Koentjaraningrat: Bapak Antropologi Lintas Zaman Asal Indonesia

Selasa, 16 Januari 2024 09:19 WIB

Koentjaraningrat. TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Prof. Dr. H.C. KPH. Koentjaraningrat adalah seorang antropolog Indonesia yang berperan besar dalam mendeskripsikan sejarah dan kebudayaan Indonesia.

Dikutip dari Majalah Tempo, Koentjaraningrat lahir pada Jumat Pahing, 15 Juni 1923. Ia merupakan keturunan darah biru, buyut dari Pakualam VI. Ia menjajaki pendidikan anak-anak Belanda di Europeesche Lagere School dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs karena merupakan seorang bangsawan.

Pengaruh seni budaya ia terima karena masa mudanya yang ia habiskan di lingkungan keraton. Pada waktu senggang saat menempuh ilmu di sekolah menengah atas, Koen muda belajar melukis dan menari di Tejakusuman.

Koen kemudian meneruskan sekolahnya di Algemeene Middelbare School Yogyakarta yang saat ini bernama SMA Negeri 3 Yogyakarta. Demi melanjutkan pendidikan ke tahap perguruan tinggi, Koen kemudian masuk ke Universitas Gadjah Mada (UGM), mengambil jurusan sastra Indonesia.

Namun, baru satu tahun kuliah, terjadi Revolusi Kemerdekaan. Ia kemudian menggabungkan diri dalam Korps Mahasiswa Universitas Gadjah Mada dan ditugaskan menjadi pengajar bahasa Inggris dan sejarah bagi para prajurit Brigade 29, Kediri. Baru pada 1950, Koentjaraningrat berhasil merampungkan kuliahnya dan mendapat gelar sarjana muda sastra Indonesia di UGM.

Advertising
Advertising

Pada 1952 ia berhasil meraih gelar sarjana sastra bahasa Indonesia dari Universitas Indonesia. Pada saat itu, antara 1950–1954, sambil kuliah ia juga menjadi guru di SMA Budi Utomo.

Kiprah sebagai seorang antropolog

Dikutip dari artikel karya James J. Fox, Koen dewasa menemukan panggilan hatinya untuk menjadi antropolog ketika menjadi asisten Prof. G.J. Held di Universitas Indonesia. Pada waktu itu, Prof. Held tengah melakukan penelitian lapangan di Sumbawa. Ketertarikan mendalam Koentjaraningrat dalam ilmu antropologi membawanya melanjutkan pendidikan di Yale University, Amerika Serikat. Pada tahun 1956, dia berhasil meraih gelar Master dalam ilmu antropologi di bawah bimbingan Prof. Dr. Elisabeth Allard.

Salah satu puncak pencapaiannya terjadi pada tahun 1958, ketika Koen berhasil meraih gelar Doktor dalam ilmu antropologi dari Universitas Indonesia. Disertasinya yang berjudul "Beberapa Metode Antropologi dalam Penyelidikan Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia" menjadi tonggak bersejarah dalam pengembangan ilmu antropologi di Indonesia.

Setelah meraih gelar, Koen memulai karier pengajar sebagai dosen antropologi di Fakultas Sastra UI (1956–1961). Keahliannya dalam berbahasa Belanda dan Inggris membuka pintu peluang internasional baginya. Ia kemudian ditunjuk menjadi Research Associate di Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat (1961–1961). Pengabdian Koentjaraningrat tidak berhenti di situ; ia menjadi Guru Besar Antropologi di UI (1962–1999) dan Guru Besar Luar Biasa di UGM (1962–1999).

Selama periode tersebut, ia menempuh peran penting sebagai Guru Besar di Akademi Hukum Militer di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Di usianya yang semakin tua, Koen masih berkancah di ranah internasional dengan menjadi Guru Besar Tamu di Universitas Utrecht, Belanda (1966–1968) dan Deputi Ketua LIPI (1968–1978).

Selain mengajar, Koen juga menunjukkan dedikasinya dalam menulis tentang kebudayaan dan pembangunan di Indonesia. Karya-karyanya, seperti Rintangan-rintangan Mental dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia dan Pengantar Antropologi, tidak hanya mendapat pengakuan nasional, tetapi juga menjadi bahan bacaan wajib bagi mahasiswa antropologi di seluruh Indonesia.

Sebanyak 22 buku dan lebih dari 200 artikelnya, yang diterbitkan dalam berbagai majalah ilmiah dan surat kabar di dalam dan luar negeri, mengukuhkan posisinya sebagai pionir antropologi yang tak tergantikan.

Dengan prestasi gemilangnya, Koentjaraningrat tidak hanya memberikan sumbangan besar bagi perkembangan ilmu antropologi di Indonesia tetapi juga mendapatkan penghormatan di tingkat internasional. Keberhasilannya membuka jendela dunia antropologi Indonesia terus menginspirasi generasi penerus untuk menggali dan memahami kekayaan budaya yang dimiliki negeri ini.

MICHELLE GABRIELA | DIAN YULIASTUTI

Pilihan Editor: Seabad Koentjaraningrat

Berita terkait

Sebulan Jelang Idul Adha, Halal Center UGM Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban

1 hari lalu

Sebulan Jelang Idul Adha, Halal Center UGM Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban

Pakar dari Halal Center UGM mengingatkan langkah pengolahan dan penyimpanan daging kurban Idul Adha yang benar, untuk menghindari potensi penyakit.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

2 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

2 hari lalu

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

Kekhawatiran BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengenai lonjakan UKT menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno Berita Terkini, Selasa, 14 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

3 hari lalu

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

Deteksi dini pada bayi baru lahir bisa menggunakan alat bernama auditory brainstem response (ABR).

Baca Selengkapnya

Ketua BEM KM UGM: 65 Persen Program Studi di UGM Mengalami Kenaikan UKT

3 hari lalu

Ketua BEM KM UGM: 65 Persen Program Studi di UGM Mengalami Kenaikan UKT

Sebanyak 65 persen program studi di sejumlah fakultas di UGM mengalami kenaikan besaran uang kuliah tunggal atau UKT.

Baca Selengkapnya

Definisi PTNBH, Gempa di Balik Banjir Sumbar, dan Daftar Game Mei 2024 Mengisi Top 3 Tekno Terkini

3 hari lalu

Definisi PTNBH, Gempa di Balik Banjir Sumbar, dan Daftar Game Mei 2024 Mengisi Top 3 Tekno Terkini

Konsep kelola PTNBH menjadi artikel terpopuler dalam Top 3 Tekno Berita Terkini, Senin, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Fakultas Biologi UGM Buka Prodi Kurator Keanekaragaman Hayati Pertama di Asia

3 hari lalu

Fakultas Biologi UGM Buka Prodi Kurator Keanekaragaman Hayati Pertama di Asia

UGM menyediakan prodi Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati. Studi yang sudah ada di Cambridge University intu belum ada di kampus seantero Asia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

4 hari lalu

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

Kebijakan sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum dalam menaikkan biaya UKT memicu aksi protes mahasiswa. Apa itu PTNBH?

Baca Selengkapnya

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

4 hari lalu

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

Polemik kenaikan UKT menuai respons dari berbagai pihak. Wakil Ketua Komisi X DPR menyebut kebaikan tersebut tidak logis dan tidak relevan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM, Unsoed, Unri, USU, dan UIN Jakarta Kritisi Soal Kenaikan UKT

4 hari lalu

Mahasiswa UGM, Unsoed, Unri, USU, dan UIN Jakarta Kritisi Soal Kenaikan UKT

Mengapa mahasiswa UGM, Unsoed, Unri, USU, dan UIN Jakarta mengkritisi uang kuliah tunggal atau UKT?

Baca Selengkapnya