Walhi: Lahan yang Dikelola dengan Konsep Ekonomi Nusantara Lebih dari 1,3 Juta ha di 28 Provinsi
Reporter
Alif Ilham Fajriadi
Editor
Abdul Manan
Senin, 29 April 2024 18:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi menggagas konsep Ekonomi Nusantara untuk membantu masyarakat lokal dalam tata kelola lahan. Konsep ini dinilai ampuh dalam merestorasi kawasan hutan dan tidak mngeksploitasinya secara berlebihan. "Lingkungan sering dikorbankan untuk kepentingan ekonomi," kata Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Zenzi Suhadi saat konferensi pers di kantornya, Senin, 29 April 2023.
Ekonomi Nusantara yang digagas Walhi, kata Zenzi, telah mulai digalakkan sejak 2021 lalu dan berlanjut hingga saat ini. Lahan yang dikelola tercatat sudah lebih dari 1,3 juta dan sebarannya terdapat di 28 provinsi di Indonesia. "Skema Ekonomi Nusantara mendukung pada praktik-praktik lokal yang berkelanjutan dan menyatukannya dengan nilai-nilai ekologi, sosial dan ekonomi secara seimbang," ujarnya.
Zenzi menilai bahwa sistem Ekonomi Nusantara bisa mengurangi krisis lahan dan membantu terjadinya restorasi di lokasi-lokasi yang dahulunya telah rusak. Sebab, dia percaya bahwa masyarakat lokal mampu untuk memulihkan kembali lahannya untuk kelangsungan hidup bersama.
"Contohnya itu ada di Tanjung Aur, Bengkulu, di daerah ini dahulu rusak akibat adanya aktivitas tambah di masa lalu. Setelah 2006 masyarakat setempat memulihkan wilayah ini, dan hasilnya bisa dirasakan pada 2022. Kita bisa sama-sama pantau lewat citra satelit bahwa hutan di sana sudah subur kembali," ucap Zenzi.
Zenzi menambahkan, model Ekonomi Nusantara bisa meningkatkan nilai produksi para petani di daerah yang terabaikan oleh negara. Selama ini banyak hasil panen yang tidak terkelola dengan baik dan menumpuk jadi sampah.
"Indonesia berada di wilayah tropis dan membuat sampah produksi pasca panen meningkat. Kami menghitung sekitar 30 persen hasil panen di masyarakat terbuang. Akibat lama di proses pengolahan dan terpapar jamur. Ujung-ujungnya jadi sampah dan tidak bisa menghasilkan keuntungan," kata Zenzi.
Program Officer Natural Resource and Climate Change, Ford Foundation Indonesia, Farah Sofa, menilai bahwa skema Ekonomi Nusantara yang ditawarkan Walhi sangat berguna bagi keberlangsungan hidup masyarakat lokal yang lebih baik.
Menurut Farah, selama ini profit atau keuntungan selalu didapatkan oleh segelintir kelompok dan bahkan dalam tata kelola lahan kerap terjadi pelanggaran terhadap hak masyarakat adat.
"Kami menilai kalau Ekonomi Nusantara berhasil diterapkan di semua wilayah di Indonesia. Bisa kita bayangkan berapa banyak kemudahan dalam mengelola lahan dan meminimalisir pelanggaran hak untuk hidup dan mengelola lahan adat," tambah Farah.