Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Google Digugat di Amerika, Dituduh Kelabui Pengguna Soal Data Lokasi

image-gnews
Pengaturan Histori Lokasi di akun Google. Perusahaan teknologi ini mengubah hapus data lokasi setelah 18 bulan dari semula opsi menjadi otomatis untuk meningkatkan privasi penggunanya. (ANTARA/Natisha Andarningtyas)
Pengaturan Histori Lokasi di akun Google. Perusahaan teknologi ini mengubah hapus data lokasi setelah 18 bulan dari semula opsi menjadi otomatis untuk meningkatkan privasi penggunanya. (ANTARA/Natisha Andarningtyas)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaGoogle mendapat gugatan dari empat negara bagian di Amerika Serikat, yakni Texas, Washington D.C., Indiana, dan Distrik Colombia. Gugatan tersebut mengenai fitur lokasi pengguna. Walaupun pengguna sudah mengatur untuk tidak terlacak, namun Google dianggap secara diam-diam  masih mampu mengumpulkan informasi lokasi.

Jaksa Agung Washington D.C. Karl Racine mengatakan bahwa kantornya menggugat Google karena tuduhan menipu pengguna dan melanggar privasi mereka. Google dianggap menggunakan "pola gelap". Hal ini mengacu pada taktik yang secara halus dapat mempengaruhi perilaku konsumen demi kepentingan bisnis menggunakan data lokasi yang dikumpulkan.

Pada gugatan tersebut juga disebutkan bahwa Google telah merancang produknya untuk mendorong atau menekan pengguna untuk memberikan lebih banyak data lokasi baik secara tidak sengaja atau karena frustrasi.  Hal ini dianggap melanggar berbagai undang-undang perlindungan konsumen negara bagian dan DC.

“Distrik mengajukan gugatan ini untuk memperbaiki praktik penipuan dan tidak adil yang telah digunakan dan digunakan Google untuk mendapatkan data lokasi konsumen, dan untuk memastikan bahwa konsumen dapat memahami dan mengontrol sejauh mana tempat data lokasi mereka diakses, disimpan, digunakan, dan dimonetisasi oleh perusahaan," tutur Racine dalam gugatan yang diajukan Senin, 24 Januari 2022. 

Gugatan itu menuduh bahwa meskipun Google telah memberi pengguna opsi untuk mematikan pelacakan lokasi, dan mengaktifkan pengaturan privasi yang ditingkatkan sejak 2014, perusahaan itu masih mengumpulkan dan mengambil untung dari data lokasi penggunanya. Penyelidikan atas dugaan pelanggaran ini telah dilakukan sejak 2018, bahwa Google terus mengumpulkan data lokasi bahkan setelah pengaturannya dimatikan.

Juru bicara Google José Castaneda menanggapi gugatan itu dengan mengatakan bahwa klaim yang disampaikan tidak akurat dan pernyataan usang tentang pengaturan. Ia menekankan perubahan yang dilakukan pada Google Maps dan pencarian pada ponsel Android mulai 2019.

Kantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (theverge.com)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, Google sudah menghadapi beberapa tuntutan hukum, termasuk gugatan yang dipimpin oleh Texas yang menuduh perusahaan melanggar undang-undang anti-monopoli federal untuk membantu bisnis periklanannya. Sebagian besar pendapatan perusahaan induk Google, Alphabet, berasal dari bisnis periklanan Google: Pada kuartal ketiga tahun 2021, pendapatan iklan Google menyumbang $53,1 miliar dari total pendapatan Alphabet sebesar $65,1 miliar.

Pada tahun 2018, giliran investigasi Associated Press menemukan bahwa Google melacak data lokasi pengguna bahkan dengan pengaturan privasi diaktifkan. Motifnya diduga untuk menguntungkan bisnis periklanannya. Laporan tersebut kemudian dikutip dalam gugatan Racine pada Senin lalu.

GSM ARENA, FORBES

Baca juga:
Chip Dimensity 9000 dari MediaTek Jadi 'King of Android' di Geekbench 5


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

6 jam lalu

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak percaya akan ada "perang habis-habisan" di Timur Tengah


5 Cara Menyembunyikan Aplikasi di HP Android untuk Jaga Privasi

7 jam lalu

Cara mengatasi aplikasi force close di android dapat dilakukan dengan beberapa metode mulai dari restart HP hingga reset ke setelan pabrik. Foto: Canva
5 Cara Menyembunyikan Aplikasi di HP Android untuk Jaga Privasi

Ada beberapa cara menyembunyikan aplikasi di HP Android untuk menjaga privasi. Anda bisa memanfaatkan aplikasi tambahan.


9 Cara Mengatasi Google Chrome yang Tidak Bisa Membuka Halaman di Android

8 jam lalu

Notifikasi Google Chrome bisa mengganggu pengguna saat sedang asyik menggunakan HP atau Laptop. Ini cara menghilangkan notifikasi Chrome. Foto: Canva
9 Cara Mengatasi Google Chrome yang Tidak Bisa Membuka Halaman di Android

Ketahui cara mengatasi Google Chrome yang tidak bisa membuka halaman di Android. Anda bisa memuat ulang atau menghapus cache.


Tentara Lebanon Serang Israel, Pertama Sejak Konflik Hizbullah-Israel

9 jam lalu

Seorang anak pengungsi tidur di tenda darurat yang dibangun pengungsi korban perang antara Hizbullah dan pasukan Israel, di sebuah pantai di Beirut, Lebanon, 1 Oktober 2024. REUTERS/Louisa Gouliamaki
Tentara Lebanon Serang Israel, Pertama Sejak Konflik Hizbullah-Israel

Pembunuhan dua tentara Lebanon memicu serangan pertama terhadap pasukan Israel sejak invasi dimulai


Profil Mira Murati, Chief Technology Officer OpenAI yang Mengundurkan Diri

22 jam lalu

Mira Murati. Dok.ChatGPT
Profil Mira Murati, Chief Technology Officer OpenAI yang Mengundurkan Diri

Mira Murati adalah Chief Technology Officer di OpenAI , dan salah satu inovator paling berpengaruh dalam teknologi dan AI.


Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

23 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah. REUTERS/Khalil Hassan
Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

Mendiang pemimpin gerakan Lebanon Hizbullah, Hassan Nasrallah, sempat menyetujui gencatan senjata sementara dengan Israel beberapa hari sebelum tewas


Peringatan Hari Penyatuan Jerman Digelar di Jakarta, Bagaimana Sejarahnya?

1 hari lalu

Seorang pejalan kaki berjalan melewati bagian-bagian Galeri Sisi Timur, bagian terbesar yang tersisa dari bekas Tembok Berlin, di Berlin, Jerman, 19 September 2019. Kamis 3 Oktober adalah Hari Persatuan Jerman dan juga sebagai pengingat runtuhnya Tembok Berlin pemisah Jerman Barat dan Jerman Timur. REUTERS/Fabrizio Bensch
Peringatan Hari Penyatuan Jerman Digelar di Jakarta, Bagaimana Sejarahnya?

Kedutaan Besar Jerman menggelar peringatan Hari Penyatuan Jerman yang diperingati setiap 3 Oktober.


Israel Marah ke Sekjen PBB, AS: Tidak Produktif

1 hari lalu

Israel Marah ke Sekjen PBB, AS: Tidak Produktif

AS mengkritik keputusan Israel yang menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "persona non grata" dan melaran


Soal Hak Aborsi, Posisi Melania Trump Berlawan dengan Donald Trump

1 hari lalu

Mantan Presiden AS Donald Trump, istrinya Melania dan cucunya Kai Madison meninggalkan Gereja St. Vincent Ferrer saat menghadiri pemakaman Ivana Trump, istri pertama Trump, di New York City, AS, 20 Juli 2022. Ivana Trump meninggal dunia minggu lalu, pada usaia tahun yang dilaporkan jatuh dari tangga apartemennya di Manhattan. REUTERS/Brendan McDermid
Soal Hak Aborsi, Posisi Melania Trump Berlawan dengan Donald Trump

Mantan Ibu Negara Amerika Serikat Melania Trump menulis dalam memoar terbarunya bahwa seorang perempuan mempunyai hak untuk melakukan aborsi


Pembantaian Israel Setahun Terakhir Lenyapkan 902 Keluarga Palestina di Gaza

1 hari lalu

Warga Palestina membawa jenazah seorang wanita yang menjadi korban di lokasi serangan Israel di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 2 Oktober 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Pembantaian Israel Setahun Terakhir Lenyapkan 902 Keluarga Palestina di Gaza

Pembantaian militer Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah melenyapkan 902 keluarga Palestina