Science Film Festival 2023, Ada Agenda Restorasi Ekosistem PBB dan Peran Serta Universitas

Minggu, 22 Oktober 2023 07:07 WIB

Diskusi membahas Science Film Festival 2023 yang mendukung Agenda Restorasi Ekosistem PBB di Gedung A Kantor Kemendikbudristek. TEMPO/Annisa Febiola

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun ini, Science Film Festival atau SFF menjadi mitra pendukung resmi agenda Dekade Restorasi Ekosistem Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Periode 2021 sampai 2030 merupakan tenggat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Restorasi merupakan upaya membantu ekosistem yang rusak atau hancur agar kembali pulih, sekaligus melestarikan ekosistem yang masih utuh.

Direktur Regional Goethe-Institut Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru Stefan Dreyer mengatakan SFF berkomitmen menyoroti pentingnya pertimbangan ekosistem dalam pengelolaan terpadu lahan, air dan sumber daya hayati. Komitmen ini juga fokus pada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan upaya mengatasi berbagai tantangan dalam pembangunan berkelanjutan global. Misalnya penggurunan, degradasi lahan, erosi, kekeringan, kehilangan keanekaragaman hayati, serta kelangkaan air.

"Kami memahami sains sebagai sebuah kemungkinan untuk menemukan titik temu dan pemahaman bersama mengenai isu-isu yang mendesak bagi kita semua. Oleh karena itu, saya pikir sangat tepat untuk menghubungkan SFF tahun ini dengan Dekade Restorasi Ekosistem PBB," kata Stefan pada Sabtu, 21 Oktober 2023 di Kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Ina Lepel menjelaskan di tingkat PBB, Dekade Restorasi Ekosistem sudah dimulai sejak 2021 hingga 2030. Salah satu kegiatannya adalah berbagi pengetahuan atau peningkatan kapasitas dan pembiayaan proyek.

Advertising
Advertising

"Saya rasa, Science Film Festival sangat berperan dan menjadi kontributor yang baik untuk upaya ini. Sejak akhir tahun 2022, Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global telah berkomitmen bahwa pada tahun 2030, 30 persen daratan dan 30 persen wilayah lautan harus dilindungi," kata Lepel.

Peran universitas dalam mendukung restorasi ekosistem berkelanjutan

Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini mengatakan jumlah mahasiswa di kampusnya sebanyak 5.600 orang. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan di lebih dari seribu kelas, melalui 25 ribu pertemuan.

"Jika 5 persen atau 10 persen saja dari pertemuan tersebut diisi dengan isu-isu yang berkaitan dengan perubahan iklim, restorasi dan sebagainya, maka para mahasiswa akan menjadi agen untuk menyebarkan pengetahuan tentang menjaga kelestarian bumi. Tentu saja cara paling efisien saat ini melalui media sosial," ujar Didik.

Adre Zaif Rachman selaku Kepala Kantor Urusan Internasional Universitas Katolik Atma Jaya menyebut universitas memiliki kesempatan sekaligus tantangan dalam mendukung restorasi ekosistem lokal. Pertama, kampus bersentuhan langsung dengan mahasiswa dan masyarakat.

Secara tri dharma perguruan tinggi, ada fungsi pengajaran dan penelitian. Kedua poin ini memungkinkan adanya jurnal mengenai restorasi ekosistem dan topik lain tentang pembangunan keberlanjutan.

"Kami bertemu dengan berbagai lapisan masyarakat di universitas. Di situlah peluang dan tantangannya. Karena bertemu dengan semua orang, hal-hal yang kami lakukan juga harus bermanfaat dan digunakan oleh masyarakat," kata Adre.

Literasi sains lewat film

Stefan mengatakan penonton SFF di Indonesia tahun ini menjadi yang kedua terbesar. Goethe Institut melalui SFF 2023 telah menjangkau 70 kota dari sebelumnya 55 kota.

"Film-film yang kami tayangkan ada 18, di 12 negara yang berbeda. Termasuk Indonesia tentunya. Semuanya disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia dan dipilih dari sekian banyak film melalui kurasi. Kami mencari film-film yang menarik bagi penonton muda," kata Stefan.

Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Talenta Kemendikbudristek Tatang Muttaqin menyebut film yang diputar dalam pagelaran SFF memberikan gambaran yang lebih baik berkat dukungan audiovisual. Dengan demikian, para siswa akan lebih terinspirasi.

Poin paling penting, menurut Tatang, adalah bagaimana para pelajar memahami kaitan sains dengan kehidupan. "Dari situ, saya rasa film menjadi medium penting untuk kampanye pentingnya ilmu pengetahuan. Hal ini sangat relevan dengan fokus Indonesia, bagaimana meningkatkan kemampuan sains di kalangan pelajar," kata dia.

Pilihan Editor: Science Film Festival ke-14 Dibuka, Goethe-Institute: Sains Bisa Menyenangkan

Berita terkait

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

3 jam lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

5 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

8 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

13 jam lalu

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB, memprotes pemungutan suara resolusi yang mendukung keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

16 jam lalu

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

Seorang staf PBB tewas di Rafah setelah kendaraannya ditabrak saat sedang melakukan perjalanan ke sebuah rumah sakit.

Baca Selengkapnya

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

17 jam lalu

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

Sebuah konferensi donor internasional di Kuwait menjanjikan bantuan lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun ke Gaza

Baca Selengkapnya

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

1 hari lalu

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

Nahdlatul Wathan (NW) menjadi organisasi massa Islam pertama yang membangun ekosistem di Ibu Kota Nusantara (IKN). Begini profilnya?

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar 143 Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

1 hari lalu

Inilah Daftar 143 Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Ada sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota PBB, termasuk Indonesia. Berikut daftarnya.

Baca Selengkapnya

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

2 hari lalu

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya