BRIN: Keanekaragaman Hayati Indonesia Janjikan buat Pengembangan Obat Herbal

Reporter

Antara

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 13 Oktober 2023 17:21 WIB

Rebusan bahan obat herbal yang sudah diracik untuk dicoba kualitasnya di Balikpapan, Kalimantan Timur, 15 Oktober 2021. Kalimantan adalah rumah bagi Suku Dayak dan dikenal sebagai paru-paru dunia karena luas hutannya yang mencapai 40,8 juta hektare. Hutan dengan segala isinya tersebut menyimpan manfaat bagi kehidupan manusia, tak terkecuali untuk kesehatan. ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN menyatakan Indonesia dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi menjanjikan untuk mengembangkan obat yang terbuat dari produk berbahan alami atau obat herbal.

"Istilah back to nature mendorong pemanfaatan herbal yang berdampak terhadap kesehatan serta semakin sering melakukan kajian dan studi terkait herbal oleh para ilmuwan," kata Kepala Pusat Riset Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN Sofa Fajriah dalam sebuah seminar yang dikutip di Jakarta, Jumat, 13 Oktober 2023.

Sofa menuturkan kesadaran masyarakat yang meningkat terhadap kesehatan berpengaruh pula terhadap penggunaan obat herbal yang berasal dari tumbuhan dengan cara tradisional dan alami.

Menurut Sofa, kesadaran penggunaan obat herbal itu muncul sejak zaman nenek moyang. "Hal itu dilakukan oleh masyarakat tentunya karena khasiatnya sudah terbukti dapat mengobati penyakit, lebih murah, dan efek samping lebih kecil bahkan hampir tidak ada," kata Sofa.

Berdasarkan prediksi Research and Markets, potensi pasar produk obat herbal mencapai 411,2 miliar dolar AS pada 2026, dengan kenaikan rata-rata adalah 30 persen per tahun.

Kenaikan itu dipicu pandemi COVID-19 yang meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan lebih memilih untuk menjaga kesehatan ketimbang mengobati penyakit.

Sofa Fajriah juga menjelaskan, di Indonesia sumber bahan baku obat herbal dan obat tradisional sebagian besar masih dipasok dari alam dengan komposisi mencapai 85 persen.

Beberapa sumber bahan baku obat herbal berasal dari tanaman yang tumbuh di taman nasional, hutan-hutan, dan kebun-kebun.

Selain nilai kesehatan dan ekonomi yang tinggi, penggunaan obat herbal yang kian masif juga didorong oleh para penyehatan tradisional.

Berdasarkan data Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja) Kementerian Kesehatan tahun 2015 dan 2017, distribusi penyehatan tradisional terbesar ada di Jawa Tengah mencapai 11,90 persen, Sulawesi Tengah sebanyak 11,10 persen, Jawa Barat sebanyak 7,80 persen, dan Sulawesi Selatan mencapai tujuh persen.

"Profil penyehatan tradisional sebagian besar adalah petani dengan angka mencapai 50,14 persen dan penyehatan tradisional murni 22,95 persen, sedangkan sisanya berprofesi sebagai TNI-Polri, ASN, dan lain-lain," kata Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN Suharmiati.

Pilihan Editor: Kekeringan Meteorologis Wilayah Pantai Utara Jawa Barat Diprediksi Berlanjut

Advertising
Advertising

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Revisi UU Polri Perpanjang Usia Pensiun Polisi, Ini Kata Peneliti BRIN

1 jam lalu

Revisi UU Polri Perpanjang Usia Pensiun Polisi, Ini Kata Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menanggapi mengenai revisi UU Polri yang bisa memperpanjang jabatan polisi.

Baca Selengkapnya

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

16 jam lalu

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN mengembangkan alat deteksi dini penyakit tanaman teh berbasis pembelajaran mesin.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

1 hari lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

2 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

3 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Pensiunan Guru Nasabah Mekaar berhasil Kembangkan Usaha

3 hari lalu

Pensiunan Guru Nasabah Mekaar berhasil Kembangkan Usaha

Pensiunan Guru sekaligus nasabah Mekaar Cabang Blitar, Jawa Timur, Nanik Yuliati, mengaku usahanya terus berkembang sejak ia bergabung menjadi nasabah Mekaar tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

4 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

4 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

4 hari lalu

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

5 hari lalu

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.

Baca Selengkapnya