Begini Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley

Sabtu, 23 Maret 2024 08:06 WIB

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian soal situs Gunung Padang berjudul “Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia” dimuat di jurnal Archaeological Prospection pada 20 Oktober 2023. Tulisan itu kemudian ditarik oleh penerbit John Wiley & Sons sehingga artikelnya hilang dari Wiley Online Library, basis data milik penerbit tersebut, sejak 18 Maret lalu.

Menurut Ali Akbar, anggota Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, pencabutan itu bermula pada 1 Desember 2023 lalu. Awalnya salah satu anggota tim yakni Pakar paleotsunami dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman mendapat email resmi dari redaksi Wiley. Penulis yang lain kemudian juga mendapat email yang sama. "Kami para penulis mendapat email dari wiley 1 Desember 2023 mengenai ada investigasi soal jurnal kami," kata Ali dalam wawancara daring dengan Tempo, Jumat, 21 Maret 2024.

Dalam email tersebut, kata Ali, Wiley menyampaikan ringkasan bahwa investigasi dilakukan karena ada kesalahan dalam artikel yang ditulis. Seluruh anggota tim sempat kaget dengan email tersebut karena khawatir kesalahannya dalam ranah etik seperti plagiarisme. "Kami membalas email persoalannya apa? Apa persoalan etik apa bukan. Kalau kami atau saya pribadi yang paling berbahaya itu etik. Apakah itu plagiat, pemalsuan data. Berkata bohong, yang tidak benar itu.Mereka membalas email permasalahan ini terkait subtansi," ujarnya.

Setelah mendapat email berikutnya, Ali mengaku merasa nyaman karena perbedaan pendapat dalam penelitian adalah hal yang lumrah. Ali dan kawan-kawan pun mendapat beberapa pertanyaan terkait subtansi hasil riset yang menjadi polemik. "Kami jawab panjang sekali jawabannya. Terus setelah jawaban panjang tersebut, 13 Desember 2024, ada email dari Wiley. Ada empat pertanyaan singkat. Kayaknya mereka menyingkat ada 4 pertanyaan dari para ahli yang mempertanyakan hasil riset kami."

Pada 14 Desember, Ali dan kawan-kawan kembali memberi jawaban tentang subtansi riset, yaitu kesimpulan riset yang menyatakan Situs Gunung Padang merupakan bangunan dengan tiga lapisan peradaban dengan usia paling kurang 9000 tahun. "Tanggal 19 Desember, Wiley melampirkan. Empat pernyataan lengkap dari 4 ahli tersebut," ucapnya.

Advertising
Advertising

Dari pengantar email tersebut, menurut Ali, disebutkan bahwa investigasi berasal dari hasil observasi para ahli yang mengajukan keberatan. "Jadi empat ahli ini mengirim pernyataan keberatan terhadap jurnal tersebut. Mereka itu ahli arkeologi, geofisika, geologi, dan geo karbon," kata dia. Ali beranggapan hasil observasi tersebut hanya sekedar riset dokumen dengan membaca dokumen lainnya. Tidak ada observasi lapangan sebagai pembanding.

Setelah tanya jawab melalui email itu, kata Ali, pada 31 Januari pihak Wiley pun menjatuhkan vonis untuk mencabut artikel tentang Situs Gunung Padang dari jurnal karena mengandung major error. "Kayaknya mereka harus urus administrasi atau lainnya sehingga baru secara resmi dicabut pada 18 Maret 2024."

Investigasi atas jurnal itu dilakukan John Wiley & Sons, Ltd., penerbit sekaligus pemilik basisdata Wiley Online Library. Di akhir investigasinya, penerbit menyatakan laporan yang dibuat Ali Akbar, Danny Hilman dkk itu mengandung kekeliruan besar (major error). Error itu diakui tak teridentifikasi saat peer review atau kajian oleh ilmuwan lain yang tak terlibat penelitian.

Kesalahan yang dimaksud adalah bahwa teknik penanggalan karbon yang digunakan kepada sampel tanah yang tidak terkait dengan fitur atau artefak apapun yang dapat secara meyakinkan diinterpretasi sebagai antropogenik, atau buatan manusia. "Karenanya, interpretasi bahwa situs ini adalah sebuah piramida purba yang dibangun 9.000 tahun yang lalu atau lebih tidak benar, dan artikel harus dicabut," bunyi hasil investigasi tersebut.

Berita terkait

Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

22 hari lalu

Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

22 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Demi Lobster Kawan Vietnam

23 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

26 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Dekan Unas Dituduh Catut Nama Dosen UMT di Jurnal, Pahami Perbedaan Jurnal SINTA dan Jurnal Scopus

28 hari lalu

Dekan Unas Dituduh Catut Nama Dosen UMT di Jurnal, Pahami Perbedaan Jurnal SINTA dan Jurnal Scopus

Meskipun jurnal SINTA dan Scopus memiliki peran yang penting dalam mendukung penelitian ilmiah, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Cara Instal HyperOS, Cuaca BMKG, dan Jurnal Indeks Scopus

28 hari lalu

Top 3 Tekno: Cara Instal HyperOS, Cuaca BMKG, dan Jurnal Indeks Scopus

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Selasa pagi ini, 16 April 2024, dipuncaki berita informasi 3 cara instal HyperOS di perangkat Xiaomi, Redmi, dan Poco.

Baca Selengkapnya

Dekan Unas Dituding Catut Nama Dosen UMT di Publikasi Jurnal Scopus, Kenali Jurnal Terindeks Scopus

29 hari lalu

Dekan Unas Dituding Catut Nama Dosen UMT di Publikasi Jurnal Scopus, Kenali Jurnal Terindeks Scopus

Dekan Unas Kumba Digdowiseiso dituduh catut nama dosen UMT di jurnal scorpus. Ini penjelasan soal jurnal terindeks scorpus.

Baca Selengkapnya

Dosen Malaysia Tuding Guru Besar Unas, Ini Dampak Penggunaan Jurnal Predator

29 hari lalu

Dosen Malaysia Tuding Guru Besar Unas, Ini Dampak Penggunaan Jurnal Predator

Publikasi berorientasi profit ini sering dikenal sebagai jurnal predator.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Kenali Jurnal Berkualitas Scopus

30 hari lalu

Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Kenali Jurnal Berkualitas Scopus

Jurnal predator adalah jurnal internasional yang dalam proses penerbitannya tidak didapati proses peninjauan ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.

Baca Selengkapnya

Dekan Unas Diduga Catut Nama Dosen UMT, Pengamat: Buntut Tuntutan Kuantitas Jurnal

31 hari lalu

Dekan Unas Diduga Catut Nama Dosen UMT, Pengamat: Buntut Tuntutan Kuantitas Jurnal

Kasus ini terjadi karena tuntutan pemerintah soal tingginya kuantitas publikasi jurnal ilmiah.

Baca Selengkapnya