Google Digugat Pemerintah Federal dan Negara Bagian di Amerika, Soal Pasar Iklan

Kamis, 26 Januari 2023 20:20 WIB

Kantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (theverge.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Google tengah menghadapi gugatan dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan delapan negara bagian atas dugaan monopoli di pasar periklanan digital. Google dituduh menyalahgunakan kekuatan monopoli yang merugikan situs web dan pengiklan yang menggunakan alat periklanan lain.

Gugatan yang diajukan pada Selasa, 24 Januari 2023, itu menyatakan kalau perilaku anti persaingan Google telah meningkatkan hambatan untuk masuk ke tingkat tinggi yang dibuat-buat, memaksa pesaing utama untuk meninggalkan pasar untuk alat teknologi iklan. Selain itu, menghalangi pesaing potensial untuk bergabung dengan pasar, dan membuat beberapa pesaing Google yang tersisa terpinggirkan dan dirugikan secara tidak adil.

Baca juga: Setahun lalu, Google Digugat di Amerika Soal Data Lokasi Pengguna

Advertising
Advertising

Selanjutnya menuduh bahwa berbagai akuisisi Google memungkinkannya untuk menetralkan atau menghilangkan pesaing, dan tindakannya itu telah memaksa (secara halus) perusahaan lain untuk menggunakan alatnya. Menurut pengacara pemerintah, “Tindakan yang saling terkait dan saling bergantung ini memiliki efek kumulatif dan sinergis yang merusak persaingan dan proses persaingan.”

Selain itu, Departemen Kehakiman mengatakan Google “mengantongi rata-rata lebih dari 30 persen dari dolar periklanan yang mengalir melalui produk teknologi periklanan digitalnya.”

Google menanggapi gugatan tersebut dalam sebuah posting di blog. Perusahaan raksasa mesin pencari ini berpendapat bahwa permintaan Departemen Kehakiman untuk Google melepaskan dua akuisisi sebelumnya, yang telah dilakukan lebih dari satu dekade lalu, adalah upaya untuk menulis ulang sejarah dengan mengorbankan penerbit, pengiklan, dan pengguna internet.

Google juga mengatakan bahwa penggugat telah salah menggambarkan mengenai cara kerja produk periklanannya. Menurut anak perusahaan Alphabet ini, mereka tidak memaksa pelanggan untuk menggunakan produknya, "Tapi orang memilih untuk menggunakannya karena efektif."

Google menyoroti perusahaan lain yang juga bergerak di industri periklanan, termasuk Microsoft, Amazon, Apple, dan TikTok. “Gugatan hari ini dari Departeman Kehakiman mencoba untuk memilih pemenang dan pecundang di sektor teknologi periklanan yang sangat kompetitif,” tulis Dan Taylor, Wakil Presiden Iklan Global Google.

Taylor bahkan menduga sebagian besar menduplikasi gugatan tidak berdasar oleh Jaksa Agung Texas, yang sebagian besar telah dibatalkan oleh pengadilan federal. "Departemen Kehakiman menggandakan argumen cacat yang akan memperlambat inovasi, menaikkan biaya iklan, dan mempersulit pertumbuhan ribuan bisnis kecil dan penerbit," katanya lagi.

Google tampaknya tahu akan ada tuntutan di masa datang. Tahun lalu, perusahaan berusaha menghindari potensi tuntutan hukum dari Departeman Kehakiman dengan menawarkan memisahkan bisnis lelang iklannya, yang menjual dan memasang iklan di situs web pelanggan, dari cabang iklan digital Google. Namun, bukannya menjadikannya perusahaan terpisah, langkah tersebut akan menempatkan divisi tersebut di bawah payung perusahaan induk Google, Alphabet.

Baca juga: Saingi Google, Microsoft Guyur Miliaran Dolar Kembangkan ChatGPT Open AI

Selain itu, konsesi lain yang dilaporkan Google masih tidak cukup untuk meyakinkan Pemerintah AS bahwa usaha yang dilakukan tidak terlibat dalam praktik anti-persaingan. Gugatan meminta pengadilan untuk memaksa Google melepaskan bisnis periklanannya. Sebanyak delapan negara bagian, termasuk New York, California, Connecticut, dan Virginia, juga menandatangani gugatan tersebut.

THE VERGE


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

12 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

13 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

1 hari lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

1 hari lalu

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

Indonesia berencana mempelajari penerapan aturan Publisher Rights dari Australia yang telah lebih dulu melakukannya.

Baca Selengkapnya