Temuan Nafas dan Halodoc Soal Polusi Udara, Keluhan Asma dan Bronkitis Melejit 5x Lipat

Reporter

Antara

Editor

Devy Ernis

Rabu, 27 September 2023 11:58 WIB

Dampak polusi udara bukan hanya mengancam orang dewasa, tetapi juga sangat berbahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak/Foto: Doc. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Platform digital pemantau kualitas udara, Nafas, berkolaborasi dengan Halodoc, layanan kesehatan digital (telemedisin), memaparkan lima temuan utama dari hasil studi bersama terkait polusi udara yang dilakukan pada Juni-Agustus 2023.

"Terjadi peningkatan keluhan penyakit pernapasan di Halodoc sebesar 34 persen pada Juni, ketika terdapat kenaikan polusi PM (Particulate Matter) 2.5 sebesar 10 μg/m3," kata Chief of Medical Halodoc, Irwan Heriyanto, dalam keterangan pada Rabu, 27 September 2023.

Pada periode Juni-Agustus 2023, kata dia, polusi udara meningkat dengan persentase keluhan penyakit pernapasan di setiap kecamatan di Jabodetabek meningkat hingga 41 persen. Kemudian kejadian polusi tinggi (PM2.5 di atas 55 μg/m³) tercatat lebih sering dibandingkan waktu lainnya.

"Hal tersebut menimbulkan potensi semakin tinggi risiko terjadinya keluhan penyakit pernapasan dalam kurun waktu 12 jam," ujarnya.

Selanjutnya, kata Irwan, keluhan terkait Sinusitis dan Asma mengalami kemunculan kasus tercepat 3 - 48 jam, sementara keluhan terkait Asma dan Bronkitis mengalami peningkatan kasus tertinggi hingga lima kali lipat.

Advertising
Advertising

Adapun peningkatan kasus penyakit pernapasan tertinggi, lanjutnya, terjadi pada kelompok sensitif yaitu sebesar 48 persen di kelompok usia di atas 55 tahun, dan disusul 32 persen di kelompok usia 0-17 tahun.

Melalui studi ini, Irwan berharap dapat meningkatkan literasi kesehatan dari yang semula bersifat kuratif menjadi preventif. Sementara Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Anas Ma'ruf mengapresiasi adanya upaya dari seluruh pihak yang telah peduli terhadap isu polusi udara.

Anas mengajak masyarakat melindungi diri dan menjaga lingkungan dari polusi, yang dimulai dari lingkup terkecil, seperti pengurangan penggunaan kendaraan bermotor berbahan fosil, tidak lakukan pembakaran sampah, serta mengurangi emisi dari rumah tangga seperti asap rokok.

"Kami mendorong masyarakat untuk menerapkan dua hal untuk mencegah dampak polusi udara yaitu memakai masker medis, terutama bila beraktivitas di luar ruangan, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan bila mengalami gangguan pernapasan," ucapnya.

Pilihan Editor: Jurusan Kuliah yang Dibutuhkan dalam Seleksi PPPK Kementerian Luar Negeri 2023

Berita terkait

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

19 jam lalu

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan kampanye edukasi dengan tema 'Udara Bersih Untuk Jakarta', di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pandawa Tanah Tinggi.

Baca Selengkapnya

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

3 hari lalu

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

10 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

10 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

12 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

13 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

13 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

13 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

18 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

23 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya