Singapore Airlines Alami Turbulensi Ekstrem, Apa Itu Clear Air Turbulence yang Diduga Jadi Penyebabnya?

Sabtu, 25 Mei 2024 23:05 WIB

Pesawat Singapore Airlines. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab turbulensi ekstrem yang dialami pesawat Boeing 777-300ER milik maskapai Singapore Airlines di wilayah udara Myanmar pada Selasa, 21 Mei lalu, masih belum dapat dipastikan. Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) telah mengirim perwakilannya untuk memandu penyelidikan atas insiden yang menewaskan seorang penumpang tersebut. Namun sejumlah pakar aviasi menduga musibah yang dialami pesawat dengan nomor penerbangan SQ321 itu dipicu serangan turbulensi cuaca cerah alias clear air turbulence (CAT).

Lantas, apa itu CAT?

Peneliti klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan CAT bukan fenomena turbulensi biasa. Dalam meteorologi, CAT diartikan sebagai pergerakan massa udara yang bergejolak tanpa adanya petunjuk visual seperti awan. Wilayah atmosfer yang paling rentan terhadap CAT adalah troposfer, berada di ketinggian 7.000-12.000 meter dari permukaan bumi.

Erma menyebut bahwa CAT dibangkitkan oleh adanya perpaduan dua massa udara yang berbeda dan memicu terbentuknya arus angin di wilayah itu. "Udara yang lembab bertemu dengan udara yang kering, atau udara yang terlalu dingin bertemu dengan udara yang terlalu panas," kata Erma kepada Tempo, pada Jumat, 24 Mei 2024.

Menurut Emma, terbentuknya arus angin tidak harus ditandai oleh pertumbuhan awan di udara. Pada beberapa kasus arus angin yang sangat hebat di atmosfer bisa terjadi dan tidak terlihat oleh visual manusia dan teknologi radar. Apalagi, kata dia, dunia mengalami perubahan iklim yang sedikit atau banyak mempengaruhi perpaduan massa udara di satu lokasi.

Advertising
Advertising

Tak adanya visual pembentukan awan itulah yang menyebabkan CAT tergolong berbahaya bagi penerbangan. Pilot tidak bisa memantaunya karena tidak terdeteksi di radar. Akibatnya pilot dan awak kabin tidak dapat memberikan peringatan kepada penumpang ihwal akan terjadinya turbulensi. Sedangkan CAT menimbulkan turbulensi secara tiba-tiba yang lebih mengguncang dibandingkan biasanya.

"Saat pesawat memasuki kawasan CAT, visualisasi pembentukan awan atau pertumbuhan awannya itu tidak tampak, enggak kelihatan di radar dan pilot karena cuacanya masih cerah dan terang. Tapi sebenarnya kalau memasuki areanya bisa terjadi turbulensi hebat," kata Erma yang baru dikukuhkan sebagai Profesor Riset Bidang Kepakaran Iklim dan Cuaca Ekstrem BRIN.

Sebelumnya, dikutip dari Reuters, mencatat rentetan turbulensi yang menjadi perdebatan, terutama mengenai apakah perubahan iklim mungkin menyebabkan lebih banyak turbulensi. Laporan dari University of Reading tahun lalu menunjukkan bahwa turbulensi dapat memburuk seiring dengan perubahan iklim.

"Proyeksi terbaru kami di masa depan menunjukkan peningkatan turbulensi parah pada jet stream dalam beberapa dekade mendatang, jika iklim terus berubah seperti yang kita perkirakan," kata Profesor Paul Williams, Profesor Ilmu Atmosfer dari University of Reading yang menjadi salah satu penulis di laporan itu. Arus kuat jet stream yang dimaksud Williams juga biasa disetup CAT.

Walaupun begitu, Williams masih berharap jika iklim di masa depan baik-baik saja dan tidak memperparah kondisi cuaca. Menurut dia, penelitian yang dilakukannya ihwal pengaruh iklim terhadap turbulensi masih memerlukan riset-riset terbaru dan mumpuni. "Masih terlalu dini untuk secara pasti menyalahkan perubahan iklim atas peningkatan turbulensi yang terjadi baru-baru ini," kata Williams.

Berita terkait

Peneliti BRIN Peringatkan Peningkatan Curah Hujan, Sepaku IKN Banjir Setinggi 2 Meter

3 jam lalu

Peneliti BRIN Peringatkan Peningkatan Curah Hujan, Sepaku IKN Banjir Setinggi 2 Meter

Hujan dengan intensitas lebat pada 23 Juni 2024 membuat Kampung Sepaku terendam banjir dengan ketinggian air mencapai dua meter.

Baca Selengkapnya

Qatar Airways jadi Maskapai Terbaik 2024 di World Airline Awards, Geser Singapore Airlines

6 jam lalu

Qatar Airways jadi Maskapai Terbaik 2024 di World Airline Awards, Geser Singapore Airlines

Penghargaan sebagai maskapai terbaik dunia ini merupakan kali kedelapan untuk Qatar Airways dalam 25 tahun. Garuda Indonesia urutan berapa?

Baca Selengkapnya

Soal Legalisasi Kratom, Anggota DPR Minta Tunggu Penelitian

18 jam lalu

Soal Legalisasi Kratom, Anggota DPR Minta Tunggu Penelitian

Anggota Komisi IX DPR Edy Wuryanto legalisasi kratom masih menunggu penelitian dari BRIN yang didampingi BPOM.

Baca Selengkapnya

Soroti Klaim BRIN soal Publikasi Jurnal Ilmiah, KIKA Minta Kualitas Karya Diperhatikan

18 jam lalu

Soroti Klaim BRIN soal Publikasi Jurnal Ilmiah, KIKA Minta Kualitas Karya Diperhatikan

KIKA mengkritik banyaknya peneliti dan akademisi Indonesia yang menerbitkan publikasi di jurnal predator dengan jaminan kualitas yang buruk.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan PLTS Terapung Mobile Pertama di Indonesia

1 hari lalu

BRIN Kembangkan PLTS Terapung Mobile Pertama di Indonesia

BRIN mengembangkan PLTS terapung mobile pertama. Memanfaatkan potensi besar energi surya dan mengatasi keterbatasan lahan.

Baca Selengkapnya

13 Penumpang Korean Air yang Mengalami Depresurisasi Dilarikan ke Rumah Sakit

1 hari lalu

13 Penumpang Korean Air yang Mengalami Depresurisasi Dilarikan ke Rumah Sakit

Akibat kerusakan depresurisasi kabin, pesawat Boeing 737 Max 8 Korean Air turun dari ketinggian jelajah 9.100 meter ke 2.700 meter.

Baca Selengkapnya

Pemprov Jakarta Siapkan Water Mist Tangkal Polusi Udara Jabodetabek, Bagaimana Sistem Kerjanya?

1 hari lalu

Pemprov Jakarta Siapkan Water Mist Tangkal Polusi Udara Jabodetabek, Bagaimana Sistem Kerjanya?

Upaya menekan polusi udara, Pemerintah Provinsi Jakarta menyiapkan penggunaan kabut air (water mist) saat memasuki musim kemarau.

Baca Selengkapnya

BKKBN Ungkap Kaitan Perubahan Iklim dan Masalah Kehamilan

1 hari lalu

BKKBN Ungkap Kaitan Perubahan Iklim dan Masalah Kehamilan

Perubahan iklim disebut dapat memicu berbagai masalah kehamilan. Salah satunya kelahiran prematur. Berikut penjelasan kepala BKKBN.

Baca Selengkapnya

Pakar Klimatologi BRIN: Wilayah IKN Diprediksi Hujan Sepanjang Kemarau, Imbas BSISO

1 hari lalu

Pakar Klimatologi BRIN: Wilayah IKN Diprediksi Hujan Sepanjang Kemarau, Imbas BSISO

Peneliti BRIN memprediksi hujan sepanjang kemarau di Kalimantan, termasuk di wilayah IKN.

Baca Selengkapnya

Mengenal Efek Daun Kratom, Apa Alternatif Tanaman Penggantinya?

3 hari lalu

Mengenal Efek Daun Kratom, Apa Alternatif Tanaman Penggantinya?

BNN menyatakan kratom memiliki efek samping yang membahayakan, terlebih bila penggunaannya tidak sesuai takaran.

Baca Selengkapnya