BRIN Sebut Fenomena Suhu Meningkat di Musim Hujan Ini Tergolong Unik

Selasa, 19 Desember 2023 17:21 WIB

Kendaraan melintasi genangan air di Jalan Soekarno Hatta, Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin, 11 Desember 2023. Jalan tersebut terendam air setinggi 30 hingga 60 cm serta membuat kemacetan panjang usai hujan deras yang diperparah buruknya drainase di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Suhu maksimum harian di beberapa wilayah di Indonesia mengalami peningkatan, mulai dari 34.2 hingga 37.2 derajat celcius. Fenomena peningkatan suhu ini tergolong unik, sebab situasi ini juga dibarengi dengan curah hujan yang tinggi.

Peneliti Cuaca dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Didi Satiadi mengatakan, fenomena meningkatnya suhu di musim hujan salah satunya disebabkan oleh dampak pemanasan global dan kualitas udara yang kering.

Pengamatan BRIN pada Selasa, 19 Desember 2023, memperlihatkan situasi udara di Pulau Jawa cenderung kering dan mengurangi pertumbuhan awan. Didi menyampaikan, langit yang cerah menyebabkan sinar matahari mencapai permukaan bumi tanpa halangan apapun. Akibatnya suhu udara meningkat dengan cepat di siang hari.

Kondisi ini menurut Didi berbanding terbalik saat malam hari, sebab suhu udara di malam hari lebih dingin. Akibat keberadaan awan pada malam hari yang cenderung meningkatkan suhu udara. "Karena awan memantulkan panas yang dipancarkan oleh permukaan bumi pada malam hari," ujar Didi kepada Tempo, Selasa 19 Desember 2023.

Didi menuturkan, udara yang kering itu dibawa mengikuti arah angin ke selatan atau Benua Australia. Sehingga ada pergeseran uap air ke bagian tengah Indonesia. Angin dari arah utara juga bertahan dan membuat sirkulasi siklonik di lautan sebelah barat Pulau Kalimantan. "Akibatnya saat ini hujan lebih banyak di bagian tengah Indonesia," kata Didi.

Advertising
Advertising

Fenomena Unik

Didi menilai bahwa peningkatan suhu saat curah hujan yang tinggi adalah hal yang unik. Ia meninjau kembali penyebabnya dan mendapatkan analisis bahwa ada gangguan pada atmosfer dan lautan di Indonesia. Akibatnya suhu meningkat hingga batas maksimum tapi cuaca sering hujan.

"Seperti yang diketahui, Indonesia masih mengalami fenomena El-Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif. Kondisi ini membuat Indonesia cenderung lebih kering dari biasanya. Lalu juga dampak dari pemanasan global dan perubahan iklim juga semakin terasa," ucap Didi.

Didi menyadur riset dari Copernicus Climate Change Service atau CS3, menurut riset tersebut 2023 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah. "Fenomena perubahan iklim meningkatkan intensitas hidrologi dan ekstrimitas, sehingga kita perlu waspada terhadap potensi kejadian ekstrim," kata Didi.

Lebih lanjut, Didi mengingatkan bahwa gangguan yang terjadi di atmosfer dapat memicu kejadian ekstrim dan kewaspadaan harus ditingkatkan. Salah satu gangguan yang bisa terjadi semisal fenomena dingin, borneo vortex dan siklon tropis.

Pilihan Editor: Daftar Lengkap 38 Provinsi di Indonesia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

5 jam lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

5 jam lalu

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit. Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

15 jam lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

23 jam lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Hujan Lebat Picu Banjir Lahar Hujan di Sumbar, BMKG: Berpotensi Sepekan ke Depan

1 hari lalu

Hujan Lebat Picu Banjir Lahar Hujan di Sumbar, BMKG: Berpotensi Sepekan ke Depan

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi bakal terjadi hingga tanggal 22 Mei 2024 atau selama sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Tanah Longsor Melanda Aceh Selatan, Sebanyak 8.142 Jiwa Terdampak

1 hari lalu

Banjir dan Tanah Longsor Melanda Aceh Selatan, Sebanyak 8.142 Jiwa Terdampak

Banjir mengakibatkan rusaknya beberapa fasilitas umum serta tanah longsor menutupi badan jalan lintas nasional.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

1 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

2 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

2 hari lalu

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.

Baca Selengkapnya