Zat Pewarna Makanan yang Berefek Buruk dan yang Tidak

Senin, 13 Juni 2022 15:48 WIB

Petugas dari dinas pertanian dan ketahanan pangan menunjukan barang bukti makanan yang mengandung zat pewarna pakaian di pasar Delapan Alam Sutera,Tangerang, Rabu (25/7). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Zat pewarna telah ditambahkan ke makanan sejak berabad-abad silam. Namun, pewarna makanan buatan diketahui pertama kali dibuat pada 1856 dari tar batubara. Ada kontroversi dari zat pewarna makanan yang konsumsinya meningkat 500 persen dalam 50 tahun terakhir, yakni menyebabkan kanker.

Sebelum mengulas kebenaran klaim itu, perlu untuk mengetahui secara mendalam soal pewarna makanan. Secara fungsi, pewarna makanan yang terbuat dari zat kimia, dikembangkan guna meningkatkan tampilan makanan.

Healthline menulis, ada begitu banyak pewarna makanan yang dikembangkan, tetapi sebagian besar beracun. Hanya ada sedikit pewarna buatan yang masih digunakan dalam makanan. Walau begitu, semua yang digunakan telah melalui uji toksik pada hewan.

Ada banyak perbedaan kebijakan mengenai pewarna makanan. Dilarang di sebuah negara, pewarna makanan yang sama bisa diizinkan di negara lainnya.

Food and Drug Administration (FDA) dan European Food Safety Authority (EFSA) menyimpulkan bahwa pewarna tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan yang signifikan. Di Amerika Serikat pewarna Allura Red, Tartrazine, dan Sunset Yellow mendominasi 90 persen dari semua pewarna makanan yang digunakan karena tidak menemukan bukti penyebab kanker. Namun beberapa pewarna mungkin mengandung kontaminan penyebab kanker, walau dalam uji toksisitas sebagian besar pewarna makanan tidak menyebabkan efek buruk.

Advertising
Advertising

Bahan Fast Green disetujui oleh FDA tetapi dilarang di Eropa. Sedangkan Quinoline Yellow, Carmoisine, dan Ponceau
mendapat izin penggunaan di Uni Eropa namun dilarang di AS.

Berikut beberapa zat pewarna buatan dan hasil penelitian atas zat itu:

  • Benzidine, 4-aminobiphenyl, dan 4-aminoazobenzene adalah karsinogen potensial yang telah ditemukan dalam pewarna makanan. Kontaminan ini diperbolehkan dalam pewarna karena hadir dalam tingkat rendah, masih dianggap aman.
  • Indigo Carmine yang dilakukan studi pada hewan, menemukan peningkatan signifikan pada tumor otak di kelompok dosis tinggi. Dibandingkan, dengan kelompok dosis kontrol. Namun, para peneliti menyimpulkan tidak ada cukup bukti yang menemukan apakah jenis pewarna buatan ini menyebabkan tumor.
  • Erythrosine, menjadi pewarna paling kontroversial. Penelitian terhadap tikus jantan yang diberi eritrosin mengalami peningkatan risiko tumor tiroid. FDA mengeluarkan larangan parsial pada eritrosin pada 1990, tetapi dicabut kembali setelah meninjau penelitian.

    Kesimpulannya, tumor tiroid tidak secara langsung disebabkan oleh pewarna jenis ini. Hingga saat itu tak ada bukti yang meyakinkan bahwa pewarna makanan buatan menyebabkan kanker. Meski perlu diperhatikan, bahwa sebagian besar penelitian dilakukan berdekade silam.

Baca juga: 10 Bahan Pangan di Pasar Anyar Tangerang Mengandung Zat Berbahaya

RAHMAT AMIN SIREGAR

Berita terkait

Mengenal Istilah Real Food dan Alasan Harus Mengonsumsinya

1 hari lalu

Mengenal Istilah Real Food dan Alasan Harus Mengonsumsinya

Real food adalah makanan yang paling mendekati bentuk dan keadaan aslinya tanpa banyak perubahan dan tidak mengalami proses-proses pengolahan makanan berlebihan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

1 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Ciri Ibu Mertua Beracun dan Mengganggu Rumah Tangga Anak

1 hari lalu

Ciri Ibu Mertua Beracun dan Mengganggu Rumah Tangga Anak

Anda tentu mengharapkan ibu mertua yang bersikap baik dalam kehidupan sehari-hari, bukan yang toksik. Berikut indikasi ibu mertua beracun.

Baca Selengkapnya

Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan, 7 Makanan Ini Tidak Boleh Dihangatkan

1 hari lalu

Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan, 7 Makanan Ini Tidak Boleh Dihangatkan

Beberapa jenis makanan tidak boleh dipanaskan kembali karena dapat menghasilkan racun. Berikut 7 daftar makanan yang tidak boleh dipanaskan.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

3 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

3 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

5 Tips Merawat Kulkas agar Awet

4 hari lalu

5 Tips Merawat Kulkas agar Awet

Berikut tips yang bisa dilakukan agar kulkas Anda di rumah awet.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

4 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyebut bisnis waralaba di sektor makanan dan minuman menjadi yang terbesar

Baca Selengkapnya

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

9 hari lalu

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

Makanan yang bisa bikin Anda bergidik seperti serangga justru diklaim sehat dan bergizi tinggi. Berikut makanan bergizi yang disarankan ahli diet.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

11 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya