Membandingkan Kualitas Udara Jakarta Versi Platform Baru Dinas LH dan IQAir
Reporter
Zacharias Wuragil
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 5 Juli 2024 17:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Asep Kuswanto menjamin data yang dipublikasi dari platform baru pemantauan kualitas udara Jakarta bisa dipertanggungjawabkan. Data dipastikannya akurat mengandalkan jaringan 31 stasiun pemantau kualitas udara--meningkat dari sebelumnya yang hanya lima stasiun.
Ke-31 stasiun itu disebutkan milik Dinas LH, BMKG, World Resources Institute (WRI), dan Vital Strategies yang susah terstandarisasi penempatan dan kalibrasinya. "Kini masyarakat bisa memperoleh informasi kualitas udara Jakarta yang real time menggunakan data yang dirilis pemerintah," katanya dalam peluncuran platform baru tersebut, yakni website udara.jakarta.go.id, Jumat 5 Juli 2024.
Asep menyinggung penggunaan data pemantauan kualitas udara Jakarta dari sumber lain yang tak bisa dipertanggungjawabkan, seperti IQAir. Platform ini telah populer sebagai referensi publik termasuk di Jakarta.
"Ini bukan tanding menandingi. Tapi kita tak memahami standarnya apakah mengacu ke pemerintah atau tidak, dikalibrasi atau tidak," kata dia.
Sebelumnya, Asep menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah Standar Nasional Indonesia (SNI), seperti SNI 9178:2023 yang merupakan standar uji kinerja alat pemantauan kualitas udara yang menggunakan sensor berbiaya rendah. Standar ini memastikan bahwa alat pemantau kualitas udara memenuhi kriteria yang diperlukan untuk menghasilkan data yang akurat dan konsisten.
Platform baru disebutnya tidak hanya mengintegrasikan data dari berbagai sumber yang telah memenuhi SNI saja, namun juga mengacu pada Peraturan Menteri LHK No. 14 Tahun 2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) sebagai indeks kualitas udara yang menjadi acuan secara nasional. Acuan tersebut berbeda signifikan dengan penetapan indeks kualitas udara menurut US EPA maupun WHO.
Sebagai ilustrasi, ISPU untuk parameter polutan debu halus PM2,5 saat artikel ini dibuat pukul 17 WIB menunjuk angka 11 (kualitas udara baik) sebagai yang terbaik dan 90 (kualitas udara sedang) yang terburuk. Masing-masing dari stasiun pemantau yang ada di Pulau Pramuka dan Jalan Pasar Minggu.
Tampak dari 31 stasiun yang ada didominasi warna yang menunjukkan hasil pengukuran kaulitas udara sedang. Ada dua stasiun yang memberi hasil kualitas udara baik yakni di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang.
Sebagai pembanding, situs IQAir memberi peta yang lebih beragam dari jaringan 42 stasiun miliki para kontributornya di Jakarta pada waktu dan pengukuran parameter polutan yang sama. Sebagian memang menunjukkan indeks kualitas udara baik dan sedang, tapi tak sedikit yang tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Terburuk menurut IQAir adalah Pasir Putih di Ancol, Jakarta GBK, dan Kemayoran.
Pilihan Editor: FK Unair Berduka Atas Pemecatan Dekan, Ini 3 Tuntutan Aksi Save Prof Bus