Perang Rusia di Ukraina: Drone Iran Hadapi Roket Amerika dan Rudal NATO

Kamis, 15 September 2022 15:42 WIB

Kementerian Pertahanan (MoD) Federasi Rusia menggunakan UAV taktis Forpost-R untuk meluncurkan serangan udara di Ukraina. Sejumlah video beredar di media sosial, menunjukkan drone itu mendatangkan malapetaka pada pasukan militer Ukraina dan peralatan mereka. Foto : Mil.today

TEMPO.CO, Jakarta - Di permulaan perang pada Februari lalu, Rusia adalah termasuk kekuatan drone militer yang mengerikan. Drone-drone itu menjadi kunci dari doktrin 'reconnaissance-strike complex' Angkatan Darat Rusia yang mencari dan memetakan secepat mungkin target serangan artilerinya.

Dalam barisan drone tempur Rusia itu termasuk Orlan-10, Orlan-30, dan Zastava dengan spesfikasi kemampuan terbang rendah. Juga yang berukuran lebih besar dengan spesifikasi terbang medium-altitude long-endurance (MALE) seperti Forpost-R dan Orion.

Sekarang, enam bulan perang berjalan, gudang senjata Rusia diduga mengalami krisis. Sebuah studi independen terhadap gambar-gambar korban peralatan perang Rusia telah menghitung militer negara itu kehilangan sedikitnya 5.362 tank, pesawat, kendaraan lapis baja, meriam, truk dan drone. Termasuk 120 drone militer.

Klaim yang disampaikan kubu Ukraina bahkan lebih besar lagi, yakni sampai 847 drone Rusia yang berhasil mereka rontokkan.

The Washington Post melaporkan kalau Rusia tak menyerah atas kehilangan besarnya itu. Post menyebut kalau, setelah beberapa bulan negosiasi dengan sejumlah pejabat Iran, Rusia setuju membeli drone dalam jumlah besar. Moskow membeli drone-drone Mohajer-6, Shahed-129, dan Shahed-191 yang spesifikasinya setara Forpost-R dan Orion MALE.

Advertising
Advertising

Negosiasi itu memberi situasi ironis bagi Rusia karena selama puluhan tahun sebelumnya berperan menyuplai Iran dengan persenjataan yang lebih maju. "Tapi faktanya Rusia saat ini membutuhkan tambahan drone untuk mendukung kebijakan perangnya, dan jelas sekali mereka tidak membuatnya dalam jumlah yang cukup di dalam negeri," kata Zachary Kallenborn, analis senjata pemusnah massal di Schar School of Policy and Government, George Mason University, di Fairfax, Virginia, AS.

Menurut dia, drone memang murah dan bisa banyak didapat, "Tapi apa yang terjadi ketika drone sampai habis?"

Krisis drone Rusia terjadi saat Amerika Serikat dan NATO menyuplai Ukraina dengan 28 sistem peluncur multiroket, termasuk M142 HIMARS dan M270 MLRS yang berbasis truk. Persenjataan itu telah menyerang jauh ke belakang garis pertahanan Rusia.

Tentara Ukraina berjalan di samping tank dan kendaraan lapis baja Rusia yang hancur, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Bucha, di wilayah Kyiv, Ukraina, 6 April 2022. Rekaman drone yang diambil pada Selasa (19 April) menunjukkan setidaknya selusin tank Rusia dan kendaraan lapis baja hancur di Bucha, wilayah utara Kyiv, Ukraina. REUTERS/Alkis Konstantinidis

Roket-roket itu telah menghancurkan depot-depot amunisi, sistem pertahanan udara, dan markas pasukan Rusia di Ukraina. Mereka di antaranya memberi landasan untuk serangan militer pasukan Ukraina di Kherson.

Tanpa pasukan drone, Rusia sedikit saja memiliki peluang untuk bisa memetakan lokasi dan menghancurkan sistem peluncur roket-roket tersebut.

Iran sejatinya bukanlah negara yang bisa menyuplai mesin perang Rusia, tapi tidak ada negara lain yang memproduksi drone akan menjualnya ke Rusia. Ini terkait kebijakan pemerintahnya ataupun pengaruh opini dunia yang menyalahkan Rusia atas perang yang terjadi di Ukraina.

“Adapun Iran telah bertahun-tahun memasok drone ke sekutunya di Timur Tengah," kata Kallenborn. Drone-drone itu telah digunakan, antara lain drone Abqaiq-Khurais yang menyerang fasilitas kilang minyak Arab Saudi dan menyebabkan produksi minyak dunia sempat susut lima persen.

Drone tempur terlihat di situs bawah tanah di lokasi yang dirahasiakan di Iran, dalam gambar selebaran yang diperoleh pada 28 Mei 2022. (Reuters)

Sayangnya bagi Rusia, drone-drone yang sudah dibelinya dari Iran itu kelihatannya sebagian malfungsi saat hendak digunakan di Ukraina. "Pihak Rusia tidak puas," bunyi laporan The Washington Post.

Ada juga pertanyaan tentang berapa lama sebuah drone nonsiluman yang terbang setinggi 10 ribu kaki bisa bertahan di wilayah udara Ukraina. Jaringan pertahanan udara Ukraina dianggap cukup luas, dan terbukti bertanggung jawab untuk rontoknya drone-drone MALE buatan Rusia.

Pertahanan Udara Ukraina juga telah menjadi lebih mematikan saat ini, dengan pengerahan sistem rudal IRIS-T dan NASAMS yang dipasok NATO.

POPULAR MECHANICS, THE WASHINGTON POST

Baca juga:
Giliran Kemensos Jadi Sasaran: 102 Juta Data Dibobol Hacker, Bukan Bjorka?


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

5 jam lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

10 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

13 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

17 jam lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

21 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

21 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

1 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

1 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

2 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya