Hari Udara Bersih Dunia Ingatkan Dampak Polusi Udara Jakarta ke GDP Nasional

Jumat, 9 September 2022 21:17 WIB

Seorang warga berjemur dengan latar belakang gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Selasa, 20 April 2021. Berdasarkan data "World Air Quality Index" pada 20 April pukul 10.00 WIB tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 174 yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia bersama negara-negara lainnya di Kawasan Asia Pasifik harus bersama-sama mencari solusi terbaik bagi tantangan polusi udara. Masalah polusi udara bukan hanya menjadi pemicu kematian lewat kanker paru-paru, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian negara.

Muhammad Shidiq dari Clean Air Catalyst, konsorsium global yang bertujuan merancang solusi yang sesuai dan berbasis data untuk masalah-masalah polusi udara, mengungkap itu dalam bincang-bincang bertema 'Hari Udara Bersih Dunia: Menyongsong Langit Biru Jakarta', Kamis 8 September 2022. Shidiq berpartisipasi daring dari acara The International Day of Clean Air for Blue Skies di Bangkok, Thailand.

Dia memaparkan laporan World Air Quality Index 2020 di mana 37 dari 40 kota yang paling terdampak polusi di dunia terletak di Asia Selatan. Sedangkan kualitas udara yang buruk berdampak negatif terhadap kesehatan penduduk. Ini tercermin antara lain pada data angka kematian global karena polusi udara ambient pada 2015, yang 35 persennya terjadi di Asia Timur dan Asia Pasifik, dan sekitar 33 persen terjadi di Asia Selatan.

“Pencemaran udara berpotensi menurunkan kualitas kesehatan, menyebabkan kematian dini, dan menurunkan produktivitas masyarakat,” kata Shidiq, Air Quality Lead di World Resources Institute (WRI) Indonesia, yang memimpin implementasi Clean Air Catalyst di Jakarta. Dia hadir di Bangkok bersama Fadhli Zakiy, Project Manager for Air Quality and Cities WRI Indonesia.

Untuk dampak kesehatan, Shidiq mengutip Laporan Studi Globcon 2020 yang menunjukkan bahwa kanker paru-paru adalah penyebab terbesar kematian yang terkait dengan kanker pada penduduk laki-laki dan perempuan di negara-negara ASEAN. Di sisi lain, laporan OECD memperkirakan polusi udara akan memicu penurunan 1 sampai 2,5 persen GDP di sejumlah negara Asia pada 2060.

Advertising
Advertising

Menurut Shidiq, solusi untuk mencegah itu semua dan mengatasi masalah kualitas udara adalah dengan mendorong kebijakan-kebijakan pencegahan polusi udara. Dia merujuk contoh regulasi emisi kendaraan, penetapan ambang batas emisi pabrik, dan pengaturan wilayah permukiman-industri.

Untuk kasus ibu kota DKI Jakarta, dia memberi catatan kontribusi paling tinggi terhadap ekonomi nasional. Data terkini pada 2021, Jakarta menyumbang 17,19 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, di sisi lain, banyaknya kepentingan yang beragam menjadikan Jakarta rentan terhadap polusi udara yang mengancam 10,6 juta jiwa warganya.

Dilihat dari perspektif atribusi sumber pencemar bergerak, wilayah Jakarta dikelilingi oleh banyak kota satelit (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dengan pabrik-pabrik dan kepentingan manufaktur di dalamnya. Dari sumber pencemar non-mobile, pembangkit listrik yang kebanyakan berbasis batubara juga terletak di kota-kota satelit, yang menghasilkan polutan udara berbahaya yang berdampak kepada Jakarta.

2 Depo Transjakarta sumber polusi udara

<!--more-->

2 Depo Transjakarta sumber polusi udara

Pada applikasi IQ Air, parameter PM 2,5 untuk wilayah Jakarta, ada titik-titik tertentu yang menjadi langganan polusi udara tertinggi, diantaranya adalah Depo milik Transjakarta di Pesing dan Rawa Buaya, keduanya di Jakarta Barat. Indeks di kedua titik tersebut sering tercatat di atas bahkan jauh dari rata-rata Jakarta.

Sebagai satu contoh di satu hari pada 2022, indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 94, yang berarti tingkat sedang. Pada tingkatan kualitas udara seperti itu, individu yang sensitif harus menghindari aktivitas luar ruangan karena dapat mengalami gejala pernapasan. Pada jam yang sama, Depo TJ Rawa Buaya menunjukkan angka 158 dan Depo Pesing 214.

Untuk diketahui, kisaran 151-200 termasuk tidak sehat sedangkan 201–300 pada kategori sangat tidak sehat. Pada tingkatan itu, masyarakat umum akan terpengaruh. Kelompok sensitif akan mengalami penurunan daya tahan dalam aktivitas. Orang-orang ini harus tetap berada di dalam ruangan dan membatasi aktivitas.

Menyikapi data ini, Zakiy menjelaskan bahwa depo biasanya dipakai tidak hanya sebagai tempat parkir bus, namun juga dipakai untuk tempat perbaikan. Jika dibayangkan secara teknis dari bus menyala hingga ke luar dari depo butuh waktu dari memanaskan bus, lalu mengantre, baru bisa ke luar. Begitu juga saat bis mau masuk, kadang mengantre.

“Mengingat jumlah bus tiap-tiap depo bisa lebih dari 20, sudah pasti polusinya berkumpul," katanya sambil menyarankan, "Meskipun jumlah manusia tidak banyak, namun tetap sebaiknya dipikirkan juga mekanisme agar bus-bus tersebut dapat ke luar-masuk lebih baik.”

Melihat tingkat polusi udara yang dapat mengganggu kesehatan, tampak peran masker tidak hanya untuk mencegah virus seperti Covid-19 saat ini. “Saat udara kualitas udara sedang buruk, memang sebaiknya kita menggunakan masker. Khususnya pada jam-jam padat kendaraan,” saran Zakiy.

Mengenai warga yang tinggal dekat lokasi yang memiliki polusi tinggi, seperti pabrik atau depo bis, menurutnya, sudah ada aturan bahwa radius sekian kilometer dari hunian tidak dibenarkan untuk mendirikan pabrik alat berat. “Sepemahaman saya, dua kemungkinan dapat muncul dan keduanya pernah terjadi yaitu perusahaan ditutup atau relokasi dari penghuni sekitarnya. Sehingga cukup kasuistik,” jelasnya.

Baca juga:
Pandemi, Perang Rusia dan Nasib Target Ekonomi Hijau Indonesia Emas


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

5 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

2 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

2 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

3 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

7 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

12 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

15 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

Jakarta diprediksi hujan sejak siang, Jumat. 19 April 2024. BMKG memprediksi hujan petir turun di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

17 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

35 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya