Warga Fukushima Bisa Kembali 11 Tahun Setelah Bencana Nuklir, Mayoritas Menolak

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Rabu, 31 Agustus 2022 07:37 WIB

Mariko Odawara berdoa untuk korban gempa dan tsunami yang menewaskan ribuan orang serta memicu kecelakaan nuklir terparah sejak Chernobyl, pada hari jadinya yang ke 10, di Iwaki, prefektur Fukushima, Jepang 11 Maret 2021. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari satu dekade setelah bencana nuklir terburuk di Jepang, kota yang menjadi tuan rumah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi akhirnya mencabut perintah evakuasi pada Selasa, 30 Agustus 2022, yang mengizinkan mantan penduduk untuk pulang.

“Kota Futaba, yang sebelumnya dianggap terlarang, adalah distrik terakhir dari 11 distrik yang mencabut perintah evakuasinya,” kata juru bicara kantor kota kepada CNN.

Yuji Onuma, seorang pengungsi dari Kota Futaba, lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami, berjalan di sebelah toko yang runtuh di jalan di Kota Futaba, Prefektur Fukushima, Jepang, 20 Februari 2020. Tsunami pada 9 tahun lalu dilaporkan mencapai ketinggian 40,5 meter. REUTERS/Issei Kato

Pada tanggal 11 Maret 2011, gempa bumi berkekuatan 9,0 melanda pantai timur Jepang, memicu tsunami yang menyebabkan kehancuran nuklir di pembangkit listrik itu dan pelepasan besar bahan radioaktif. Itu adalah bencana nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl pada 1986.

Lebih dari 300 ribu orang yang tinggal di dekat PLTN itu terpaksa mengungsi sementara, ribuan lainnya melakukannya secara sukarela. Komunitas yang dulu ramai berubah menjadi kota hantu.

Advertising
Advertising

Pada tahun-tahun sejak itu, operasi pembersihan dan dekontaminasi skala besar telah memungkinkan beberapa penduduk yang pernah tinggal di bekas zona eksklusi untuk kembali.

Futaba adalah rumah bagi kompleks Tokyo Electric Power Company (TEPCO) dan stasiun kereta api. Fasilitas umum, seperti kantor kota yang baru dibuka kembali, dijadwalkan untuk memulai kembali operasi Senin depan.

Foto-foto dari kota itu menunjukkan toko-toko kosong, rumah-rumah dan kuil-kuil, banyak di antaranya mengalami kerusakan eksternal seperti atap yang runtuh dan jendela yang pecah. Jalan-jalan sebagian besar kosong. Mobil dan truk terbengkalai di lapangan, tertutup debu dan karat.

Sebelum bencana nuklir, Futaba memiliki populasi sekitar 7.100. Hingga akhir Juli, lebih dari 5.500 orang tetap terdaftar sebagai penduduk, menurut juru bicara kantor kotamadya.

Penduduk telah diizinkan memasuki wilayah timur laut Futaba - tetapi tidak tinggal di sana - sejak Maret 2020, ketika para ahli mengatakan tingkat radiasi tidak melebihi 20 milisievert per tahun. Tingkat itu setara dengan dua CT scan seluruh tubuh dan pengawas keamanan internasional merekomendasikan itu harus menjadi batas paparan radiasi tahunan seseorang.

Pihak berwenang mulai mempersiapkan pembukaan kembali kota tahun ini; pada bulan Januari, mereka meluncurkan program yang memungkinkan mantan penduduk untuk kembali sementara, tetapi hanya 85 orang dari 52 rumah tangga yang ambil bagian, kata pejabat Futaba.

Namun, masih belum jelas berapa banyak orang yang akan kembali -- dan berapa lama waktu yang dibutuhkan kota untuk pulih.

Lebih dari 80 persen kota ditetapkan sebagai zona "sulit untuk kembali" yang masih mengalami radiasi tingkat tinggi, kata juru bicara itu. Dan survei yang dilakukan Agustus lalu menemukan bahwa 60,5 persen penduduk telah memutuskan untuk tidak kembali -- jauh melebihi 11,3 persen yang ingin kembali.

CNN

Baca:
Persiapan Pembuangan Limbah PLTN ke Laut, Badan Atom Dunia Kunjungi Fukushima

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.



Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

2 hari lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

4 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

4 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

4 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

4 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

5 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

5 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya