Konstruksi Ferrocement untuk Bangunan Rumah, Apakah Tahan Gempa?

Selasa, 29 November 2022 16:15 WIB

Ferrocement. Foto : the constructor

TEMPO.CO, Jakarta - Sistem konstruksi ferrocement sejenis beton bertulang yang berukuran tipis, dikutip dari publikasi Analisa Kekuatan Ferrocement. Sistem konstruksi ferrocement dinilai tahan gempa. Sistem konstruksi ferrocement sistem yang menggunakan penguraian jenis bahan buatan campuran yang terdiri atas adukan semen tipis dan diperkuat dengan jaring-jaring dalam berbagai lapisan.

Konstruksi ferrocement tahan gempa

Mengutip publikasi Studi Numerikal Perkuatan Rumah Dinding Bata Merah Menggunakan Ferrocement Layers, penambahan ferrocement untuk dinding rumah bata bisa meningkatkan kinerja seismik rumah. Sebab, konstruksi itu bisa mereduksi tegangan yang terjadi hingga 11,23 persen. Tegangan bata pun bisa direduksi hingga 98,53 persen setelah digunakan sistem ferrocement.

Baca: Mengenali Sistem Konstruksi Ferrocement untuk Bangunan Rumah

Advertising
Advertising

Merujuk publikasi Ferrocement Teknologi Struktur Alternatif dalam Arsitektur, struktur ferrocement yang mudah dikerjakan dan cocok untuk diterapkan di berbagai bentuk konstruksi. Bentuknya yang tersebar merata hampir di seluruh bagian struktur memungkinkan untuk berbagai bentuk sesuai dengan kreasi perencananya.

Sistem konstruksi ferrocement memiliki kekuatan yang besar, ekonomis, tahan api, aman dari gempa dan tidak berkarat. Keuntungan secara ekonomi dari struktur ferrocement lebih kuat dan tahan lama. Dalam kondisi cuaca buruk, kemampuan untuk cepat tegak dan berdirinya bangunan memungkinkan pekerja berlindung di dalam dan melanjutkan penyelesaian interior.

Penerapan dari sistem ferrocement contohnya Tugu Ara di Liwa, Lampung Barat. Pembangunan Tugu Ara salah satu aplikasi teknologi ferrocement yang pelaksanaannya cukup unik. Dipilihnya teknologi ini sebagai alternatif karena Liwa merupakan daerah yang rawan gempa, sehingga dibutuhkan struktur tugu yang ringan, tetapi tetap bisa mencapai bentuk yang diinginkan.

Apa itu konstruksi ferrocement?

Sistem konstruksi ferrocement sudah ada sejak 1848. Saat itu ketika Joseph-Louis Lambot dari Prancis membuat dua perahu dayung dengan panjang masing-masing 3,6 meter dan 3 meter. Namun setelah itu, beton bertulang menjadi satu-satunya material pilihan untuk konstruksi karena ketersediannya. Selama Perang Dunia I, kapal-kapal dibuat dari bahan beton bertulang, dilanjutkan Perang Dunia II.

Pada awal tahun 1940-an, insinyur arsitek asal Italia Pier Luigi Nervi membangkitkan kembali konsep awal ferrocement. Ia mengusulkan, konstruksi ferrocement bisa digunakan untuk membuat perahu. Sistem ini akhirnya diterima secara luas pada awal tahun 1960-an yang digunakan oleh kapal laut di Inggris, Selandia Baru, Kanada, dan Australia. Pada 1968, FAO mengadakan proyek pembuatan kapal ferrocement di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Uni Soviet.

Baca: 317 Gempa Susulan Cianjur hingga Selasa Pagi, BMKG: Jangan Kaitkan Gempa Besar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

12 jam lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

20 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun untuk Bangun Kembali Rumah-rumah di Gaza yang Dibom

2 hari lalu

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun untuk Bangun Kembali Rumah-rumah di Gaza yang Dibom

Laporan terbaru UNDP menemukan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membangun kembali rumah-rumah Gaza yang hancur dibom adalah 80 tahun.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

3 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

3 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

4 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

4 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

4 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

4 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

4 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya