Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Reporter

Antara

Kamis, 11 April 2024 19:36 WIB

Proses relokasi seekor buaya yang ditangkap di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-BBKSDA NTT

TEMPO.CO, Kupang - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur mencatat telah terjadi tujuh kasus konflik manusia dan buaya di Pulau Timor sepanjang tahun lalu. “Terbanyak adalah Pulau Timor dari total 15 korban gigitan buaya di seluruh NTT,” kata Kepala BBKSDA NTT Arief Mahmud di Kupang, Kamis 11 April 2024.

Arief menyebutnya sebagai interaksi negatif antara buaya dan manusia, dan jumlah kejadiannya di NTT disebut cukup tinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Di NTT, dia menambahkan, sebanyak lima di antara 15 korban gigitan buaya sepanjang tahun lalu itu adalah kasus fatal.

Konflik buaya dan manusia juga terjadi di Pulau Sumba sebanyak enam kasus dalam periode yang sama. Ada pula di Flores dan Lembata, masing-masing, satu kasus.

Sepanjang tahun ini bahkan tercatat sudah ada dua kasus yang satu di antaranya berakhir dengan kematian korban. Arief menunjuk periode Januari hingga April 2024..

Arief mendesak penyelesaian konflik buaya dan manusia harus dilakukan dengan memperhatikan akar permasalahan. Arief menyebut antara lain perbaikan habitat hutan mangrove yang rusak serta membatasi aktivitas masyarakat di kawasan yang menjadi habitat tersebut.

Advertising
Advertising

Itu sebabnya, menurut Arief, buaya-buaya muncul di area publik. "Karena buaya mencari habitat baru akibat habitat aslinya rusak atau adanya persaingan teritorial yang mengakibatkan individu tertentu harus pindah."

Pada kasus tertentu, dia menerangkan, buaya berinteraksi dengan masyarakat saat mereka melintas untuk pindah atau mencari makan. Oleh karena itu, Arief memandang, solusi jangka pendek yang diambil pemerintah saat ini berupa menangkap dan merelokasi buaya yang muncul di tengah masyarakat.

Namun, dengan cukup banyak buaya yang saat ini berada di penampungan sementara di BBKSDA NTT, Arief meminta mengubah masalah menjadi peluang, misalnya dengan dibangunkan fasilitas lembaga konservasi umum yang dimanfaatkan untuk wisata.

Selain itu, diperlukan partisipasi para investor untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan dukungan pendampingan proses perizinan oleh BBKSDA NTT.

Selebihnya, BBKSDA NTT mengimbau masyarakat untuk tidak mengambil langkah sendiri saat berpapasan dengan buaya. Juga tidak membuang sisa makanan di laut yang dapat memancing kehadiran buaya, serta melaporkan kejadian interaksi negatif buaya melalui pusat panggilan BBKSDA NTT.

Pilihan Editor: Guru Besar Unpad Jelaskan Proses Identifikasi Korban Tewas di Jalur Contraflow Jalan Tol Cikampek, Minta Polisi Tak Terburu-buru

Berita terkait

Hendak Ambil Tangkapan Ikan, Nelayan di Bangkalan Malah Temukan Buaya 3 Meter

17 jam lalu

Hendak Ambil Tangkapan Ikan, Nelayan di Bangkalan Malah Temukan Buaya 3 Meter

Buaya masuk ke hutan mangrove di Bangkalan saat air pasang diduga karena tertarik oleh ikan-ikannya yang terperangkap jala nelayan.

Baca Selengkapnya

Satgas Gakkum KLHK Tangkap Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur, Sudah 2 Tahun DPO

1 hari lalu

Satgas Gakkum KLHK Tangkap Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur, Sudah 2 Tahun DPO

KLHK telah menahan tersangka kejahatan lingkungan itu dan menitipkannya di Rutan Kelas I Salemba Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

2 hari lalu

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

Setelah sempat gaduh soal pembubaran doa rosario yang dilakukan mahasiswa Katolik Unpam, Wali Kota Tangerang Selatan gelar pertemuan.

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

2 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

3 hari lalu

Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

Hutan mangrove memiliki segudang manfaat terutama efektif menyerap emisi karbon. Begini penjelasannya .

Baca Selengkapnya

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

8 hari lalu

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

BMKG ingatkan masyarakat NTT soal potensi kebakaran lahan akibat angin kencang yang bersifat kering hingga 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kawanan Beruang Jarah Sarang Madu di Aceh, Peternak Rugi Lebih dari Rp 100 Juta

9 hari lalu

Kawanan Beruang Jarah Sarang Madu di Aceh, Peternak Rugi Lebih dari Rp 100 Juta

Kawanan tiga beruang dilaporkan merusak puluhan sarang madu dari kayu di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, dalam sepekan terakhir

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

17 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

20 hari lalu

Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

Mangrove juga punya potensi pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata serta tempat berkembang aneka biota laut.

Baca Selengkapnya

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

24 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya