Indonesia Rugi Rp 544 Triliun Akibat Perubahan Iklim 2020-2024

Reporter

Andika Dwi

Jumat, 23 Februari 2024 17:31 WIB

Aktivis lingkungan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah memasang instalasi manekin menyerupai pejabat pengambil keputusan yang ditenggelamkan di laut saat aksi respon terhadap KTT perubahan iklim COP26, di pesisir Tambakrejo, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 5 November 2021. Mereka mendesak agar pemerintah Indonesia memberikan solusi dan kontribusi nyata dalam mengatasi krisis iklim dengan menghentikan penggunaan bahan bakar fosil, deforestasi, serta mengedepankan pembangunan yang berkesinambungan dengan alam. ANTARA FOTO/Aji Styawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia rugi besar akibat fenomena perubahan iklim. Tak main-main, Indonesia merugi hingga Rp 544 triliun hanya untuk 2020-2024.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah melakukan estimasi kerusakan dan kerugian akibat perubahan iklim tersebut. "Bappenas mengestimasi kerugian mencapai Rp 544 triliun pada periode tahun 2020-2024," ujar Sri Mulyani pada acara Pertemuan Nasional RBP REDD+ Tahun 2024 yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu, 21 Februari 2024.

Sri Mulyani juga menjelaskan dampak dari perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut mempengaruhi nilai Gross Domestic Product (GDP) Indonesia. Menurut perkiraannya, GDP Indonesia akan terpengaruh antara 0,66 hingga 3,45 persen.

“Jadi kalau kita bicara tentang GDP itu sekitar Rp 20,6 ribu triliun maka kita bicara mengenai angka kerusakan dan kerugian yang nilainya bisa mencapai Rp 600,45 triliun,” tuturnya seperti dikutip dari laman Kementerian Keuangan.

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga mengatakan dampak perubahan iklim akan berpengaruh pada kehidupan manusia, seperti sektor ekonomi dan keuangan. Oleh karenanya, dia mengatakan bahwa Indonesia telah secara sistematis berupaya untuk menghindari malapetaka yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Advertising
Advertising

Salah satu bentuknya, kata dia, melalui Green Climate Fund yang memberikan pembayaran berdasarkan kinerja atau Pembayaran Berbasis Hasil dari REDD+ (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation).

Meskipun begitu, Sri Mulyani menegaskan usaha Indonesia untuk mengurangi dampak perubahan iklim tidak hanya bergantung pada pembayaran dari lembaga internasional. Hal ini juga terkait dengan kebijakan dan peraturan yang diterapkan.

"Ini juga masalah inklusivitas dimana partisipasi dari semua masyarakat dan jajaran serta stakeholder menjadi penting," katanya menambahkan.

Selain itu, Sri Mulyani menjelaskan sejumlah kebijakan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah pusat demi menghindari dampak ekonomi akibat perubahan iklim. Beberapa diantaranya termasuk climate budget tagging, sukuk hijau, pembentukan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), dan partisipasi dalam pendanaan multilateral seperti Global Environment Facility (GEF).

Sri Mulyani berharap pemerintah daerah juga memiliki keterlibatan dan komitmen yang sama kuatnya melalui climate budget tagging di tingkat regional.

"Dalam forum ini, saya berharap dapat dilakukan diskusi dan pertukaran pikiran, pengalaman, dan pengetahuan terkait dengan program perubahan iklim, terutama dengan penekanan pada sektor pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan,” ujarnya.


RIZKI DEWI AYU

Pilihan Editor: Cerita Penjabat Gubernur Jawa Barat Lihat Lembar Seng Jatuh Dekat Mobilnya Ketika Terjadi Puting Beliung Rasa Tornado di Rancaekek

Berita terkait

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

13 jam lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

15 jam lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

16 jam lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya

Seperti Apa Konsep Sekolah Unggul Terintegrasi Ala Prabowo?

16 jam lalu

Seperti Apa Konsep Sekolah Unggul Terintegrasi Ala Prabowo?

Bappenas mengungkap konsep Sekolah Unggul Terintegrasi milik Prabowo Subianto. Menyasar daerah-daerah yang tingkat pendidikannya masih tertinggal

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

20 jam lalu

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mempertanyakan alasan pemerintah menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar dalam layanan BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Masih Kebanjiran Kecaman, Sri Mulyani Kembali Gelar Rapat Pimpinan

23 jam lalu

Bea Cukai Masih Kebanjiran Kecaman, Sri Mulyani Kembali Gelar Rapat Pimpinan

Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelar rapat dengan pimpinan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terkait maraknya kritik terhadap lembaga tersebut.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis: Ditanggapi Koperasi Warteg hingga Soal Bujet

23 jam lalu

Makan Siang Gratis: Ditanggapi Koperasi Warteg hingga Soal Bujet

Pemerintah Kota Bandung bersama Indonesia Food Security Review (IFSR) melakukan uji program makan siang gratis bagi pelajar di enam sekolah

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Rapat dengan Anak Buahnya, Bahas Perbaikan Institusi Bea Cukai

1 hari lalu

Sri Mulyani Rapat dengan Anak Buahnya, Bahas Perbaikan Institusi Bea Cukai

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menggelar rapat bersama pejabat eselon I Kemenkeu dan para pimpinan Bea Cukai pada Senin siang, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hasto PDIP Bilang 8 Nama Besar Cagub Pilkada Jakarta Sudah di Kantong Mega

1 hari lalu

Hasto PDIP Bilang 8 Nama Besar Cagub Pilkada Jakarta Sudah di Kantong Mega

PDIP menyebut 8 nama besar cagub di Pilkada Jakarta sudah ada di kantong Mega. Siapa saja? Bagaimana pula dengan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

PDIP Puji Sri Mulyani soal Potensi Cagub Jakarta 2024: Beliau Level Dunia

1 hari lalu

PDIP Puji Sri Mulyani soal Potensi Cagub Jakarta 2024: Beliau Level Dunia

PDIP menyebut Sri Mulyani sebagai salah satu tokoh potensial untuk cagub Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya