Kilas Balik Hari Aksara Internasional

Reporter

Dimas Kuswantoro

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 9 September 2023 12:13 WIB

Ilustrasi website dengan konten aksara Jawa. Kredit: PANDI

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 8 September, seluruh dunia memperingati Hari Aksara Internasional.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aksara berarti sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran. Namun setiap negara mempunyai ciri khas aksara yang berbeda.

Aksara merupakan hal dasar untuk membantu seseorang dalam berkomunikasi melalui tulisan. Dengan adanya perbedaan pada setiap negara membuat aksara tersebut mempunyai keistimewaan tersendiri.

Aksara Paku merupakan aksara tertua di dunia. Aksara ini muncul sekitar 3.000 tahun yang lalu di lembah sungai Efrat dan Tigris, sekarang Irak.

Aksara Hangeul yang dipakai masyarakat Korea merupakan aksara termuda di dunia. Hangeul diciptakan Raja Sejong (1397-1540) pada 1443 masa Dinasti Joseon.

Aksara tersulit ialah Aksara Han atau Aksara Cina adalah aksara morfemis yang digunakan dalam penulisan bahasa Cina dan beberapa bahasa Asia. Dalam Bahasa Cina dinamakan Hanzi.

Advertising
Advertising

Aksara latin atau alfabet memiliki pengguna terbanyak di dunia. Sekitar 2.500 tahun lalu, alfabet digunakan oleh bangsa Semit.

Dilansir dari indonesia.go.id, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai keberagaman budaya, termasuk bahasa dan aksara. Bahkan setiap daerah memiliki bahasa dan aksara berbeda, satu dengan lainnya.

Jika ditelusuri lebih lanjut di balik keberagaman bahasa daerah tersebut ditemukan adanya berbagai kesamaan, misalnya dalam hal kosakata. Bahasa daerah tersebut tidak hanya menyimpan kekayaan fitur-fitur kebahasaan tetapi juga kearifan lokal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia.

Fakta Unik Aksara Nusantara

Berdasarkan data yang ditampilkan pada laman situs Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra pada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB), tercatat ada 718 bahasa daerah di tanah air. Jumlah tersebut merupakan hasil verifikasi berdasarkan penelitian dan pemetaan bahasa daerah yang dirintis sejak 1992 hingga 2019 oleh BPPB, lembaga yang bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dari data yang ditampilkan pada laman situs tersebut bisa dilihat bagaimana kayanya bangsa Indonesia dengan keragaman budaya berupa bahasa daerah. Di Pulau Papua saja, berdasarkan verifikasi tadi terdapat 428 bahasa daerah yang dituturkan oleh masyarakat setempat. Salah satu unsur dalam bahasa daerah tadi adalah dialek dan aksara untuk penulisan kosakata. Aksara yang dihasilkan dari unsur tulisan tradisional bahasa-bahasa daerah dikenal juga sebagai aksara Nusantara.

Saat ini terdapat 12 aksara daerah yang merupakan bagian dari kekayaan kesusastraan dan budaya Indonesia. Ke-12 aksara lokal tersebut adalah aksara Jawa, Bali, Sunda Kuno, Bugis atau Lontara, Rejang, Lampung, Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Mandailing, dan Kerinci (Rencong atau Incung).

Uniknya, meski di Papua terdapat 428 bahasa daerah, pada kenyataannya nyaris tidak dijumpai aksara lokal di sana. Sebuah upaya dilakukan dengan menyusun sistem aksara dengan bahasa Tobati yang digunakan oleh masyarakat di sekitar Jayapura.

Pihak Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) pun ikut meluncurkan buku Sistem Aksara Bahasa Tobati pada 2016. Proses penentuan sistem aksara ini melibatkan penutur yang menyampaikan lambang untuk sesuatu yang diungkapkan dengan bahasa Tobati. Kemudian, bahasa lisan itu ditulis dengan huruf Latin.

DIMAS KUSWANTORO | INDONESIA GO ID | M. RIZQI AKBAR
Pilihan editor: Pandi: Penerapan Aksara Nusantara Butuh Sinergi

Berita terkait

Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dorong Pelestarian Aksara Kawi sebagai Asal Muasal Aksara Jawa

27 September 2023

Yogyakarta Dorong Pelestarian Aksara Kawi sebagai Asal Muasal Aksara Jawa

Seiring waktu, keberadaan aksara Kawi ini sebagai warisan budaya semakin surut. Belum semua lapisan masyarakat punya akses mempelajarinya.

Baca Selengkapnya

Aksara Jawa, Pegon, Sunda, Bali, dan Kawi Akan Masuk Perangkat Digital

15 Agustus 2023

Aksara Jawa, Pegon, Sunda, Bali, dan Kawi Akan Masuk Perangkat Digital

Aksara nusantara sudah mendapatkan Standar Nasional Indonesia (SNI) di perangkat digital, seperti aksara Kawi, Pegon, Jawa, Sunda dan Bali.

Baca Selengkapnya

Pegiat Sikapi Positif Pernyataan Hendropriyono tentang Aksara Nusantara

23 Maret 2023

Pegiat Sikapi Positif Pernyataan Hendropriyono tentang Aksara Nusantara

A. M. Hendropriyono mengatakan Indonesia perlu memiliki aksara Nusantara agar lebih bisa memahami dan mendalami karakter bangsa.

Baca Selengkapnya

Aksara Kawi dan Pegon Siap Masuk Pembakuan Digital Nasional 2023

28 November 2022

Aksara Kawi dan Pegon Siap Masuk Pembakuan Digital Nasional 2023

PANDI telah menyerahkan dokumen RSNI untuk pembakuan fon dan papan ketik aksara Kawi dan Pegon ke BSN dan Kementerian Perindustrian.

Baca Selengkapnya

Gaungkan Aksara Nusantara, PANDI Gelar Lomba Cipta Lagu Anak Berbahasa Daerah

1 November 2022

Gaungkan Aksara Nusantara, PANDI Gelar Lomba Cipta Lagu Anak Berbahasa Daerah

Juara berhak mendapatkan hadiah uang tunai Rp 100 juta, serta trofi dari Kemenko PMK dan PANDI.

Baca Selengkapnya

Aksara Kawi Segera Rilis di Unicode September 2022

8 September 2022

Aksara Kawi Segera Rilis di Unicode September 2022

Tujuan didaftarkannya aksara Kawi ke Unicode agar bisa masuk dalam standar pengkodean aksara internasional untuk perangkat digital.

Baca Selengkapnya

Apresiasi Digitalisasi Aksara Nusantara, Kemenko PMK Berkolaborasi dengan PANDI

28 Mei 2022

Apresiasi Digitalisasi Aksara Nusantara, Kemenko PMK Berkolaborasi dengan PANDI

Upaya digitalisasi aksara Nusantara merupakan suatu usaha yang monumental untuk menjaga pelestarian budaya.

Baca Selengkapnya

Temui Butet Kartaredjasa, Ridwan Kamil Cerita Mimpi Penerjemahan Babad Pajajaran

7 April 2022

Temui Butet Kartaredjasa, Ridwan Kamil Cerita Mimpi Penerjemahan Babad Pajajaran

Butet Kartaredjasa di mata Ridwan Kamil dan banyak orang adalah seorang yang memberi inspirasi di bidang seni.

Baca Selengkapnya

Penerapan Aksara Nusantara pada Platform Digital Mendekati Realisasi

23 Maret 2022

Penerapan Aksara Nusantara pada Platform Digital Mendekati Realisasi

Dalam penerapan Aksara Nusantara, BSN telah menyediakan akses dokumen elektronika dua SNI tersebut di laman sispk.bsn.go.id.

Baca Selengkapnya