Mengenali Microburst, Empasan Angin Kencang ke Bawah

Reporter

Eiben Heizar

Editor

Bram Setiawan

Minggu, 11 Desember 2022 12:32 WIB

Fenomena bom hujan atau microburst telah tertangkap kamera di timur laut Roma di Queensland, 27 Februari 2022.(Abc,net.,au/Peter Thompson)

TEMPO.CO, Jakarta - Microburst peristiwa angin yang mengempas ke bawah dalam skala kecil, tapi sangat intens, merujuk keterangan dari National Weather Service. Terjadinya microburst di suatu wilayah rentan menimbulkan beberapa dampak, termasuk ancaman jiwa.

Microburst memiliki kecepatan angin yang mencapai 160 kilometer perjam atau setara dengan tornado EF-1. Kecepatan sebesar itu bisa menyebabkan kerusakan rumah dan membuat pohon-pohon tumbang. Biasanya 6 jam hingga 12 jam sebelum terjadinya microburst muncul tanda-tanda yang sudah disampaikan melalui peringatan oleh otoritas cuaca.

Otoritas cuaca merujuk parameter atmosfer yang digunakan untuk memprediksi terjadinya microburst. Misalnya ketakstabilan cuaca, udara kering, dan angin kencang. Dari parameter itu, otoritas cuaca bisa membuat prediksi terkait microburst yang kemungkinan akan terjadi sehingga masyarakat bisa lebih waspada.

Baca: Sebut Awan Jatuh Kampar Hoax, Peneliti BRIN Ungkap Bahaya Fenomena Aslinya

Apa itu microburst?

Advertising
Advertising

Mengutip Britannica, microburst pola angin kencang yang turun dari awan hujan, menyentuh tanah, kemudian menyebar secara horizontal. Microburst biasanya berlangsung dari sekitar 5 menit sampai 15 menit. Biasanya mempengaruhi area yang diameternya 1 kiloneter sampai 3 kilometer. Microburst selalu dikaitkan dengan badai petir atau hujan lebat.

Kondisi itu menyebabkan perubahan arah atau kecepatan angin secara tiba-tiba. Suatu kondisi yang dikenal sebagai wind shear, microburst menimbulkan bahaya khusus bagi pesawat saat lepas landas dan mendarat. Sebab pilot dihadapkan dengan pergeseran yang cepat dan tak terduga angin dari depan (headwind) dan belakang (tailwind).

Di daerah gersang, hujan yang biasanya berhubungan dengan semburan mikro sering menguap sebelum mencapai tanah. Ledakan mikro kering yang dihasilkan tidak menghasilkan petunjuk yang terlihat tentang keberadaannya. Microburst basah, tipikal daerah yang lebih lembap. Semburan bisa dideteksi oleh radar cuaca modern dan sensor angin di darat. Mekanisme fenomena microburst belum sepenuhnya dipahami.

Keberadaan microburst pertama kali diamati pada 1974 oleh ahli meteorologi Tetsuya Theodore Fujita. Sejak itu diidentifikasi microburst rentan menimbulkan risiko penyebab beberapa kecelakaan pesawat.

Ilmuwan itu yang merumuskan Skala Fujita atau Skala-F, sistem klasifikasi intensitas tornado berdasarkan kerusakan struktur dan vegetasi. Ia juga yang menemukan rumusan macroburst dan microburst, fenomena cuaca yang berhubungan dengan badai petir yang parah dan berbahaya bagi penerbangan.

Baca: Filipina Disapu Topan Nesat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Peringatan Dini Cuaca BMKG, Wilayah Provinsi Mana Bakal Diguyur Hujan Lebat Hari Ini?

3 jam lalu

Peringatan Dini Cuaca BMKG, Wilayah Provinsi Mana Bakal Diguyur Hujan Lebat Hari Ini?

Peringatan dini cuaca BMKG yang diperbarui pada Kamis siang lalu menyebut Sumatera Barat dan Kalimantan Timur ada di antaranya. Simak selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan, Suhu Udara, Kelembapan Udara

5 jam lalu

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan, Suhu Udara, Kelembapan Udara

Prediksi cuaca dari BMKG menyebutkan Jakarta pagi ini cerah berlanjut cerah berawan sepanjang siang dan malam nanti. Bagaimana dengan Bodetabek?

Baca Selengkapnya

Mengintip Penerbangan Komersial Termahal di Dunia Rute Abu Dhabi - New York

12 jam lalu

Mengintip Penerbangan Komersial Termahal di Dunia Rute Abu Dhabi - New York

The Residence terdiri dari tiga ruangan, ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi pribadi. Penumpang dimanjakan selama 13 jam penerbangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

16 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

7 Daftar Sekolah Pilot di Indonesia, Ada Kedinasan dan Swasta

23 jam lalu

7 Daftar Sekolah Pilot di Indonesia, Ada Kedinasan dan Swasta

Ada beberapa daftar sekolah pilot di Indonesia yang bisa Anda pilih untuk pendidikan. Anda bisa memilih dari sekolah kedinasan atau swasta.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini Cuaca BMKG di Jabodetabek Hari Ini, Simak Potensi Hujan Kapan dan di Mana Saja

1 hari lalu

Peringatan Dini Cuaca BMKG di Jabodetabek Hari Ini, Simak Potensi Hujan Kapan dan di Mana Saja

BMKG memberikan peringatan dini cuaca untuk sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarannya (Jabodetabek) pada hari ini, Kamis 16 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Keluar Percikan Api, Penerbangan Haji Garuda Indonesia Rute Makassar-Madinah Kembali ke Landasan

1 hari lalu

Keluar Percikan Api, Penerbangan Haji Garuda Indonesia Rute Makassar-Madinah Kembali ke Landasan

Penerbangan Garuda Indonesia telah mendarat dengan selamat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar pada pukul 17.15 LT.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar

1 hari lalu

Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar

Operasi TMC dilakukan sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

1 hari lalu

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan, dan longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Berisiko Sakit, Jemaah Haji Jangan Menahan Kencing selama di Pesawat

1 hari lalu

Berisiko Sakit, Jemaah Haji Jangan Menahan Kencing selama di Pesawat

Banyak kasus jemaah haji jatuh sakit begitu sampai di Arab Saudi karena menahan kencing saat dalam penerbangan.

Baca Selengkapnya