Ledakan Omicron BF.7 di Cina dan Potensi Covid-19 Varian Baru di Dunia

Sabtu, 31 Desember 2022 00:30 WIB

Warga antre di klinik darurat yang didirikan di dalam stadion, di tengah wabah Covid, di Beijing, Cina 19 Desember 2022. REUTERS/Alessandro Diviggiano

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah ledakan kasus baru Covid-19 di Cina dapat melepas virus corona mutan yang baru ke dunia? Para ilmuwan tidak dapat memastikan namun mencemaskannya.

Seperti yang disampaikan Stuart Campbell Ray, pakar penyakit menular di Johns Hopkins University, AS, dia menyebut Cina memiliki populasi penduduk yang sangat besar, 1,4 miliar jiwa, namun imunitas yang terbatas. "Itu bisa saja menjadi setting untuk kita bisa melihat ledakan varian virus baru," katanya.

Menurut Ray, setiap kasus infeksi baru memberikan peluang bagi virus corona untuk bermutasi. Dan di Cina, virus itu--terutama subvarian Omicron BF.7--diketahui sedang menyebar dengan cepat setelah otoritasnya memutuskan meninggalkan kebijakan karantina ketat 'zero Covid' per 7 Desember 2022.

Meski cakupan vaksinasi di negara itu dilaporkan tinggi, tapi tidak untuk level booster terutama di kalangan penduduk lansia-nya. Tambahan lagi, vaksin-vaksin domestik yang telah digunakan terbukti kalah efektif menghadapi infeksi Covid-19 yang berat dibandingkan vaksin mRNA bikinan Barat.

Hasilnya, Ray menilai Cina saat ini menjadi, "Lahan subur untuk virus corona Covid-19 berubah."


Situasi Kasus Baru Covid-19 di Cina

Advertising
Advertising

Cina kini menghadapi apa yang kemungkinan menjadi ledakan kasus baru Covid-19 terbesar di dunia di masa pandemi. Prediksinya, sebanyak 800 juta penduduk akan terinfeksi dalam beberapa bulan ke depan. Angka kematiannya, menurut beberapa studi pemodelan, bisa mencapai setengah miliar.

"Peningkatan jumlah kasus ini akan terjadi sangat cepat," kata epidemiolog Ben Cowling dari University of Hong Kong. "Di Beijing sudah terjadi jumlah pasien yang membeludak dan di banyak kota besar lain karena penyebaran yang sangat cepat itu."

Perhitungan dari Komisi Kesehatan Nasional Cina, angka reproduksi virus yang sedang menyebar di negerinya saat ini melonjak menjadi 16. Angka reproduksi virus (R0) biasa digunakan untuk mengukur daya tular virus lewat berapa banyak jumlah orang yang bisa ditularkan oleh satu orang yang sakit atau sudah terinfeksi.

Sebagai ilustrasi, di permulaan pandemi pada awal 2020 lalu, nilai R0 adalah 2-3. Sedang ledakan kasus Omicron di Amerika Serikat pada tahun lalu mencatatkan angka R0 sebesar 10-11.

Angka 16 di Cina saat ini, kata Cowling, "Adalah daya tular yang sangat tinggi." Dia bersepekulasi, itulah sebabnya pemerintah Cina meninggalkan kebijakan zero Covid. "Virusnya terlalu menular. Infeksinya berlipat ganda dalam hitungan jam."


Omicron BF.7 di Cina dan Dunia

Shan-Lu Liu, virolog di Ohio State University, AS, mengungkapkan banyak subvarian Covid-19 Omicron yang telah dikenal saat ini bisa dideteksi di Cina. Termasuk Omicron BF.7 yang diyakini berada di balik ledakan kasus yang sedang terjadi sekarang.

BF.7, kependekan dari BA.5.2.1.7, adalah subturunan dari Omicron BA.5. Laporan dari Cina mengindikasikan BF.7 memiliki kemampuan infeksi terkuat di antara jenis-jenis Omicron yang terdeteksi di negara itu. Lebih cepat menyebar, memiliki masa inkubasi terpendek, dan lebih mampu menginfeksi ulang orang yang sudah pernah sakit, atau sudah pernah divaksin, atau keduanya.

BF.7 membawa mutasi spesifik R346T dalam protein paku SARS-CoV-2--bagian dari virus yang berperan penting untuk bisa menginfeksi sel. Mutasi ini, yang juga bisa kita lihat pada induknya yakni Omicron BA.5, memperkuat kapasitas virus melawan antibodi penetralisir yang dihasilkan oleh vaksin atau infeksi sebelumnya.

BF.7 sudah terdeteksi di beberapa negara lain di dunia sebelum kabar ledakan kasus di Cina. Beberapa negara itu termasuk India, AS, Inggris serta Belgia, Jerman, Prancis, dan Denmark di Eropa. Namun di negara-negara itu, BF.7 terdeteksi tetap rendah penyebarannya selama ini.

Sebagai contoh di AS diperkirakan menyumbang 5,7 persen saja dari kasus infeksi Covid-19 yang dilaporkan sepanjang pekan yang berakhir hingga 10 Desember lalu. Angkanya bahkan turun dari 6,6 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Omicron BF.7 memicu ledakan kasus baru Covid-19 dengan tingkat infeksi yang juga lebih serius di Cina diduga karena tingkat imunitas populasi penduduknya yang lebih lemah. Gejala infeksi subvarian ini serupa dengan subvarian Omicron lainnya yang banyak menyerang sistem pernapasan atas.


MEDICAL EXPRESS, NPR, LIVE SCIENCE


Berita terkait

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

5 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

15 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

17 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

3 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

3 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

3 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya