Lagi, Macan Tutul Gunung Muria Diduga Serang Hewan Ternak

Kamis, 27 Oktober 2022 17:00 WIB

Seekor macan tutul yang diperangkap warga di kawasan kaki Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 25 Juni 2020. (ANTARA/Adeng Bustomi)

TEMPO.CO, Semarang - Macan tutul memangsa hewan ternak milik warga di lereng Pegunungan Muria. Terbaru, kambing milik warga Dukuh Kemiren Desa Tempur Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menjadi korbannya pada Selasa malam, 25 Oktober 2022.

Macan tutul menjadi 'tersangka' dari kematian dalam kandang tersebut karena luka yang ada pada punggung si kambing. Meskipun masih mampu bertahan hidup, pemilik kemudian memutuskan menyembelih kambing itu.
Macan tutul diduga telah beberapa kali ke luar dari hutan Gunung Muria dan turun ke perkampungan di perbatasan. "Sebulan tiga ekor (jadi korban). Itu di Dukuh Kemiren saja," kata Sekretaris Desa Tempur, Mahfud Ali, pada Kamis, 27 Oktober 2022.
Menurutnya, macan tutul juga beberapa kali menyambangi Dukuh Duplak yang berada di ujung Desa Tempur. Kedua Dukuh itu memang berbatasan langsung dengan hutan Pegunungan Muria. Tempur merupakan desa di dataran tertinggi di Kabupaten Jepara dan berada di tengah gugusan Pegunungan Muria.
Dia mengaku pernah mendata hewan ternak yang dimangsa macan tutul dan jumlahnya mencapai puluhan ekor. "Dukuh Duplak pernah saya survei, sebulan 33 ayam dan bebek," kata Mahfud.
Peneliti Ahli Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hendra Gunawan, mendesak penetapan Muria sebagai Taman Hutan Raya. Dia menyebut penetapan tersebut akan menyelamatkan hutan, sekaligus menjaga macan tutul tetap di dalamnya.
Hendra menjelaskan ada dua motivasi utama macan tutul ke luar dari hutan di Gunung Muria dan memangsa ternak. Pertama karena alasan teritorial. "Anak macan tutul jantan yang beranjak dewasa memerlukan teritori di luar teritori bapaknya atau jantan dewasa lain yang sudah ada," ujarnya.
Jika tak tersedia areal itu di dalam hutan, maka mereka akan bertarung memperebutkan wilayah teritori. Macan tutul yang kalah, kata Hendra, biasanya ke luar dari hutan dan mencari mangsa di luar hutan.
"Sifat teritori ini hanya dimiliki oleh macan tutul jantan," kata Hendra sambil menambahkan, "Jadi jika yang keluar macan tutul jantan muda atau tua lemah, dapat dipastikan karena perebutan teritori."
Motivasi kedua, lantaran kesulitan mencari makan di dalam hutan, karena sumber daya yang tidak tersedia. "Alasan kedua ini biasanya dilakukan oleh induk betina yang sedang mengasuh anak-anaknya atau induk betina tua yang sudah sulit berburu."
Hendra meyakini, macan tutul akan terus ke luar dari hutan dan berkonflik dengan manusia selama kawasan hutan yang menjadi habitatnya terus mengalami degradasi kualitas dan luasannya. Di sisi lain, dia menambahkan, macan tutul juga berkembang biak sehingga populasinya terus bertambah.
CATATAN.
Artikel ini telah diubah pada Jumat 28 Oktober 2022, pukul 10.00 WIB, untuk memperbaiki kekeliruan penulisan usul penetapan status Taman Hutan Rakyat, seharusnya Taman Hutan Raya. Terima kasih.


Berita terkait

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

12 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

1 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

1 hari lalu

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

1 hari lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

2 hari lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

2 hari lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

2 hari lalu

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

Menurut peneliti BRIN, suhu panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kategorinya suhu tinggi, bukan gelombang panas atau heatwave.

Baca Selengkapnya

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

2 hari lalu

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

Baca Selengkapnya

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

2 hari lalu

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

3 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya