Di Balik Kecelakaan Pesawat Termahal Sepanjang Sejarah: Bomber Siluman B-2 Spirit of Kansas

Selasa, 16 April 2024 10:47 WIB

Kecelakaan pesawat bomber B-2 Spirit of Kansas di Guam. Screenshot via Google Maps

TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Guam. 23 Februari 2008 lalu, sekitar pukul 10.30 waktu setempat. Pesawat bomber siluman B-2 Spirit yang dikenal dengan nama Spirit of Kansas melontarkan dua pilotnya ke luar hanya beberapa saat setelah upaya lepas landas yang janggal. Tak lama kemudian pesawat kembali terjerambap ke landas pacu, dan terbakar.

Insiden itu berlangsung hanya hitungan detik tapi meninggalkan kerugian senilai 2 miliar dolar atau setara kurs saat ini lebih dari Rp 32 triliun. Angka tersebut membuatnya hingga kini sebagai kecelakaan pesawat termahal sepanjang sejarah.

Bomber B-2 dengan kemampuan meratakan sebuah kota dan menciptakan bencana kehancuran rontok hanya oleh problem perubahan cuaca. Insiden itu membuktikan, betapapun kuatnya umat manusia, tak akan mampu menaklukkan kekuatan alam.

Kronologi

Spirit of Kansas telah berada di Pangkalan Udara Andersen di Guam di Samudera Pasifik selama empat bulan sebelum kecelakaan terjadi. Dia menjadi bagian dari misi U.S. Pacific Command’s Bomber Forward Presence bersama tiga bomber B-2 lainnya. Dari pangkalan ini, Amerika bermain peran dalam melindungi stabilitas kawasan dari ancaman Cina dan Korea Utara.

Hari itu, 23 Februari, sejatinya adalah jadwal Spirit of Kansas pulang ke Pangkalan Udara Whiteman di Missouri, Amerika Serikat. Pesawat dijadwalkan lepas landas pagi dalam sebuah formasi dua pesawat bersama satu bomber lainnya.

Advertising
Advertising

Penerbangan kembali ke Missouri akan menempuh lebih dari 16 jam dan melibatkan dua kali isi ulang bahan bakar di udara. Pada pagi itu, kedua pilot pun sudah memuat perlengkapan pribadi mereka ke dalam pesawat, termasuk berbagai lainnya mulai dari data atau informasi rahasia hingga kursi pantai untuk tidur selama penerbangan nanti.

Singkat cerita, keduanya sudah berada di kokpit dan menyalakan mesin dan mulai bekerja dengan daftar kondisi praterbang (preflight checklist). Kedua pilot dan kru daratsepakat pesawat sudah siap terbang dan bomber ini mulai ditarik ke posisinya untuk lepas landas.

Tak disadari oleh para pilot itu dan juga otak komputer B-2 kalau kelembapan udara yang tinggi di Guam telah menyebabkan Air Data System di pesawat itu menerima informasi yang salah. Posisi ketinggian (altitude) pesawat di darat terbaca 682 kaki--selisih 136 kaki dari data elevasi sebenarnya--tapi kru yang berststus penugasan sementara dari Missouri itu tidak menyadari eror yang terjadi.

Seiring pergerakan pesawat dari titik lepas landasnya, Master Caution Light di kokpit sempat menyala bersama sebuah lampu peringatan Flight Control System (FCS) selama enam detik. Kopilot menyelidikinya dan cepat menyimpulkan masalah sudah teratasi; pesawat tetap menuju titik lepas landas. Sekitar 21 detik kemudian, pilot memulai takeoff, menarik hidung bomber itu untuk terbang mengangkasa.

Apa yang tidak diketahui kedua pilotnya adalah Port Transducer Units (PTU) pesawat, sensor yang sama yang membangkitkan data altitude yang keliru, juga salah melaporkan data kecepatan angin. Menurut sensor itu, pesawat telah berada pada kecepatan 163 mil per jam, kecepatan takeoff yang aman. Padahal saat itu masih 151-154 mil per jam--bukan kecepatan takeoff yang aman.

Saat roda-roda pesawat bomber itu telah terangkat dari landas pacu, sistem otomatis FCS, yang beraksi berbasis data yang keliru, meyakini pesawat malah dalam posisi menukik tajam. Untuk menghindari celaka, FCS menginisiasi pesawat agar mendaki 'nose-up' 30 derajat. Karena kecepatan yang masih rendah saat itu, serta status bahan bakarnya yang penuh dan berat, juga momentum tak dapat mempertahankan posisi mendaki,pesawat pun mulai turun kembali.

Beberapa saat sebelum kecelakaan pesawat bomber B-2 Spirit of Kansas di Guam pada 23 Februari 2008. Screenshot via Google Maps

Pilot Nomor 1 mencoba mengambil alih kendali pesawat tapi disebutkan dalam laporan pascakecelakaan, itu tetap membuat pesawat tak tertolong. Ujung kiri sayap kirinya mulai menabrak landas pacu dan para pilot langsung dilontarkan ke luar, meninggalkan pesawat yang kemudian jatuh kembali, terempas dan terbakar.

Personel di pangkalan udara itu segera mengevakuasi kedua pilot. Pilot Nomor 1 hanya terluka ringan sedang Pilot Nomor 2 menderita retak tulang belakang tapi beruntung bisa pulih kembali. Adapun kebakaran Spirit of Kansas bertahan enam jam. Pecahan pesawat tersebar di area seluas lebih dari empat hektare.

Apa yang Salah?

Investigasi atas kecelakaan itu menunjuk biang keladinya adalah data salah yang membuat FCS membuat keputusan yang salah. Setiap pesawat bomber siluman B-2 dilengkapi 24 sensor PTU yang memungkinkan sistem komputer mengkalkulasi berbagai parameter seperti kecepatan angin dan ketinggian terbang pesawat.

Tingkat kelembapan udara yang tinggi di Guam menyebabkan uap air terakumulasi dalam PTU pesawat itu, berujung unit-unit yang membangkitkan data lingkungan tak akurat.

Data itu yang membuat sistem komputer salah menilai kondisi awal takeoff sebelum kecepatan pesawat cukup tinggi untuk mempertahankan daya angkat. Data yang sama lalu menuntunnya untuk menyimpulkan pesawat menukik tajam ketika dia sebenarnya sudah mulai naik.

Investigasi kecelakaan meletakkan kesalahan sepenuhnya pada kelembapan udara dan sensor-sensor PTU. Sedangkan terhadap para pilot dibebaskan dari kesalahan.

Muncul dalam laporan investigasi itu bahwa para teknisi di awal pengerahan B-2 ke Guam pada 2006 telah memperhatikan data PTU yang bermasalah. Para teknisi telah merekomenasian para pilot untuk mangaktivasi pemanas yang buit-in di PTU untuk mengeringkan perembunan sebelum FCS digunakan untuk menarik data.

Rekomendasi itu disebutkan tak pernah dibuat resmi dan tidak pernah diteruskan ke pengerahan bomber berikutnya. Baru sekarang, sebagai dampak dari kecelakaan itu, Angkatan Udara AS menambahkan aktivasi heater PTU sebelum takeoff ke dalam prosedur standar preflight.

POPULAR MECHANICS

Pilihan Editor: BMKG Sebut Hujan di Indonesia Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

Berita terkait

Mengintip Penerbangan Komersial Termahal di Dunia Rute Abu Dhabi - New York

5 jam lalu

Mengintip Penerbangan Komersial Termahal di Dunia Rute Abu Dhabi - New York

The Residence terdiri dari tiga ruangan, ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi pribadi. Penumpang dimanjakan selama 13 jam penerbangan.

Baca Selengkapnya

6 Tips Memilih Kursi Pesawat yang Paling Nyaman untuk Perjalanan

8 jam lalu

6 Tips Memilih Kursi Pesawat yang Paling Nyaman untuk Perjalanan

Memilih kursi terbaik di pesawat dapat memberikan kenyamanan dalam perjalanan. Berikut terdapat tips memilih kursi pesawat paling nyaman.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

9 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Terkendala Gangguan Mesin, Garuda Indonesia Ganti Pesawat Calon Jemaah Haji

18 jam lalu

Terkendala Gangguan Mesin, Garuda Indonesia Ganti Pesawat Calon Jemaah Haji

Maskapai Garuda Indonesia mengganti pesawat calon jemaah haji Makassar karena ada gangguan pada mesin pesawat.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini Cuaca BMKG di Jabodetabek Hari Ini, Simak Potensi Hujan Kapan dan di Mana Saja

21 jam lalu

Peringatan Dini Cuaca BMKG di Jabodetabek Hari Ini, Simak Potensi Hujan Kapan dan di Mana Saja

BMKG memberikan peringatan dini cuaca untuk sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarannya (Jabodetabek) pada hari ini, Kamis 16 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Madinah Capai 40 Derajat, Jemaah Haji Dilarang Berjalan Kaki Tanpa Alas

3 hari lalu

Cuaca Madinah Capai 40 Derajat, Jemaah Haji Dilarang Berjalan Kaki Tanpa Alas

Jemaah haji Indonesia diminta menggunakan alas kaki saat berjalan di Madinah. Alasannya, suhu di Madinah kini mencapai 40 derajat.

Baca Selengkapnya

9 Museum Penerbangan Internasional yang Menarik untuk Dikunjungi

3 hari lalu

9 Museum Penerbangan Internasional yang Menarik untuk Dikunjungi

Terdapat sembilan museum penerbangan internasional yang menawarkan pengalaman yang unik dan menarik bagi pengunjung dari seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Kirim Kloter Pertama Jemaah Haji, 4.232 Orang Akan Diterbangkan ke Tanah Suci

4 hari lalu

Garuda Indonesia Kirim Kloter Pertama Jemaah Haji, 4.232 Orang Akan Diterbangkan ke Tanah Suci

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memberangkatkan para calon jemaah haji ke Tanah Suci pada hari ini, Ahad, 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Indonesia AirAsia Melonjak jadi Rp 6,62 Triliun, Apa Saja Komponen Pendorongnya?

4 hari lalu

Pendapatan Indonesia AirAsia Melonjak jadi Rp 6,62 Triliun, Apa Saja Komponen Pendorongnya?

Direktur Utama Indonesia AirAsia Veranita Yosephine membeberkan komponen pendorong lonjakan pendapatan perusahaan pada tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Gelar Kompetisi Drone Tempur Loyal Wingman, Angkatan Udara Amerika Pilih 2 Finalis Ini

5 hari lalu

Gelar Kompetisi Drone Tempur Loyal Wingman, Angkatan Udara Amerika Pilih 2 Finalis Ini

Kompetisi drone tempur ini telah menyisihkan tiga perusahaan teknologi militer dirgantara raksasa--Boeing, Lockheed-Martin, dan Northrup-Grumman.

Baca Selengkapnya