Yang Harus Diketahui jika Pasien Cacar Monyet Isolasi Mandiri di Rumah

Minggu, 21 Agustus 2022 19:14 WIB

Ilustrasi virus cacar monyet. Kasus positif pertama di Indonesia dalam wabah cacar monyet yang terbaru di dunia saat ini telah ditemukan pada Sabtu, 20 Agustus 2022. (Pixabay)

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril telah mengatakan penularan cacar monyet hanya dapat terjadi dengan kontak langsung atau melalui benda-benda yang bersentuhan dengan penderita. Dia meminta masyarakat umum tetap tenang menyusul temuan pertama kasus positif penyakit itu di Indonesia, di ibu kota Jakarta pada Sabtu, 20 Agustus 2022.

Menurut penjelasan Sarah Waldman, pakar penyakit menular dari University of California, AS, orang-orang paling berisiko menularkan virus cacar monyet ketika mereka sudah memiliki lesi. Dan seseorang yang terinfeksi cacar monyet akan melihat lesi terbentuk pada tubuhnya selama dua sampai empat minggu setelah masa inkubasi awal.

Lesi pertama biasanya terbentuk di lidah atau di mulut. Namun, tidak semua infeksi cacar monyet termasuk tahap ini. Yang jelas, tahap pertama lesi cacar monyet pada tubuh (tahap makula) akan melihat benjolan pada tubuh baru terbentuk, memerah atau berubah warna.

Setelah itu benjolan menjadi sedikit terangkat dan ini disebut tahap papula. Setelah lesi terangkat, akan terisi cairan bening dan menjadi seperti lepuh, yang dikenal sebagai tahap vesikular. Cairan bening di dalam lesi kemudian akan berubah menjadi buram atau kekuningan yang disebut umbilikasi dan ini masuk tahap pustula.

Infeksi mulai sembuh segera setelah pustula mulai berubah menjadi koreng. Proses ini dapat memakan waktu beberapa minggu, tetapi pada akhirnya kulit baru yang sehat akan tumbuh di bawah tempat lepuh berada dan keropeng akan terlepas. Pada titik ini, infeksi cacar monyet sudah berakhir.

Advertising
Advertising

Pertanyaan berikutnya adalah apa saja pertimbangan seseorang yang terinfeksi cacar monyet bisa menjalani isolasi mandiri di rumah dan tidak perlu dirawat di rumah sakit? Soal ini, Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, menyebut setidaknya ada tiga pertimbangan untuk memutuskannya.

Pertimbangan yang pertama, menurut Tjandra Yoga, adalah bergantung seberapa berat keluhan dan gejala yang dialami si pasien. Seperti telah diketahui, sejumlah gejala baru dilaporkan muncul di antara wabah cacar monyet yang sekarang terjadi. Misalnya, lesi terbatas saja pada mulut, genital juga anal.

“Kedua, apakah pasien memiliki keadaan kesehatan atau faktor risiko yang memungkinkan penyakitnya menjadi lebih berat,” kata Tjandra Yoga lewat aplikasi pesan, Sabtu, 20 Agustus 2022. Dalam pertimbangan ini termasuk komorbid dan terapi imun tubuh untuk perawatan penyakit yang lain.

Adapun pertimbangan ketiga, dia menyoroti jaminan meminimalisir kemungkinan penularan ke orang lain kalau diisolasi di rumah. Kalau jaminan itu ada, tentu pasien bisa isolasi mandiri hingga infeksi berlalu. Penting pula bagi anggota masyarakat yang lain untuk paham dan menghindari sementara apabila ada teman atau kerabat yang memiliki gejala seperti cacar monyet.

ANTARA

Baca juga:
Deteksi Wabah Baru Cacar Monyet Sebelum Menyebar di Dunia, Dokter Ini Pernah Diminta Diam



Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

8 jam lalu

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

Kecelakaan terjadi di lingkungan Universitas Indonesia. Mobil Honda HR-V milik mahasiswa kampus itu menabrak bis kuning.

Baca Selengkapnya

Keterbatasan Tak Jadi Penghalang, 120 Peserta Difabel Ikuti UTBK SNBT 2024 di UI

1 hari lalu

Keterbatasan Tak Jadi Penghalang, 120 Peserta Difabel Ikuti UTBK SNBT 2024 di UI

UI menyiapkan berbagai fasilitas khusus bagi para peserta difabel, terutama untuk peserta tunanetra dalam UTBK SNBT 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

2 hari lalu

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

Mahasiswa FTUI kembali memenangkan kompetisi proyek konstruksi inovatif yang diadakan CIOB. Tim UI mencetuskan shelter ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Tinjau UTBK di UI, Ketua Umum SNPMB Sebut Proses Berjalan Sesuai Prosedur

3 hari lalu

Tinjau UTBK di UI, Ketua Umum SNPMB Sebut Proses Berjalan Sesuai Prosedur

Ketua Umum Tim Penanggungjawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Ganefri, mengatakan pelaksanaan UTBK SNBT tahun 2024 hari pertama berjalan lancar.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

4 hari lalu

Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

Terdapat 52.148 peserta UTBK 2024 yang akan melaksanakan ujian di Pusat UTBK UI.

Baca Selengkapnya

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

4 hari lalu

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

Peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara bersama Nanyang Technological University (NTU).

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya