TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi IQAir mecatat kualitas udara di Jakarta pada hari ini, Jumat, 6 September 2024, masuk kategori Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif. Ketika dipantau pada pukul 10.00 WIB tadi, Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI) DKI ada di angka 135. Adapun konsentrasi partikel halus (Particulate Matter/PM) 2,5 tercatat mencapai 49, 3 mikrogram per meter kubik.
"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta 9,9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," begitu bunyi catatan di laman IQAir.
Ketika dipantau kembali pada Jumat siang pukul 13.00 WIB, level AQI Jakarta menurun ke 105, namun tetap dalam kategori Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif. Konsentrasi PM 2,5 di sekitar 37 mikrogram per meter kubik.
Nilai AQI tersebut membuat Jakarta menempati kota dengan kualitas udara ke-6 terburuk di dunia. Lima kota yang kualitas udaranya lebih buruk dari Jakarta adalah Labore, Pakistan, dengan indeks 166. Kemudian ada Kota Kuching di Malaysia (AQI 162), Doha di Qatar (161), Kinshasa di Kongo (157), dan Birmingham di Inggris (137).
Mengingat udar ibu kota sedang tidak sehat bagi kelompok sensitif, IQAir meminta warga menghindari aktivitas di luar ruangan. Langkah lainnya adalah menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor. IQAir menyebutkan akibat buruknya kualitas udara terdapat 7 jutaan kematian terjadi setiap tahunnya.
"Warga juga perlu mengenakan masker di luar dan menyalakan penyaring udara di dalam ruangan," begitu tulis IQAir.
Pilihan Editor: Panitia Pemilihan Rektor UI Umumkan Tujuh Calon, Ada yang dari ITB