Dengan Serbuk Hirup Ini, Tikus dan Monyet Aman dari Covid-19

Senin, 13 Februari 2023 05:47 WIB

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah bubuk atau serbuk hirup adhesif yang bisa berubah menjadi gel dan menyelimuti saluran pernapasan mampu mencegah tikus dan monyet terinfeksi virus corona penyebab Covid-19. Ini mungkin efektif melawan varian SARS-CoV-2 apapun, termasuk yang akan muncul di masa depan.

Vaksin telah menjadi senjata penting dalam memerangi pandemi Covid-19. Tetapi, efikasi vaksin mungkin untuk memudar seiring virus corona bermutasi. Ke Cheng, profesor di Departemen Ilmu Biomedikal Molekuler di Fakultas Kedokteran Hewan, North Carolina State University, AS, dan koleganya kemudian penasaran apakah mereka bisa membuat saluran pernapasan--yang menjadi jalan masuk si virus--terlindungi, tak bisa diinfeksi.

Kalau itu bisa dilakukan tentu akan bisa melindungi orang-orang dari varian baru SARS-CoV-2 sementara vaksin baru dikembangkan atau yang sudah ada diperbarui.

Apa yang dikerjakan Cheng dkk pertama-tama adalah menciptakan bubuk atau serbuk dari mikropartikel polimer dan gelatin. Ketika dihirup, mikropartikel akan memasuki membran lendir yang berada di tenggorokan dan paru-paru, dan mengembang membentuk sebuah lapisan gel yang menghalangi atau melindungi dari penetrasi virus.

Ketika diuji dalam tikus, konsentrasi tinggi partikel serbuk itu tetap terjaga di paru-paru hewan itu selama 8 jam. Gel yang terbentuk mengeblok virus sehingga mereka tak bisa menginfeksi. Efisiensinya sampai 75 persen, tanpa isu keselamatan.

Advertising
Advertising

Sebagai catatan, hidrogel adhesif dinamai spherical hydrogel inhalation for enhanced lung defence (SHIELD), terbuat dari bahan pembuat makanan dan tidak mempengaruhi fungsi respirasi.

Berikutnya, bubuk yang sama diberikan kepada enam individu monyet hijau Afrika melalui alat inhaler. Delapan jam kemudian, monyet-moyet itu diinokulasi dengan SARS-CoV-2 varian orisinal ataupun varian Delta, yang diintroduksi ke dalam hidung atau ke dalam paru-paru mamalia itu lewat sebuah tabung.

Uji yang dilakukan beberapa kali mengungkap konsentrasi virus corona dalam tubuh monyet-monyet itu 50 sampai 300 kali lebih rendah daripada yang ada pada monyet-monyet lain di kelompok kontrol--tidak menerima gel sebelum inokulasi dilakukan.

NEW SCIENTIST, NATURE

Pilihan Editor: Hujan tak Putus Berhari-hari di Jabodetabek, BMKG Ungkap Penyebabnya


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

6 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

8 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya