Gerhana Bulan Total Malam Ini, Simak Asal Mitos Pukul Kentongan

Selasa, 8 November 2022 08:47 WIB

Gerhana bulan terlihat dari Observatorium Jokotole IAIN Madura, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu, 26 Mei 2021. Gerhana bulan total di wilayah Kabupaten Pamekasan dan sekitarnya berlangsung pada pukul 16.44-19.52 WIB dan fase total pada pukul 18.18 WIB. ANTARA/Saiful Bahri

TEMPO.CO, Jakarta - Gerhana Bulan Total pada malam nanti, seperti halnya gerhana Bulan lainnya dan juga gerhana Matahari, adalah fenomena alam yang menarik untuk diamati dan dipelajari. Pada masa kini, fenomena gerhana bahkan berusaha diabadikan untuk mendapatkan hasil yang artistik.

Widya Sawitar, anggota Himpunan Astronomi Indonesia (HAI) dan Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ), membandingkannya dengan masa lalu. Dulu, menurut Widya, Bulan atau Matahari yang perlahan hilang malah membuat warga ketakutan. Tak heran hingga muncul berbagai mitos seputar gerhana.

Meski begitu, Widya juga mengatakan bahwa beragam mitos tentang gerhana yang dijumpai dalam budaya di seluruh dunia sangat menarik untuk disimak. "Sebagai pelestarian kekayaan khasanah budaya manusia,” katanya tertulis pada kumpulan sekilas info gerhana yang akan dibahas dalam sesi diskusi gelaran Planetarium dan Observatorium Jakarta, terangkai dengan pengamatan bersama Gerhana Bulan Total hari ini, Selasa 8 November 2022.

Di Tanah Air, di ranah Nusantara, Widya menerangkan, salah satu kisah fenomena gerhana adalah raksasa yang menelan Matahari atau Bulan yang disebabkan rasa dendamnya kepada Dewa Surya dan Dewa Chandra. Kepercayaan akan kisah ini lalu disertai adat kebiasaan memukul kentongan, bersembunyi di rumah, menutup rapat semua pintu dan jendela rumah, serta menutup sumur dan tempayan.

Sebagian lainnya memilih menyelam di sungai, memukul-mukul pohon kelapa, hingga perempuan hamil yang bersembunyi di bawah tempat tidur. “Hal ini sejatinya adalah cerminan adanya rasa ketakutan psikologis akibat kepercayaan terhadap mitos gerhana,” kata Widya.

Advertising
Advertising

Berikut ini adalah kisah itu yang selengkapnya, seperti yang dituturkan Widya Sawitar dan Ferry Simatupang dalam buku berjudul Stars of Asia terbitan 2009.

BATARA KALA / KALA RAHU (JAWA)

Kisah bermula dari tokoh Kala Rahu atau Rembu Culung, Wuluculung, salah satu raksasa yang membantu Batara Indra untuk mendapatkan Tirta Pawitra atau air kehidupan. Siapapun yang meminum Tirta Pawitra tidak akan mati dan memperoleh keabadian.

Kala Rahu berhasil mendapatkan Tirta Pawitra dan mengantarkan air tersebut kepada para dewa. Namun, Kala Rahu dilarang meminumnya.

Raksasa ini menyamar dan mencuri air itu dan membawanya terbang ke atas awan. Namun, posisinya diketahui oleh Batara Surya (Matahari, siang hari) dan Batara Candra (Bulan, malam hari) yang selanjutnya menginformasikan ke Batara Wisnu (Penjaga Kebijaksanaan).

Kala Rahu meminum air itu secepatnya karena ia tahu bahwa ia dikejar oleh Batara Wisnu. Sebelum benar-benar menelan air, lehernya berhasil dipotong dengan Cakra (Cakradeksana), senjata ampuh dari Batara Wisnu. Kepala Kala Rahu masih hidup karena sempat meminum air kehidupan yang dicurinya. Namun, tubuhnya yang belum sempat teraliri air tadi jatuh ke Bumi kemudian berubah menjadi lesung.

Raksasa Kala Rahu ingin membalas dendam kepada Batara Surya dan Batara Candra. Sebagai balas dendam, Kala Rahu terus berusaha mengejar dan memangsa Matahari atau Bulan. Tatkala berhasil, maka terjadilah gerhana.

Masyarakat yang ketakutan dalam menyikapi fenomena gerhana, tidak tahu apa yang terjadi, lalu memukul-mukul gong atau lesung, kentongan, pohon kelapa, dan lain-lain. Harapannya, untuk menakut-nakuti Sang Kala Rahu yang tidak bertubuh, yang mengakibatkan munculnya kembali Matahari atau Bulan.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

20 hari lalu

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.

Baca Selengkapnya

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

26 hari lalu

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

26 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

27 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

32 hari lalu

Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

Dosen UI, melalui BRIN, mengangkat kajian mengenai mitos siluman setengah ular. Erat kaitannya dengan sejarah pergerakan masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret 2024, Ini Bedanya dengan Gerhana Bulan Total

36 hari lalu

Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret 2024, Ini Bedanya dengan Gerhana Bulan Total

Fenomena gerhana bulan penumbra akan terjadi pada sebagian langit Indonesia pada 25 Maret 2024. Apa bedanya dengan gerhana bulan total?

Baca Selengkapnya

Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

40 hari lalu

Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

Sebagai bahan makanan yang mengandung lemak, santan memang dapat memicu gangguan pencernaan pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh orang yang memiliki sensitivitas pencernaan tertentu.

Baca Selengkapnya

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

51 hari lalu

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

Pakar fertilitas dari RSCM ingatkan pentingnya edukasi diri soal kesuburan agar tercegah termakan isu hoax soal infertilitas.

Baca Selengkapnya

Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya

12 Februari 2024

Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya

Di Hari Epilepsi Internasional, penting untuk memahami kesalahpahaman soal epilepsi sehingga pengobatan tertunda.

Baca Selengkapnya

Meski Jenis Kanker Raja Charles III Tak Diungkap, Anda Perlu Tahu Mitos soal Kanker Prostat

6 Februari 2024

Meski Jenis Kanker Raja Charles III Tak Diungkap, Anda Perlu Tahu Mitos soal Kanker Prostat

Raja Charles III didiagnosis kanker dan tengah menjalani pengobatan. Jenis kankernya tak disebut namun tak ada salahnya memahami mitos kanker prostat.

Baca Selengkapnya