Kalahkan Spanyol dan AS, Startup ITB Raih Peringkat 5 di Cybathlon Challenges 2023
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Devy Ernis
Sabtu, 29 April 2023 13:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Startup binaan Institut Teknologi Bandung (ITB) Karla Bionics yang bergerak di bidang tangan palsu prostetik berhasil meraih peringkat lima di Cybathlon Challenges 2023. Kompetisi internasional tersebut adalah ajang untuk mengembangkan teknologi bantu untuk penggunaan sehari-hari bagi penyandang disabilitas.
Tim beranggotakan dosen Manajemen Rekayasa ITB Wildan Trusaji bersama tiga mahasiswa dan dua alumni ITB yaitu Sekar Kedaton, Alya Hanun, Andy Lucky, Syaiful Hammam, dan Nurseptian Pratomo.
Karla Bionics melombakan hasil karya yang disebut Mega Arm, lengan prostesis yang digunakan untuk mendukung kebutuhan pekerjaan mekanikal.
Fitur utama yang ditonjolkan adalah kemampuan mencapit serta kekuatan struktur pada bagian pergelangan lengan prostesis. Hal ini didasari pada temuan Karla Bionics yaitu secara umum para penyandang disabilitas di Indonesia merupakan pekerja kerah biru yang rentan mengalami kecelakaan kerja dan kemudian sulit untuk kembali menemukan pekerjaan secara formal.
Terlebih lagi, para pengguna teknologi lengan prostesis yang menjadi tulang punggung keluarga ini rata-rata memiliki keterampilan mekanikal, yang dapat mereka kembangkan sebagai mata pencaharian seperti membuka bengkel tambal ban atau membuat workshop mengelas.
Proses persiapan tim Karla Bionics terbilang singkat. Selama tiga bulan, tim mulai mengembangkan teknologi lengan hingga proses latihan. Hal ini dapat dicapai karena tim inovasi produk Karla Bionics yang dipimpin oleh Wildan Trusaji mengembangkan Mega Arm dari teknologi sebelumnya, yakni lengan prostesis Raga Arm. Sebelumnya, tim Karla Bionics juga pernah memenangkan juara di kompetisi yang sama pada 2022.
“Filosofi desain Mega Arm memanfaatkan prinsip biomimicry, di mana desain lengannya mengikuti prinsip desain dari capit kepiting. Terdapat tiga prinsip yang kami adopsi yakni posisi diam yang menutup, pergerakan hanya dilakukan satu lengan satu waktu, serta pusat kontrol tidak terpusat pada bagian tengah membuat kontrol terhadap benda akan lebih terjaga,” jelas Wildan dilansir dari laman ITB pada Jumat, 29 April 2023.
Secara tampilan, Mega Arm ini tetap mengikuti filosofi atau konsep lengan palsu Karla Bionics yang tidak menyerupai lengan non-amputasi agar para difabel tidak perlu menutupi kekurangannya.
Digunakan pada Pelajar SMK
Pengaplikasian Mega Arm disematkan pada seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan mekanik asal Bekasi bernama Daffa Aldiansyah yang kini berusia 17 tahun. Melalui pemanfaatan Mega Arm, Daffa dapat kembali berkarya dan menggapai mimpinya sebagai seorang mekanik sepeda motor.
<!--more-->
Kini dia masih aktif menjadi mekanik sepeda motor di lingkungannya. Salah satu kegemaran Daffa untuk mengimplementasikan hobi dan keilmuannya adalah memodifikasi mesin motor. “Ketika mesin yang disetel ternyata bikin motor lebih enak dibawanya, saya ngerasa puas,” ujarnya.
Pada Cybathlon Challenges 2023, Daffa dibantu oleh Yayat Supriatna yang merupakan pilot untuk Karla Bionics pada Cybathlon Challenges 2022. Dalam proses persiapan, tim pilot Karla Bionics yang terdiri dari Daffa dan Yayat memulai latihan selama satu bulan untuk menemukan strategi yang efektif dalam menyelesaikan masing-masing tantangan.
“Sebagai pengguna lengan prostesis, kita harus mempelajari benda yang ingin diambil, kemudian membiasakan badan kita untuk mengikuti jangan ragu untuk menunduk, jongkok, bahkan jinjit untuk memperoleh hasil optimal,” ujar Yayat.
Dua Tantangan yang Perlu Dilewati
Ada dua tantangan yang perlu dituntaskan untuk menguji kemampuan teknologi dan ketangkasan pilot pada perlombaan ini. Tantangan pertama, peserta perlu memindahkan botol berisi total tiga liter air menggunakan peti untuk dipindahkan ke posisi meja yang telah disediakan.
Tantangan kedua, teknologi peserta diuji dalam kemampuan menggenggam dan memindahkan berbagai bentuk benda sehari-hari seperti kunci, kartu kredit, kelereng dan juga potongan balok mainan.
Diwakili oleh Daffa sebagai pilot, Karla Bionics di tahun keduanya berpartisipasi di ajang internasional ini kembali menjadi salah satu peserta yang berhasil menyelesaikan seluruh tantangan. Karla mendapatkan poin penuh sebesar 20 poin dan menembus peringkat 5 besar, mengalahkan Amerika Serikat dan Spanyol.
Prinsip yang diusung untuk pengembangan Mega Arm adalah tepat guna. Karla Bionics mengembangkan Mega Arm agar dapat bermanfaat secara fungsional untuk para penyandang disabilitas yang memiliki keterampilan tertentu. Keterampilan itu seperti mekanikal yang dimiliki oleh Daffa dan kebanyakan penyandang disabilitas lainnya dari kalangan kerah biru.
“Para penyandang disabilitas, terutama yang memiliki tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga. Akan kami upayakan untuk mendapat kemudahan memperoleh manfaat dari lengan prostesis Mega Arm ini, di mana kami akan mengusahakan bekerja sama dengan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan ataupun Program Badan Amal,” jelas Khoirun Mumpuni yang mengurus business development Karla Bionics.
Harapannya, melalui produk yang dikembangkan, Karla Bionics dapat menyebarkan pesan untuk menerima kondisi diri dan tetap bangga menjadi diri sendiri, serta tetap aktif melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan terdekatnya.