Peneliti BRIN Jelaskan Soal Hujan Meluas di Indonesia Saat Masih El Nino
Reporter
Anwar Siswadi (Kontributor)
Editor
Devy Ernis
Sabtu, 25 November 2023 17:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena El Nino masih berlangsung, namun hujan deras meluas di berbagai wilayah seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara pada Jumat, 24 November 2023. Menurut peneliti klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin, hujan deras masih dapat terjadi secara meluas di wilayah Sumatera dan Kalimantan. “Beberapa faktor menunjukkan anomali yang terjadi di Laut Cina Selatan,” katanya, Jumat malam, 24 November 2023.
Menurutnya saat ini terjadi pemanasan ekstrem di Laut Cina Selatan dengan anomali suhu maksimum mencapai sekitar +2 derajat Celcius. Panas ekstrem yang dikenal dengan sebutan Marine Heatwave ini terpantau sejak pertengahan Oktober 2023, seiring menguatnya fenomena El Nino.
Kondisi panas ekstrem di Laut Cina Selatan menciptakan sistem tekanan rendah sehingga menjadikan wilayah tersebut sebagai area pemusatan angin. “Fenomena penghangatan suhu muka laut di Laut Cina Selatan memang biasa terjadi saat El Nino namun tidak seekstrem saat ini,” ujar Erma.
Selain itu, sejak 18 November 2023 telah terbentuk gangguan sirkulasi antisiklonik di Laut Cina Selatan dekat Kalimantan yang dinamakan dengan Vorteks Borneo. Antisiklonik merupakan sebutan bagi vorteks atau pusaran angin di belahan bumi utara yang berputar berlawanan arah jarum jam.
Vorteks Borneo yang terbentuk oleh gelombang ekuator Rossby, juga didukung oleh angin monsun dari utara benua Asia yang mulai masuk ke Laut Cina Selatan. Jumlah vorteks itu menurut Erma, ada dua yaitu di bagian utara dan selatan ekuator.
Vorteks Borneo di utara telah menimbulkan hujan deras persisten dan meluas di Sumatra dan Kalimantan selama 2-3 hari terakhir. “Terutama pada saat Vorteks Borneo ini telah berubah menjadi bibit siklon tropis 99W,” kata Erma. Pertumbuhan vorteks Borneo menjadi siklon merupakan kejadian sangat langka yang disebut oleh ilmuwan terjadi pada 100 hingga 300 tahun sekali.
Sebuah vorteks lainnya yang terbentuk lebih kecil di bagian selatan berada di atas Selat Karimata dan Laut Jawa. Vorteks Laut Jawa ini berputar searah jarum jam sehingga dinamakan dengan siklonik vorteks. Vorteks Laut Jawa disuplai oleh angin monsun timuran yang masih terjadi secara homogen di selatan ekuator.
Vorteks Laut Jawa yang terus terpelihara dengan siklus lebih dari 6 jam telah menimbulkan hujan yang meluas di sebagian besar Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mulai Jumat 24 November 2023. Terpeliharanya vorteks Laut Jawa didukung oleh panas maksimum suhu muka laut yang terbentuk di utara Jawa bagian tengah.
Kondisi tersebut menurut Erma membuat gangguan cuaca skala sinoptik dan hujan yang meluas disertai fenomena cuaca ekstrem masih dapat terjadi hingga kedua vorteks tersebut mengalami peluruhan.
Pilihan Editor: Pidato Nadiem di Hari Guru Nasional 2023: Saya Sedih, Pasti Rindu Bertemu Ibu Bapak Guru