Lindungi Badak Ujung Kulon, KLHK Beberkan Peningkatan Keamanan yang Sudah Dilakukan

Rabu, 5 Juni 2024 13:18 WIB

Dua ekor Badak Jawa langka terlihat oleh CCTV di Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten, Indonesia pada 27 Maret 2021. KLHK/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Nasib badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon sedang mendapat perhatian luas. Sebabnya, pengakuan tersangka kelompok pemburu liar ke penyidik kepolisian telah membunuh hingga 26 ekor. Puluhan badak cula satu yang sudah terancam punah itu dibunuh untuk diambil culanya dan diperdagangkan di pasar gelap.

Meski menyatakan akan mendalami terlebih dulu data dari pengakuan tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berjanji akan lebih meningkatkan pengawasan di Taman Nasional Ujung Kulon. Selain patroli rutin, peningkatan upaya pengawasan yang sudah dilakukan saat ini disebutkannya adalah mengubah sistem pengamanan dengan sistem perlindungan penuh.

"Full protection system di mana seluruh wilayah semenanjung tidak boleh dimasuki oleh masyarakat dengan alasan apapun termasuk wisata," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Satyawan Pudyatmoko, kepada Tempo, Rabu 5 Juni 2024.

Peningkatan kedua yang telah dilakukan, kata dia, dengan mengubah pola patroli yang mewajibkan 24 jam berada di lapangan termasuk wilayah laut dan darat. Juga, yang ketiga, patroli mengerahkan drone pemantau termal yang mampu mendeteksi penyusup ke taman nasional tanpa izin.

Kerja sama dengan polisi dan TNI, ditambahkannya, juga tetap terjalin dalam patroli dan juga penindakan. Termasuk dalam penangkapan para tersangka pemburu liar dari Kampung Ciakar, Desa Rancapinang, yang belakangan mengaku telah membunuh 26 badak tersebut. "Kerja sama cukup efektif dan Balai TNUK akan teruskan hingga keseluruhan DPO (buronan) tertangkap," kata Satyawan.

Pemburu Liar Bukan Satu-satunya Ancaman

Advertising
Advertising

Satyawan mengatakan, kasus perburuan badak adalah masalah serius yang memerlukan tanggapan cepat dan terkoordinasi semua pemangku kepentingan. Dengan mendukung penegakan hukum, meningkatkan upaya konservasi, dan melibatkan komunitas serta teknologi, menurut dia, langkah signifikan bisa dilakukan menuju perlindungan yang lebih baik bagi badak Taman Nasional Ujung Kulon.

Namun, Satyawan mengungkapkan, tantangan dalam konservasi badak jawa bukan hanya perburuan liar. Tantangan lain berupa populasi tunggal yang berpotensi terjadinya penurunan kualitas genetik. Ada pula tantangan ancaman ketersediaan pakan berupa tumbuhan invasif yang banyak dan tersebar di habitat badak jawa.

Belum lagi, Satyawan menambahkan, "Habitat yang rentan terhadap bencana alam; karena posisi Taman Nasional Ujung Kulon berada pada daerah rawan gempa, Gunung Krakatau, dan tsunami."

Pilihan Editor: Kematian Mahasiswa DKV di Kamar Kos Tinggalkan Surat yang Sampaikan Tak Bisa Lanjutkan Kuliah, Begini Keterangan dari Telkom University

Berita terkait

Titik Hot Spot di Sumatera Selatan Meningkat setelah Karhutla di Sungai Rengit Banyuasin

5 hari lalu

Titik Hot Spot di Sumatera Selatan Meningkat setelah Karhutla di Sungai Rengit Banyuasin

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sungai Rengit, Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) terjadi pada Selasa siang, 2 Juli 2024.

Baca Selengkapnya

Marak Perburuan Badak Jawa, Pakar dari Itera Tekankan Pentingnya Teknologi untuk Konservasi

6 hari lalu

Marak Perburuan Badak Jawa, Pakar dari Itera Tekankan Pentingnya Teknologi untuk Konservasi

Berbagai pendekatan teknologi sangat mutlak dibutuhkan dalam upaya pengelolaan badak jawa.

Baca Selengkapnya

Cegah Karhutla, BMKG Semai 13 Ton Garam di Langit Kalimantan Barat

8 hari lalu

Cegah Karhutla, BMKG Semai 13 Ton Garam di Langit Kalimantan Barat

BMKG menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Kalimantan Barat hingga 5 Juli 2024. Upaya membuat gambut tetap basah.

Baca Selengkapnya

Respon Kementerian Lingkungan Hidup Soal Rencana Proyek Beach Club di Pesisir Gunungkidul

10 hari lalu

Respon Kementerian Lingkungan Hidup Soal Rencana Proyek Beach Club di Pesisir Gunungkidul

KLHK merespon soal polemik rencana pembangunan beach club di pesisir Gunungkidul, persisnya di kawasan Pantai Krakal

Baca Selengkapnya

Sidang SB UNFCCC ke-60: Perdagangan Karbon Luar Negeri Harus dengan Otorisasi

15 hari lalu

Sidang SB UNFCCC ke-60: Perdagangan Karbon Luar Negeri Harus dengan Otorisasi

Indonesia mendorong peran para pihak dalam kontribusi NDC melalui Kerjasama Luar Negeri tanpa transfer unit karbon ke luar negeri

Baca Selengkapnya

KLHK: Atasi Polusi Udara, 230 Perusahaan Jadi Target Pengawasan

16 hari lalu

KLHK: Atasi Polusi Udara, 230 Perusahaan Jadi Target Pengawasan

KLHK aktif melakukan monitoring, pengawasan serta penindakan kegiatan usaha yang berpotensi menghasilkan polusi udara di Jabodetabek.

Baca Selengkapnya

LBH Padang Gugat Menteri Siti Nurbaya atas Pelanggaran PLTU Ombilin

17 hari lalu

LBH Padang Gugat Menteri Siti Nurbaya atas Pelanggaran PLTU Ombilin

Gugatan ini perihal pelanggaran operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin, Sawahlunto, Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

KLHK Serahkan Tersangka Perusakan Hutan ke Kejaksaan Negeri Bone

19 hari lalu

KLHK Serahkan Tersangka Perusakan Hutan ke Kejaksaan Negeri Bone

Balai Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK melimpahkan tersangka dan barang bukti kasus perusakan hutan lindung ke Kejari Bone.

Baca Selengkapnya

AHY Akui Tumpang Tindih Kebijakan dengan KLHK Hambat Reforma Agraria

19 hari lalu

AHY Akui Tumpang Tindih Kebijakan dengan KLHK Hambat Reforma Agraria

Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akui tumpang tindih kebijakan jadi salah satu hambatan pelaksanaan program Reforma Agraria

Baca Selengkapnya

Penyembelihan Hewan Kurban Saat Idul Adha, Fakultas Peternakan UNS: Pastikan 3 Saluran Terputus

21 hari lalu

Penyembelihan Hewan Kurban Saat Idul Adha, Fakultas Peternakan UNS: Pastikan 3 Saluran Terputus

KLHK sudah mengeluarkan Surat Edaran Menteri LHK tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Tanpa Sampah Plastik.

Baca Selengkapnya