Hadapi Tantangan Iklim, World Water Forum ke-10 Inisiasi Pusat Keunggulan Ketahanan Air dan Iklim di Asia Pasifik

Jumat, 24 Mei 2024 14:56 WIB

Wisatawan asing melintas di samping baliho World Water Forum ke-10 di kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat 17 Mei 2024. Pemerintah memasang penjor, baliho dan spanduk di sejumlah jalan protokol di Bali untuk memeriahkan World Water Forum ke-10 yang akan berlangsung pada 18-25 Mei 2024. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - World Water Forum ke-10 menggagas pembentukan Pusat Keunggulan Ketahanan Air dan Iklim atau Center of Excellence (CoE) on Water and Climate Resilience di kawasan Asia Pasifik.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan pusat unggulan ini dinilai akan menjadi platform kolaborasi bagi negara-negara di dunia belahan selatan yang sering mengalami masalah kebencanaan terkait dengan air dan pengelolaan air.

“Kolaborasi dan kemitraan adalah hal yang terpenting dalam CoE. Hal ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, sektor swasta, dan akademisi,” kata Dwikorita di Nusa Dua Bali, Kamis, 23 Mei 2024.

Kemitraan sangat penting untuk memanfaatkan beragam sumber daya, keahlian, dan teknologi yang diperlukan agar CoE mampu mengatasi berbagai masalah terkait air dan iklim secara efektif. Menurut Dwikorita, sebagai negara kepulauan, Indonesia berada di garda depan dalam menghadapi tantangan lingkungan dan iklim ini.

Ia mengatakan banyak tantangan yang dihadapi Indonesia dalam 30 tahun terakhir mengatasi krisis air. Namun, Indonesia terus memiliki inovasi pengembangan teknologi dan melakukan pengembangan penelitian.

Advertising
Advertising

Dwikorita juga menuturkan setiap negara sebenarnya sudah memiliki CoE masing-masing, misalnya Indonesia dengan CoE Weather and Climate yang fokus untuk melatih kepakaran dalam bidang sumber daya manusia dan mendapatkan dukungan dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). "Lebih dari 13 tahun juga sudah ada Sabo Center, di mana teknologi Sabo diperkenalkan kepada pakar-pakar muda di bidang terkait di Asia Pasifik dan Afrika," kata dia.

Sebagai informasi, sabo berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang yaitu “sa” yang berarti pasir dan “bo” yang berarti pengendalian. Teknologi sabo adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengantisipasi aliran debris dan pengendalian sedimen dalam suatu bentang alam, khususnya sungai pada gunung.

Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja mengatakan bahwa CoE menjadi jawaban dari tantangan iklim yang kita hadapi sekarang di dunia.

Endra mengatakan bahwa dalam pendirian CoE itu, Indonesia akan menyasar penguatan kerja sama Selatan-Selatan atau South-South Cooperation (SSC).

Melalui CoE, kata Endra, negara-negara Selatan yang memiliki masalah terkait banjir, sedimen akibat erupsi yang merusak sungai, dan masalah pengelolaan air lainnya akan saling mengedukasi, bertukar pikiran, serta berbagi pengalaman untuk mencari solusi terbaik yang dapat diimplementasikan secara nyata. “Centre of Excellence ini adalah jawaban dari tantangan iklim yang kita hadapi sekarang di dunia,” ujar dia.

Pilihan Editor: Darurat Judi Online, Kominfo Blokir 20 Ribu Lebih Keyword di Medsos Sejak November 2023

Berita terkait

562 Jamaah Haji Meninggal, Terbanyak karena Gelombang Panas

5 hari lalu

562 Jamaah Haji Meninggal, Terbanyak karena Gelombang Panas

Angka kematian jamaah haji 2024 bertambah menjadi 562 orang, yang sebagian besar karena gelombang panas.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Arab Saudi: Jemaah Haji Meninggal hingga Pengaruh Perubahan Iklim

5 hari lalu

Cuaca Panas Arab Saudi: Jemaah Haji Meninggal hingga Pengaruh Perubahan Iklim

Cuaca panas Arab Saudi dipengaruhi krisis iklim

Baca Selengkapnya

PBB: 39 Juta Ton Reruntuhan Menggunung di Gaza akibat Agresi Israel

6 hari lalu

PBB: 39 Juta Ton Reruntuhan Menggunung di Gaza akibat Agresi Israel

Gempuran Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu telah menyebabkan bencana lingkungan berskala besar serta munculnya 39 juta ton reruntuhan

Baca Selengkapnya

Pentingnya Pendekatan Inovatif dan Teknologi Atasi Air Bersih

6 hari lalu

Pentingnya Pendekatan Inovatif dan Teknologi Atasi Air Bersih

Teknologi anak bangsa mencoba integrasikan berbagai aspek pengelolaan air bersih, mulai dari infrastruktur, manajemen risiko, hingga analisis data.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Sebabkan Emisi 175 Juta Ton Karbon Dioksida

12 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Sebabkan Emisi 175 Juta Ton Karbon Dioksida

Kerugian iklim yang disebabkan oleh invasi Rusia di Ukraina mencapai jumlah US$32 miliar.

Baca Selengkapnya

Pertanyakan Keseriusan Proyek Air Bersih di Jakarta dan IKN, Walhi: Sering Kali Hanya Klaim

27 hari lalu

Pertanyakan Keseriusan Proyek Air Bersih di Jakarta dan IKN, Walhi: Sering Kali Hanya Klaim

Lokasi sumber air dinilai tidak bakal cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk di IKN.

Baca Selengkapnya

Kualitas Air Rendah, 68 Persen Sungai Jakarta Tercemar Berat

28 hari lalu

Kualitas Air Rendah, 68 Persen Sungai Jakarta Tercemar Berat

Tekanan pada sektor kualitas air berasal dari peningkatan kebutuhan air bersih oleh industri manufaktur dan pemukiman.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Turbulensi Singapore Airlines, Beda Penerapan UKT, dan Alokasi Dana Subak

31 hari lalu

Top 3 Tekno: Turbulensi Singapore Airlines, Beda Penerapan UKT, dan Alokasi Dana Subak

Penjelasan soal turbulensi cuaca cerah pada insiden Singapore Airlines SQ321 menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno, Ahad, 26 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Kerja Sama Proyek Perlindungan Sumber Daya Air

31 hari lalu

Australia dan Indonesia Kerja Sama Proyek Perlindungan Sumber Daya Air

Dalam kesempatan World Water Forum 2024, Australia dan Indonesia berkomitmen memperkuat kerja sama perlindungan sumber daya air

Baca Selengkapnya

Soal Intimidasi Acara PWF 2024 Bali, Penjabat Gubernur Klaim Tidak Melarang

32 hari lalu

Soal Intimidasi Acara PWF 2024 Bali, Penjabat Gubernur Klaim Tidak Melarang

Kritik yang dilontarkan PWF pada penyelenggaraan forum air terbesar di dunia di Bali adalah hal biasa.

Baca Selengkapnya