Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pandemi, Perang Rusia dan Nasib Target Ekonomi Hijau Indonesia Emas

image-gnews
Foto udara PLTU Tanjung Power Indonesia di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, Rabu 13 Maret 2019. PLTU yang berkapasitas 2x100 MW itu dibangun oleh PT Tanjung Power Indonesia konsorsium PT Adaro Power (65 persen) dan PT East West Power (35 persen). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Foto udara PLTU Tanjung Power Indonesia di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, Rabu 13 Maret 2019. PLTU yang berkapasitas 2x100 MW itu dibangun oleh PT Tanjung Power Indonesia konsorsium PT Adaro Power (65 persen) dan PT East West Power (35 persen). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina membuat target Indonesia Emas pada 2045 membubung tinggi. Ekonomi hijau sebagai satu dari enam rencana strategis transformasi ekonomi yang sudah dibuat tak hanya menjanjikan peluang-peluang, tapi juga tantangan yang diakui sangat berat.

Seperti diketahui, ketika berusia 100 tahun nanti, dengan proyeksi bonus demografi yang didapat saat itu, Indonesia menargetkan sudah akan menjadi negara maju dengan pendapatan domestik bruto terbesar ke lima di dunia. Target Indonesia Emas dibuat dengan asumsi awal pertumbuhan ekonomi nasional dijaga lima persen per tahun.

"Tapi, setelah ada pandemi lalu krisis, perang, ternyata ga bisa ...pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi lagi, butuh sekitar enam persen per tahun, dan tentunya ini tidak gampang," kata Direktur Lingkungan Hidup di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Medrilzam.

Medrilzam mengungkap itu dalam dialog Think Climate Indonesia Forum yang diikuti online pada Kamis lalu, 25 Agustus 2022. Seri kedua forum itu membahas pemutakhiran dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia untuk mewujudkan ketahanan negara Indonesia terhadap dampak perubahan iklim.

Menurut Medrilzam, Indonesia harus membuat transformasi ekonomi secara struktural dan lompatan-lompatan besar daripada yang sudah dirancang sebelumnya. Dia merujuk kepada enam rencana strategis yang sudah dibuat untuk target pertumbuhan ekonomi 6 persen per tahun. Satu di antaranya adalah ekonomi hijau.

"Di Bappenas, NDC diterjemahkan dengan pembangunan rendah karbon dan pembangunan berketahanan iklim. Keduanya menjadi backbone ekonomi hijau," tuturnya.

Dia membeberkan target penurunan gas rumah kaca pada 2024 yang sebesar 27,3 persen dengan intensitas emisi per satuan ekonomi pada tahun yang sama diharapkan sudah ditekan sebesar 31,6 persen. Lalu, net zero emission pada 2060 atau lebih cepat daripada itu. 

"Target ini harus diakui very, very ambitious. Butuh reforestasi besar-besaran. Butuh perubahan besar dalam pembangunan kita," katanya sambil menambahkan, "Tapi harus kita coba. Harus ada kolaborasi semua kementerian dan lembaga, horizontal maupun vertikal, dan didukung stake holder di luar pemerintah."

Dalam kesempatan itu, Medrilzam juga mengungkap kalau Bappenas baru saja meluncurkan Indeks Ekonomi Hijau sebagai sebuah alat ukur yang bisa digunakan untuk menentukan seberapa jauh keberhasilan pembangunan ekonomi hijau yang dilakukan. Peluncuran alat ukur itu dilakukan dalam sebuah side event G20 di Bali pada awal bulan ini.

Dari indeks tersebut diklaim kalau tren performa ekonomi hijau Indonesia membaik. Tapi itu hanya dari indikator ekonomi dan sosial. Tren performa dari indikator lingkungan ditunjukkn Medrilzam masih ketinggalan dibandingkan keduanya. "Ini adalah alat ukur pertama kita, first attempt, tapi dari sini saja sudah jelas there are alot of things to do untuk isu lingkungan," kata dia.

Ekonomi hijau butuh ongkos atau investasi ratusan triliun per tahun 

Medrilzam merinci sejumlah tantangan mewujudkan ekonomi hijau, antara lain investasi dengan nilai yang sangat besar untuk pendanaan efektif kegiatan rendah karbon. "Pernah kami menghitung, itu bisa sampai 3-5 persen PDB," katanya.

Lalu langkah meninggalkan batu bara atau menutup seluruh PLTU yang dikenal sebagai pembangkit energi yang kotor juga menghadirkan tantangan transfer teknologi dan inovasi yang rendah karbon. Selain juga ada risiko aset yang bakal terbengkelai lebih cepat (stranded asset) dari aset yang sudah terbangun--karena tak ramah perubahan iklim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dialog TCI Forum, Kamis, juga menghadirkan I Wayan Susi Dharmawan, peneliti di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dia menguatkan kebutuhan investasi yang sangat besar untuk tranformasi ekonomi Indonesia menjadi ekonomi hijau saat ini.

Dialog Think Climate Indonesia Forum di Jakarta pada Kamis, 25 Agustus 2022, dengan pembicara Direktur Lingkungan Hidup Bappenas, Medrilzam (dua dari kiri); peneliti di BRIN, I Wayan Susi Dharmawan; dan Direktur Eksekutif PATTIRO (Pusat Telaah dan Informasi Regional), Bejo Untung (paling kanan). Foto : Youtube

Hal itu, Wayan menjelaskan, karena sektor energi Indonesia masih bergantung kepada sumber karbon intensitas tinggi. Lalu, pertumbuhan jumlah kendaraan sektor transportasi masih sangat tinggi, termasuk juga subsidi yang diberikan untuk konsumsi BBM-nya. Tingginya pertumbuhan penduduk dan negara yang masih tergantung banyak kepada impor juga disebutnya sebagai penyebab tingginya ongkos yang harus disiapkan.

Nilai investasi yang dibutuhkan semakin besar lagi karena pembiayaan perubahan iklim dari sumber dalam negeri yang dinilai Wayan belum optimal. "Rata-rata itu kami hitung butuh sekitar Rp 266 triliun per tahun sampai 2030," katanya. 

Adapun riset di BRIN yang berkontribusi dan relevan terhadap capaian NDC, menurut paparan Wayan, mencakup sektor kehutanan, energi dan limbah. Riset sektor kehutanan untuk NDC adalah akselerasi pertumbuhan dan perlindungan tanaman untuk mendukung perannya sebagai penyerap emisi karbon. Sedangkan riset sektor energi mencakup, antara lain, motor dan mobil listrik, serta pemanfaatan negeri alternatif, juga efisiensi pembangkit. 

Untuk riset sektor limbah adalah pengurangan emisi metana sebelum ke tempat pembuangan akhir. Dari seluruh riset tersebut, Wayan menambahkan catatannya, harus memiliki aplikabilitas tinggi, efisien dan efektif, bisa diterima sosial budaya masyarakat, "dan sesuai dengan kebijakan dan regulasi nasional."

Pembangunan karbon rendah jangan hanya jadi jargon pemerintah

Sementara, Direktur Eksekutif PATTIRO, Bejo Untung, menekankan untuk mendorong seluruh target dan kebijakan yang dibuat serta riset yang sudah dikembangkan menjadi inklusif. "Bisa ditangkap di tingkat subnasional, di daerah-daerah, bahkan komunitas dan lingkup tapak, sehingga aksi-aksinya bisa lebih massif," ujarnya. 

Bejo juga mengajak kepada lembaga lain termasuk yang tergabung dalam Think Climate Indonesia Forum untuk mengawal janji atau target pembangunan rendah karbon dan pembangunan berketahanan iklim yang sudah dibuat pemerintah. "Pastikan pembangunan rendah karbon itu jangan sampai sekadar jargon," katanya.

Selain PATTIRO, yang lainnya dalam TCI Forum adalah Inobu, WRI Indonesia, Kemitraan dan KotaKita. Mereka antara lain menggelar kolaborasi aksi iklim dengan proyek risetnya masing-masing. 


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BYD Atto 3, Mobil Listrik yang Diisukan Bakal Masuk Indonesia

6 jam lalu

BYD Atto 3. (Carscoops)
BYD Atto 3, Mobil Listrik yang Diisukan Bakal Masuk Indonesia

Produsen mobil listrik Cina BYD dikabarkan bakal memasuki pasar otomotif Indonesia dalam waktu dekat. Benarkah akan bawa mobil listrik BYD Atto 3?


