Musim Kemarau Tahun Ini, Begini BRIN Akan Operasi Modifikasi Cuaca

Kamis, 16 Februari 2023 11:47 WIB

Kawasan pemakaman lama yang sudah menjadi dasar Waduk Gajah Mungkur terlihat saat terjadinya penyusutan air di Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu, 21 September 2022. Penyusutan air waduk pada musim kemarau menyebabkan komplek makam tersebut muncul karena kawasan tersebut telah berada di tengah dan menjadi dasar waduk. ANTARA/Maulana Surya

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau 2023 akan normal ketimbang tiga tahun terakhir yang kemarau basah. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) merupakan salah satu teknologi yang akan digunakan untuk mengantisipasi potensi kekeringan dengan kemarau normal tersebut.

Untuk menjaga ketersediaan air di waduk-waduk irigasi dan PLTA, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menjalin komunikasi dengan Kementerian PUPR dan beberapa pengelola waduk. Di antaranya pengelola waduk di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, DAS Cascade Citarum, dan Danau Toba.

Teknologi Modifikasi Cuaca lewat hujan buatan dimaksudkan untuk memaksimalkan proses terjadinya hujan pada awan-awan yang tumbuh di sekitar waduk. Operasi akan dilaksanakan pada masa peralihan, dalam kondisi daya tampung waduk masih mencukupi dan awan-awan potensial layak semai masih tersedia.

"Hujan hasil TMC akan lebih besar intensitasnya dibandingkan dengan hujan alami tanpa intervensi TMC, sehingga diharapkan volume air yang dihasilkan juga akan lebih besar," kata Direktur Kebijakan Pembangunan Lingkungan Hidup, Kemaritiman, Sumber Daya Alam, dan Ketenaganukliran, BRIN, M. Abdul Kholiq, saat konferensi pers 10th World Water Forum (WWF) Kick-Off Meeting, di Jakarta Convention Center, Rabu, 15 Februari 2023, seperti dikutip dari keterangan tertulis BRIN.

BRIN juga telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk keperluan pembasahan lahan gambut. Yang ini untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan.

Advertising
Advertising

"Kerja sama dengan KLHK dan BRGM sudah dilaksanakan sejak 2021, dan masih akan dilanjutkan untuk mengantisipasi dampak iklim dan cuaca ekstrem pada 2023," katanya sambil menambahkan, "BRIN dengan SDM yang unggul dan TMC yang dimiliki juga siap berperan serta membantu BNPB dalam upaya pemadaman karhutla."

Sementara itu, dalam WWF Kick-Off Meeting, Presiden World Water Council, Loic Fauchon, mengatakan, air merupakan salah satu elemen alam yang tidak bisa direproduksi. Berbeda dengan udara atau tanah yang bisa dihasilkan kembali, sehingga sangat penting untuk menjaga ketersediaannya. The 10th WWF menjadi momentum untuk meningkatkan kerja sama pengelolaan air secara global.

"Sudah seharusnya air menjadi agenda prioritas. Kita membutuhkan political will yang nyata di semua tingkat pengambilan keputusan. Berhenti mengabaikan air! Mari kenali, hormati, lestarikan, dan selamatkan air," katanya.

Sebagai informasi, 10th WWF Kick-off Meeting, merupakan rangkaian dari persiapan menuju WWF ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali pada 18 hingga 24 Mei 2024. Bertema "Water For Shared Prosperity", WWF ke-10 untuk menjawab tantangan dan potensi global yang diakibatkan oleh peningkatan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi.

WWF merupakan wadah pertemuan para pemimpin negara, korporasi, NGO, media, dan masyarakat umum, untuk mencari solusi yang berkaitan dengan manajemen air yang berkelanjutan.

Pilihan Editor: Cuaca Hari Ini, BMKG Masih Tetapkan Siaga untuk Sulawesi Selatan


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

1 jam lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

1 jam lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

2 jam lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

3 jam lalu

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

Menurut peneliti BRIN, suhu panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kategorinya suhu tinggi, bukan gelombang panas atau heatwave.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

3 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 6 - 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

6 jam lalu

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan cuaca panas akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas (heatwave), tapi suhu panas.

Baca Selengkapnya

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

6 jam lalu

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

Baca Selengkapnya

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

6 jam lalu

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

7 jam lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

9 jam lalu

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

Ketika cuaca panas masih membekap wilayah luas di daratan Asia, potensi hujan lebat masih ada untuk wilayah Indonesia hingga hari ini.

Baca Selengkapnya