Rekor Suhu Panas Bulanan Global Sudah Terangkai Setahun Penuh per Mei 2024

Minggu, 16 Juni 2024 22:40 WIB

Pengendara motor lewat di bawah alat penyiram air saat gelombang panas di Ahmedabad, India, 9 Mei 2024. Setidaknya dua orang tewas di negara bagian Kerala, India Selatan, diduga karena serangan suhu panas. REUTERS/Amit Dave

TEMPO.CO, Jakarta - Copernicus Climate Change Service Uni Eropa kembali mencatat rekor suhu panas bulanan. Suhu global bulan lalu menjadi yang tertinggi yang pernah dicatat untuk seluruh bulan Mei, menjadikannya bulan ke-12 berturut-turut yang memecahkan rekor terpanas suhu udaranya.

Direktur Copernicus Climate Change Service Carlo Buontempo yakin tren rekor suhu panas bulanan yang telah terjadi setahun belakangan bakal tergusur lagi oleh rekor-rekor baru nantinya. Dia menunjuk dunia yang terus menghangat karena meningkatnya kadar gas rumah kaca di atmosfer sebagai penyebabnya.

"Rentetan bulan terpanas ini pada akhirnya bakal dikenang sebagai relatif dingin," kata Buontempo.

Suhu udara rata-rata di muka Bumi sepanjang Mei 2024 terukur oleh Copernicus sebesar 15,91 derajat Celsius, atau 1,52 derajat di atas rata-rata periode 1850-1900 yang dianggap sebagai masa pra-industri. Jika dibandingkan rekor Mei terpanas sebelumnya yang tercipta empat tahun lalu, Mei tahun ini 0,19 derajat lebih panas.

Bulan Mei 2024 adalah juga bulan ke-11 berturut-turut yang memiliki catatan rata-rata suhu udara yang lebih dari 1,5 derajat Celsius di atas masa praindustri. Padahal, Perjanjian Paris hasil konferensi iklim 2015 lalu menyepakati batasan kenaikan suhu agar tidak lebih dari 1,5 derajat hingga 2030 demi mengendalikan dampak perubahan iklim.

Advertising
Advertising

Dihitung selama 12 bulan terakhir, suhu udara rata-rata bulanan yang didapat juga menorehkan rekor tertinggi: 1,63 derajat Celsius di atas rata-rata periode 1850-1900.

Namun demikian, para ilmuwan iklim belum menganggap batasan kenaikan suhu dalam Perjanjian Paris telah terlewati sebelum didapat angka rata-rata dari periode yang lebih panjang. Ditambah lagi pendapat suhu ekstra panas 2023 dan 2024 karena kemunculan fenomena El Nino di Samudera Pasifik.

El Nino disebutkan melepas panas samudera ke atmosfer, menambahkan pemanasan yang sudah lebih dulu terjadi karena peningkatan gas rumah kaca. Saat itu, suhu di bumi bahkan lebih tinggi daripada yang diperkirakan untuk alasan yang masih belum jelas.

El Nino kini menghilang dan memberi jalan untuk La Nina saat sebagian besar luasan Samudera Pasifik menyerap lebih banyak panas dari atmosfer daripada biasanya. Ini dapat menyebabkan suhu permukaan turun temporer. Tapi dengan suhu permukaan laut yang masih ekstra tinggi, 2024 diperkirakan masih akan lebih panas daripada 2023.

Ekstra hangatnya Mei 2024 membimbing kepada suhu panas ekstrem maupun gelombang panas di daerah-daerah di dunia. Sebagai contoh, gelombang panas telah mencengkeram India, dengan suhu udara di Delhi mencapai rekor baru 49,9 derajat Celsius pada 28 Mei lalu.

Di Meksiko, monyet-monyet mati berjatuhan dari pepohonan akibat cekaman gelombang panas yang berkepanjangan. Panas itu ini meluas ke utara, ke wilayah Amerika Serikat.

Pada tahun lalu, sebuah studi memperingatkan kalau gelombang panas bisa bertambah ekstrem lagi jika suhu udara global menembus batas 1,5 derajat Celsius. Dikhawatirkan, kematian massal bakal terjadi di daerah-daerah di mana masyarakatnya tak terbiasa dengan sengatan suhu sepanas itu dan bangunannya juga tak didesain untuk itu.

NEW SCIENTIST, CLIMATE.COPERNICUS

Pilihan Editor: Sekolah Terabas Jumlah Rombel Dapodik di PPDB, Ini Konsekuensinya

Berita terkait

Dari Taylor Swift sampai Kaesang, Seberapa Buruk Jet Pribadi untuk Lingkungan?

20 hari lalu

Dari Taylor Swift sampai Kaesang, Seberapa Buruk Jet Pribadi untuk Lingkungan?

Ada kesamaan antara Kaesang Pangarep dan istri, Erina Gudono, dengan selebritas dunia Taylor Swift dan politikus oposisi di Inggris Rishi Sunak.

Baca Selengkapnya

Ahli Ungkap Beberapa Pemicu Sakit Kepala Saat Suhu Panas

20 hari lalu

Ahli Ungkap Beberapa Pemicu Sakit Kepala Saat Suhu Panas

Ada perubahan lingkungan dan gaya hidup lain yang terjadi selama musim panas yang juga menyebabkan berbagai jenis sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Soroti Potensi Sawit sebagai Bahan Bakar Pesawat, Targetkan Produksi 238 Juta Liter per Tahun

27 hari lalu

Pemerintah Soroti Potensi Sawit sebagai Bahan Bakar Pesawat, Targetkan Produksi 238 Juta Liter per Tahun

Pemerintah mulai melirik potensi minyak sawit sebagai bahan bakar alternatif pesawat ramah lingkungan. Ditargetkan produksi 238 juta liter per tahun pada 2026

Baca Selengkapnya

Pola Zigzag pada Dinding Bisa Membuat Suhu Udara Lebih Adem 3 Derajat

31 hari lalu

Pola Zigzag pada Dinding Bisa Membuat Suhu Udara Lebih Adem 3 Derajat

Banyak tim peneliti mencoba mengembangkan solusi pendinginan suhu udara secara pasif yang tidak membutuhkan energi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ribuan Orang Meninggal Cuaca Panas, Putin Bertemu Presiden Palestina

37 hari lalu

Top 3 Dunia: Ribuan Orang Meninggal Cuaca Panas, Putin Bertemu Presiden Palestina

Top 3 dunia adalah ribuan orang di Eropa meninggal akibat cuaca panas, pertemuan Putin dan Presiden Palestina hingga AS bantah gulingkan Hasina.

Baca Selengkapnya

47 Ribu Orang di Eropa Meninggal karena Suhu Panas

38 hari lalu

47 Ribu Orang di Eropa Meninggal karena Suhu Panas

Laporan yang diungkap ISGlobal menemukan ada lebih dari 47 ribu orang di Eropa meninggal terkait suhu panas sepanjang 2023

Baca Selengkapnya

Anak Buah Luhut Beberkan Cara Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca dengan Perbaikan Kualitas BBM

45 hari lalu

Anak Buah Luhut Beberkan Cara Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca dengan Perbaikan Kualitas BBM

Deputi Kemenko Marves menyebut salah satu cara mengurangi emisi gas rumah kaca adalah memperbaiki kualitas bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

BMKG: Siap-siap Sambut La Nina Mulai Agustus, Daerah Mana Paling Berdampak?

49 hari lalu

BMKG: Siap-siap Sambut La Nina Mulai Agustus, Daerah Mana Paling Berdampak?

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan beberapa wilayah Indonesia akan hadapi fenomena iklim La Nina yang diprakirakan terjadi mulai Agustus.

Baca Selengkapnya

BNPB Catat Karhutla Baru di Bintan, Api Melahap 8 Hektare Lahan Saat Panas Terik

50 hari lalu

BNPB Catat Karhutla Baru di Bintan, Api Melahap 8 Hektare Lahan Saat Panas Terik

BNPB menerima laporan kebakaran sekitar 8 hektare lahan di Bintan, Kepulauan Riau, pada 29 Juli lalu. Masih ada risiko karhutla di awal Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Dream Concert World 2024 Ditunda karena Gelombang Panas dan Lonjakan Covid-19 di Jepang

51 hari lalu

Dream Concert World 2024 Ditunda karena Gelombang Panas dan Lonjakan Covid-19 di Jepang

Dream Concert World yang harusnya digelar di Jepang 10-11 Agustus 2024 terpaksa ditunda karena ancaman gelombang panas dan lonjakan kasus Covid-19

Baca Selengkapnya