Jokowi Klaim Aksi Tanam Pohon Langkah Konkret Hadapi Perubahan Iklim

8 jam lalu

Presiden Jokowi menan pohon bersama warga dan pelajar di Embung Anak Munting, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa, 5 Desember 2023. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jokowi Klaim Aksi Tanam Pohon Langkah Konkret Hadapi Perubahan Iklim

Jokowi menyebut kegiatan penanaman pohon tersebut akan terus dilakukan secara bersama-sama di seluruh Tanah Air.


Anies Singgung Ekonomi Hijau untuk Perusahaan Tambang

8 jam lalu

Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan menghadiri Desak Anies, Episode: Banjarmasin, Selasa, 5 Desember 2023, Selasa, 5 Desember 2023. Tika Ayu /Tempo
Anies Singgung Ekonomi Hijau untuk Perusahaan Tambang

Menurut Anies, kalau dia terpilih di Pilpres 2024, dia tidak sekadar memberikan izin perusahaan, namun juga menuntut metode terwujudnya ekonomi hijau.


Goodyear Rilis Khusus Mobil Listrik Premium, Ini Keunggulannya

16 jam lalu

AP/Toby Talbot
Goodyear Rilis Khusus Mobil Listrik Premium, Ini Keunggulannya

Goodyear merilis ban yang dirancang khusus untuk mobil listrik di kawasan Asia Pasifik bernama Electric Drive.


Pidato Jokowi di KTT COP28 Dinilai Janji Palsu dan Tidak Mendukung HAM

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan saat pertemuan bilateral yang digelar di sela-sela COP28 di Dubai, Jumat (1 Desember 2023). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden RI
Pidato Jokowi di KTT COP28 Dinilai Janji Palsu dan Tidak Mendukung HAM

Solidaritas Perempuan menilai pidato Presiden Jokowi di KTT Perubahan Iklim COP28 terkesan menjual tanah Indonesia dan mengesampingkan krisis iklim.


Stiker Kaca Pecah Tesla Cybertruck Ludes Terjual, Harga Rp 800 Ribuan

1 hari lalu

Stiker kaca pecah di Tesla Cybertruck. (Foto: Mattel Creation)
Stiker Kaca Pecah Tesla Cybertruck Ludes Terjual, Harga Rp 800 Ribuan

Stiker kaca pecah Tesla Cybertruck dilaporkan telah ludes terjual dengan harga Rp 800 ribuan. Simak informasi lengkapnya di artikel ini:


Pemuda 14 Negara Kumpul di Jakarta Bahas Iklim, Libatkan BRIN dan UNESCO

1 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pemuda 14 Negara Kumpul di Jakarta Bahas Iklim, Libatkan BRIN dan UNESCO

Generasi muda antar negara berkumpul merembukkan permasalahan iklim.


COP28: 10 Bank Janji Naikkan Pengendalian Iklim & Kurangi BBM Fosil

1 hari lalu

Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Raja Charles dari Inggris, dan para pejabat berpose untuk foto keluarga selama Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP28) di Dubai, Uni Arab Emirates, 1 Desember 2023. REUTERS/Amr Alfik
COP28: 10 Bank Janji Naikkan Pengendalian Iklim & Kurangi BBM Fosil

Bank-bank pembangunan terkemuka di COP28 berjanji untuk meningkatkan pengendalian iklim dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.


Mobil Listrik Chery Mulai Diproduksi di Indonesia, Pakai Nama Omoda E5

1 hari lalu

Mobil listrik Chery Omoda E5. (TEMPO/ Erwan Hartawan)
Mobil Listrik Chery Mulai Diproduksi di Indonesia, Pakai Nama Omoda E5

PT Chery Sales Indonesia memulai produksi perdana CKD untuk mobil listrik pertamanya, yang kini menggunakan nama baru, yakni Omoda E5.


BRIN Ajak 100 Generasi Muda di 13 Negara Hadiri Workshop SETI Mitigasi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 pada Selasa 10 Agustus 2021. ANTARA/HO-Humas BRIN/am. (ANTARA/HO-Humas BRIN)
BRIN Ajak 100 Generasi Muda di 13 Negara Hadiri Workshop SETI Mitigasi Perubahan Iklim

Kegiatan tersebut juga selaras dengan upaya BRIN untuk terwujudnya science-based policy.