Kisah Calon Guru Besar Unpam 13 Tahun Hidup di Gerobak dan Profil Perancang Maung MV3 Garuda Pindad di Top 3 Tekno
Reporter
Erwin Prima
Editor
Erwin Prima
Jumat, 1 November 2024 06:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno dimulai dari topik tentang Udin Ahidin, 48 tahun, kini adalah dosen sekaligus Sekretaris Program Pascasarjana Universitas Pamulang (Unpam). Lulusan S3 Bidang Ilmu Manajemen ini tengah mempersiapkan diri untuk meraih gelar Guru Besar.
Berita populer selanjutnya tentang mobil Maung MV3 Garuda, kendaraan serbaguna buatan PT Perindustrian TNI Angkatan Darat (Pindad), menarik perhatian publik sejak digunakan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada pelantikan di Jakarta. Salah satu sosok penting di balik pengembangan kendaraan taktis ini adalah Profesor Sigit Puji Santosa, Direktur Teknologi dan Pengembangan Pindad.
Selain itu, penanganan kebersihan lingkungan, terutama sampah menjadi salah satu persoalan besar yang masih dihadapi bangsa Indonesia. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah timbunan sampah nasional yang tidak terkelola mencapai 11,3 juta ton per 24 Juli 2024.
1. Lulusan Unpam dan Calon Guru Besar Ini Pernah 13 Tahun Hidup di Gerobak
Udin Ahidin, 48 tahun, kini adalah dosen sekaligus Sekretaris Program Pascasarjana Universitas Pamulang (Unpam). Lulusan S3 Bidang Ilmu Manajemen ini tengah mempersiapkan diri untuk meraih gelar Guru Besar.
Siapa sangka, Udin pernah 13 tahun hidup di atas gerobak warung dan menjadi pedagang asongan. Udin merasakan pula 3 tahun bertahan hidup bersama istrinya dengan cara menghemat sekilo beras untuk makan seminggu dengan cara mengolahnya menjadi bubur.
Anak Petani di Kuningan
Perjalanan pendidikan Udin bermula dari Sindangjawa, sebuah desa di pelosok Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Udin yang duduk di bangku Sekolah Dasar di sana memang lahir dari keluarga sederhana yang boleh dibilang tak mengenal pendidikan tinggi. Udin kecil pun sudah harus membantu ayahnya bertani.
“Saat SD saya sudah pesimistis untuk bisa lanjut SMP karena yang saya lakukan hanya bangun pagi, nganterin pupuk ke sawah, disuruh ngarit, ngambil kayu bakar ke hutan, itu aja,” katanya kepada Tempo pada Senin malam, 28 Oktober 2024.
2. Profil Sigit Puji Santosa, Perancang Mobil Maung MV3 Garuda Limousine Buatan PT Pindad
Mobil Maung MV3 Garuda, kendaraan serbaguna buatan PT Perindustrian TNI Angkatan Darat (Pindad), menarik perhatian publik sejak digunakan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada pelantikan di Jakarta. Salah satu sosok penting di balik pengembangan kendaraan taktis ini adalah Profesor Sigit Puji Santosa, Direktur Teknologi dan Pengembangan Pindad.
Sigit Puji Santoso lahir di Pacitan, Jawa Timur, pada 19 Juli 1967. Ia menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Mesin. Gelar insinyur (Ir.) berhasil diraihnya pada 1991, menjadikannya lulusan dengan penghargaan tertinggi (first class honor) pada usia 24 tahun.
Dilansir dari situs resmi ITB, Sigit melanjutkan studi pascasarjana di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat. Pada 1997, ia meraih gelar Master of Science in Mechanical Engineering (MSME) dengan spesialisasi di bidang Mekanika Terapan. Dua tahun kemudian, Sigit menyelesaikan gelar doktoral (Sc.D.) di MIT, dengan fokus pada bidang Mekanika Struktur Komputasional.
Setelah meraih gelar doktor, Sigit segera memulai karier profesionalnya di industri otomotif Amerika Serikat. Ia bergabung dengan General Motors (GM) sebagai peneliti di laboratorium Impact & Crashworthiness di MIT sebelum resmi bekerja di GM.
Di GM, Sigit menduduki posisi di Departemen Keamanan dan Kelayakan Uji Tabrak. Selama lebih dari satu dekade, Sigit berhasil terlibat dalam pengembangan berbagai kendaraan mewah, termasuk Chevrolet Corvette C6, Corvette Z06, dan Cadillac XLR
3. 11 Kota Terkotor di Indonesia Berdasarkan Penilaian Adipura 2017-2018
Penanganan kebersihan lingkungan, terutama sampah menjadi salah satu persoalan besar yang masih dihadapi bangsa Indonesia.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah timbunan sampah nasional yang tidak terkelola mencapai 11,3 juta ton per 24 Juli 2024.
Melansir laman Kementerian Pekerjaan Umum (PU), permasalahan sampah masih menjadi kendala di perkotaan di mana masyarakat kota umumnya menganggap sampah bukan urusan pribadi ketika sudah berada di luar rumah, atau dikenal dengan istilah not in my back yard syndrome (NIMBY). Lantas, di mana sajakah kota terkotor di Indonesia?
Daftar Kota Terkotor di Indonesia
Pada periode 2017-2018, KLHK mencatat kota-kota yang memperoleh nilai paling rendah dalam penilaian program Adipura. Adipura sendiri merupakan penghargaan bagi kota-kota di Indonesia yang dianggap sukses dalam hal kebersihan dan pengelolaan lingkungan.
Pilihan Editor: Kisah Sukses Alumnus UGM: Dulu Skripsi Dilempar Dosen, Sekarang Direktur di Ajinomoto