Panas Bumi Indonesia Bisa Hasilkan Listrik 24 Gigawatt, untuk Apa Saja?

Reporter

Antara

Editor

Devy Ernis

Rabu, 25 Oktober 2023 22:05 WIB

Petani memikul Kubis yang baru dipanen melintasi instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi kawasan dataran tinggi Dieng, desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jateng, Sabtu (14/8/2021). PT Geo Dipa mengembangkan proyek pembangunan PLTP secara berkelanjutan guna mendukung tercapainya target pembangunan energi terbarukan, khususnya panas bumi yang ramah lingkungan. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan energi panas bumi (geotermal) di Indonesia mampu menghasilkan listrik hingga 24 gigawatt.

Koordinator Kelompok Riset Teknik Investigasi dan Evaluasi Nuklir Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi BRIN Bayu Azmi mengatakan potensi tersebut muncul karena Indonesia menjadi negara dengan geotermal terbesar di dunia, yakni 40 persen dari potensi energi panas bumi dunia.

"Geotermal Indonesia itu terbesar di dunia, kalau dikonversikan dengan tenaga listrik bisa mencapai 24 gigawatt," ujarnya di Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023.

Meski memiliki potensi yang besar, katanya, saat ini pemanfaatan energi panas bumi yang menjadi penyumbang untuk pembangkit listrik masih kurang dari 10 persen. Ia mengatakan pemerintah pada 2025 menargetkan menghasilkan energi listrik dari energi baru terbarukan (EBT) 31 gigawatt.

Selain itu, kata dia, geotermal sumber energi yang ramah lingkungan karena energi listrik yang dihasilkan memiliki emisi karbon yang rendah. Hal tersebut, katanya, sejalan dengan visi nol emisi karbon yang ditargetkan pemerintah pada 2060.

Advertising
Advertising

Ia menilai dengan mengoptimalkan pemanfaatan geotermal di Indonesia maka target pemenuhan pasokan energi listrik melalui EBT serta visi nol emisi karbon bisa terwujud.

"Potensi geotermal Indonesia apabila dimaksimalkan 100 persen, maka target tersebut bisa terpenuhi, tentunya dengan didukung oleh EBT ramah lingkungan lainnya," katanya.

Mekanisme pemanfaatan energi panas bumi menjadi tenaga listrik dengan cara menginjeksi air ke perut bumi sehingga uap yang dihasilkan dari panas tersebut dapat dikonversi menjadi tenaga listrik.

"Alam Indonesia menyediakan sumber energi baru terbarukan yang sangat berlimpah serta ramah lingkungan akan sangat luar biasa jika dapat memanfaatkannya secara maksimal," ujarnya.

Pilihan Editor: Rektor UIN Walisongo Semarang Tersandung Kasus Plagiarisme, Diduga Jiplak Tesis Dosen

Berita terkait

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

11 jam lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

19 jam lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

1 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

1 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

2 hari lalu

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

2 hari lalu

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.

Baca Selengkapnya

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

3 hari lalu

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang

Baca Selengkapnya

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

3 hari lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya

Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

4 hari lalu

Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

Alat dan perangkat lunak meteran air bersistem token yang dikembangkan Telkom University direncanakan masuk ke pasaran.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

4 hari lalu

Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

Tim BRIN meneliti sejumlah kondisi geologi yang bisa memicu gempa bumi di Indonesia. Salah satunya soal Sesar Lembang dan sesar lain di sekitarnya.

Baca Selengkapnya