Jejak Kasus Antraks di Indonesia, Ternyata Sudah Ada Sejak 1884

Reporter

Tempo.co

Jumat, 7 Juli 2023 13:22 WIB

Petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan memeriksa kesehatan mata hewan kurban jelang perayaan Hari Raya Idul Adha di tempat penampungan hewan kurban, Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 15 Juli 2021. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan fisik serta pengambilan sampel darah, feses, dan tanah untuk memastikan tidak adanya penyakit antraks dan kelayakan hewan kurban. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Antraks sebabkan tiga warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meregang nyawa pada Selasa, 4 Juli 2023. Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Bacillus anthracis tersebut menyerang hewan pemakan tumbuhan (herbivora) liar maupun ternak dan menularkannya kepada manusia. Selain di Gunungkidul, apa saja kasus Antraks yang pernah terjadi di Indonesia?

Daftar Kasus Antraks di Indonesia

Sebagaimana Pedoman Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular (PHM) Seri Penyakit Anthrax (2016) oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) RI, berikut sejarah penyebaran antraks di Tanah Air.

1. 1884

Berita ternak kerbau yang menderita penyakit menyerupai antraks di daerah Teluk Betung (Lampung) dilaporkan dalam Javasche Courant.

2. 1885

Kemudian, Kolonial Verslag menyampaikan kabar lebih jelas. Temuan kasus di Buleleng (Bali), Lampung, dan Palembang (Sumatera Selatan).

3. 1986

Selang setahun, kasus antraks di Indonesia kembali terjadi, tepatnya di 12 daerah dari 34 provinsi. Wilayah yang terjangkit meliputi Karawang (Jawa Barat), Madura (Jawa Timur), Probolinggo (Jawa Timur), Banten, Padang (Sumatera Barat), Palembang, Bengkulu Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Pulau Rote (Nusa Tenggara Timur).

4. 1906

Advertising
Advertising

Masuknya penyakit antraks ke Tanah Air pada abad ke-19 diduga berasal dari sapi perah Eropa dan sapi Ongole Asia Selatan. Dalam buku tahunan Departement van Landbouw, Nijverheden Handel, selama 1906 sampai 1921 terjadi wabah ternak. Kemudian berdasarkan catatan Sumanegara (1958), sebaran terjadi di 14 provinsi antara 1906-1957.

5. 1910

Mengacu pada buku tahunan yang sama (diberi nama Pusat Jawatan Kehewanan sejak 1942), letupan wabah pada ternak terjadi di seluruh Pulau Sumatera.

6. 1914

Penyakit bakterial bersifat menular akut pada hewan kembali terdeteksi di Padang, Palembang, dan Bengkulu.

7. 1927-1928

Padang, Palembang, Bukittinggi, dan Jambi lagi-lagi dilaporkan terserang wabah antraks.

8. 1930

Dua tahun kemudian, Bacillus anthracis pada ternak ditemukan di Palembang, Medan, dan Sibolga.

9. 1957

Menurut Sumanegara (1958), kejadian wabah pada 1906-1957 terdapat di daerah Palembang, Jambi, Padang, Bengkulu, Medan, Bukittinggi, Sibolga, Jakarta, Bogor, Banten, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Solo, Banyumas, Madura, Madiun, Bojonegoro, Manado, Palu, dan Donggala.

10. 1975

Kejadian antraks di Jambi dilaporkan memiliki morbiditas (keadaan tidak sehat) tertinggi hingga menyentuh 53 per 100.000 ekor. Sedangkan di provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, tingkat morbiditas lebih rendah, sebesar 15 setiap 10.000 ternak.

11. 1980

Saat musim kering, ternak di Sumba Timur memakan rumput sampai ke akar yang ternyata mengandung spora antraks. Akibatnya jenis hewan yang paling banyak kehilangan nyawa, yaitu kuda, sapi, kerbau, babi, serta anjing.

12. 1986

Tercatat, kasus antraks di Indonesia pada 1986, tepatnya di Bengkulu dan Mentawai, Sumatera Barat.

13. 1989

Ternak di Mentawai dan Jambi kembali dilaporkan menderita gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh Bacillus anthracis.

14. 1990

Sapi perah eks impor Amerika Serikat yang didatangkan ke Jawa Tengah (Semarang, Salatiga, dan Boyolali) ternyata membawa bibit penyakit antraks.

15. 1999

Kasus antraks pertama kali menyerang manusia dilaporkan terjadi di Purwakarta, Jawa Barat pada 1999. Sebanyak 32 orang terkena, tetapi beruntung sembuh diobati. Sumber penularan berasal dari 150 ekor burung unta dan 3.324 ekor telah dimusnahkan.

16. 2003

Ada 14 provinsi (37 kota/kabupaten) yang dinyatakan sebagai daerah endemis antraks di Indonesia. Temuan kasus penyakit pada 2003 di Yogyakarta.

17. 2010

Kabupaten Sragen, Maros, Pangkep, dan Kabupaten Gowa disebutkan mengalami wabah yang sama pada 2010.

18. 2011

Masih di Sragen dan merembet ke Boyolali serta terjadi di Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur.

19. 2012

Wabah kembali menyebar di Sulawesi Selatan, tepatnya Kabupaten Takalar.

20. 2013

Sekitar Juni-Juli 2013, Maros dan Takalar masih harus bergulat dengan penyakit antraks.

21. 2014

Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan (Gowa, Maros, Sidrap, dan Bone) kembali mencatatkan temuan bakteri penyakit radang limpa pada ternak. Kemudian wabah diikuti oleh Blitar, Jawa Timur.

22. 2015

Kabupaten Sidrap, Maros, dan Gowa belum bisa pulih dari wabah yang dialami.

23. 2016

Tak hanya Sidrap, Gowa, Maros, ada Pinrang yang disebut kembali harus berkutat dengan permasalahan penyakit antraks pada hewan. Selanjutnya, ada Sulawesi Barat (Polewali Mandar), Gorontalo (Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, dan Bone Bolango), serta Jawa Timur (Pacitan) yang turut terserang.

24. 2017

Terdapat 77 kasus pada manusia yang tersebar di Gorontalo, Jawa Timur, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

25. 2018

Kasus antraks pada manusia terdeteksi pada 9 orang di wilayah Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

26. 2019

Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kasus antraks dilaporkan di Gunungkidul sejak 21 Mei sampai 27 Juni 2019.

27. 2020

Pada 28 Desember hingga 13 Januari 2020, Kemenkes menerima laporan adanya 21 warga di Gunungkidul yang mengeluhkan gejala antraks.

28. 2021

Ada 21 kasus yang dicatatkan menyerang ternak di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

29. 2022

Sebanyak 23 warga Gunungkidul terjangkit penyakit yang dikenal dengan nama radang limpa setelah sejumlah ternak mati.

30. 2023

Kasus antraks di Indonesia terakhir kali dan terbaru pada 2023 ditemukan di Gunungkidul yang sudah terdeteksi sejak April lalu.

Pilihan editor: Antraks Gunungkidul Diyakini Berawal dari Tradisi Ini

MELYNDA DWI PUSPITA

Berita terkait

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

1 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

16 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Asal Sragen Nyaris Hilang Terseret Arus Balik Pantai Gunungkidul

29 hari lalu

Wisatawan Asal Sragen Nyaris Hilang Terseret Arus Balik Pantai Gunungkidul

Meski gelombang laut selama libur Lebaran ini cukup landai dengan status gelombang sedang, namun wisatawan perlu berhati-hati saat bermain air di destinasi pantai-pantai selatan Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Warga Aceh Barat Daya Lebaran 11 April 2024, Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul 5 April 2024

33 hari lalu

Warga Aceh Barat Daya Lebaran 11 April 2024, Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul 5 April 2024

Warga di Kabupaten Aceh Barat Daya rayakan lebaran Kamis, 11 April 2024. Sebelumnya, jemaah Masjid Aolia Gunungkidul berlebaran pada 5 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

38 hari lalu

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

Jemaah Masjid Aolia di Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta telah merayakan Idul Fitri. Bagaimana asal usul jemaah asuhan Mbah Benu ini?

Baca Selengkapnya

Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul Rayakan Idulfitri Hari ini, Imam dan Jemaah: Tak Ada Kendala

40 hari lalu

Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul Rayakan Idulfitri Hari ini, Imam dan Jemaah: Tak Ada Kendala

Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul merayakan Idulfitri lebih cepat dari hari penetapan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jamaah Aolia di Gunungkidul Sudah Rayakan Lebaran Jumat Ini, Siapa Mereka?

40 hari lalu

Jamaah Aolia di Gunungkidul Sudah Rayakan Lebaran Jumat Ini, Siapa Mereka?

Ratusan Jamaah Masjid Aolia di Dusun Panggang III, Giriharjo, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, DIY menggelar salat Idul Fitri hari Jumat ini.

Baca Selengkapnya

Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

55 hari lalu

Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan pengelolaan Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul dengan sistem blok.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

57 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

58 hari lalu

Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Wabah Antraks melanda Gunungkidul dan Sleman, Yogyakarta. Apa Penyebabnya?

Baca Selengkapnya