinya lainnya.
Kementerian kesehatan hanya akan mendapatkan data jika pengguna mengirimkannya ke mereka, ketika yang bersangkutan dinyatakan positif terinfeksi virus. "Sistem melindungi privasi pengguna dari pengguna lainnya," kata Menteri Bidang Komunikasi Singapura, Janil Puthucheary, dikutip dari Reuters, Sabtu 21 Maret 2020.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah Singapura sebatas merekomendasikan aplikasi itu kepada semua warganya, tidak sampai mewajibkan mengunduhnya. Aplikasi TraceTogether juga dipastikan akan dihentikan jika wabah sudah reda.
Singapura memakai sistem tracing, pelacakan, untuk mengetahui sebaran virus corona di negara tersebut. Mereka juga melibatkan kepolisian dan kamera pengawas untuk mengetahui orang yang diduga sebagai pembawa, carrier, virus.
Negara itu sangat ketat menerapkan aturan untuk melawan wabah virus corona penyebab pneumonia itu. Bulan lalu, Singapura menghukum pasangan Cina yang memberikan informasi palsu mengenai riwayat bepergian mereka.
Bersamaan dengan pengumuman aplikasi, Sabtu, dua pasien COVID-19 meninggal di Singapura. Mereka adalah dua kasus fatal pertama di negeri itu dan salah satunya adalah warga Indonesia.