Jangan Terlewat, Hujan Meteor Leonid Melintasi Langit Indonesia

Reporter

Editor

Selasa, 17 November 2009 09:00 WIB

msnbc.com

TEMPO Interaktif, Los Angeles - Salah satu hujan meteor tahunan yang terbaik akan mencapai puncaknya pada sepertiga malam Rabu (18/11). Tempat pengamatan terbaik ada di Asia, tapi pengamat di Amerika Utara juga dapat menikmati pemandangan menakjubkan hujan meteor Leonid, jika cuaca memungkinkan.

Hujan Leonid merupakan acara tahunan, jika langit terlihat jelas dan cahaya bulan tidak mengganggu. Tahun ini, bulan sudah dekat fase baru, dan bukan faktor yang mengganggu. Bagi siapa pun di belahan bumi utara dengan langit gelap, jauh dari perkotaan dan pinggiran pencahayaan, acara ini jangan sampai dilewatkan dengan begadang sepanjang malam.

"Kami memperkirakan 20-30 meteor per jam di Amerika, dan sebanyak 200-300 meteor per jam di penjuru Asia," ujar Bill Cooke dari kantor Meteoroid environment NASA. Astronom lain yang bekerja di bidang yang baru lahir ini memprediksi hujan meteor telah diperkirakan.

Penduduk perkotaan dan pinggiran kota mungkin tak akan bisa melihat dengan jelas karena cahaya meteor tersamar atau tenggelam oleh lampu lokal. Meteor Leonid diciptakan oleh Komet Tempel-Tuttle, yang melewati bagian dalam tata surya setiap 33 tahun pada orbitnya yang mengelilingi matahari. Setiap kali lewat, ia meninggalkan sungai baru dari puing-puing meteor, sebagian besar potongan-potongan batu es dan tidak lebih besar dari butiran pasir, tetapi beberapa seukuran kacang polong.

"Kita bisa memprediksi kapan bumi akan menyeberangi sungai yang penuh dengan puing dengan akurasi yang cukup bagus," kata Cooke. "Kita tidak tahu berapa banyak puing-puing yang ada di setiap sungai."

Advertising
Advertising

Ketika planet bumi melewati puing-puing meteor dan menghantam atmosfer maka akan menguap. Kadang-kadang secara dramatis menciptakan lintasan cahaya bahkan bola api dengan jejak yang tampak berasap yang dapat tetap terlihat selama beberapa menit.

Leonid bergerak dalam arah yang berlawanan dari Bumi, menghasilkan dampak kecepatan 72 kilometer per detik -lebih tinggi daripada meteor lain. "Kecepatan seperti itu cenderung menghasilkan meteor dengan warna putih, biru, biru laut dan bahkan hijau," kata Joe Rao, kolomnis SPACE.com.

Tips Menikmati Hujan Meteor:

Yang terbaik ada pergi daerah pedesaan. Keluar kota jika Anda bisa. Jika Anda memiliki lampu yang bisa ditenteng, maka pergilah ke bukit atau tempat yang tak terhalang bangunan dan pohon tinggi.

Baju hangat dan selimut atau kursi malas menjadi pilihan tepat karena anda akan semalaman bergadang di alam terbuka. Leonids dapat muncul di mana saja, dengan possi berbaring akan memudahkan mata menyapu langit di atas dengan luas, sehingga setiap gerakan cahaya di langit bisa tertangkap mata.

Biarkan mata anda selama 15 menit untuk menyesuaikan diri dengan kegelapan. Leonids biasanya datang dalam ledakan. Tidak ada peralatan khusus yang diperlukan. Teleskop dan teropong tidak berguna karena meteor bergerak terlalu cepat.

Planet Bumi akan melewati sungai yang lebih padat kemudian, tepat sebelum fajar hari Rabu di Indonesia dan Cina. Tapi meteor tidak akan terlihat dari Amerika Utara karena terjadi pada siang hari.

Tips Mengabadikan Hujan Meteor:

Jangan lupa kamera, baik untuk pemotretan atau video. Sangat dianjurkan untuk menggunakan tripod. Selain bisa meredam getaran dan goyang, tangan juga tidak pegal mengarahkan kamera terus menerus ke atas.

Sebelum mengarahkan kamera ke langit cek terlebih dulu kepekaan cahaya atau sering disebut ISO atau ASA. Bisa menggunakan asa rendah untuk mendapatkan efek gerak atau asa tinggi untuk bisa membekukan obyek dan mendapat hasil yang maksmal, asa rendah antara 100-500 dan asa tinggi pada 800-3.200 (tergantung kemampuan kamera dan kondisi yang terjadi). Untuk kamera digital jangan ragu untuk mengubah-ubah asa untuk mendapatkan hasil terbaik.

Untuk kamera video, jangan lupa mengatur white balance, agar mendapatkan warna sesuai atau mendekati kenyataan. Caranya dengan menaruh kertas putih di depan kamera dan direkam beberapa menit. Untuk kamera foto digital, bisa dilakukan white balance dengan beberapa kali menjepret ke kertas putih beberapa kali.

Jangan lupa berdoa semoga tidak mendung dan langit cerah. Selamat mencoba.


SPACE.COM| NUR HARYANTO


Berita terkait

Museum Bern Akan Pamerkan Meteorit Berumur 3.500 Tahun, Jadi Mata Panah Pemburu Zaman Perunggu

15 Agustus 2023

Museum Bern Akan Pamerkan Meteorit Berumur 3.500 Tahun, Jadi Mata Panah Pemburu Zaman Perunggu

Museum Sejarah Bern akan memamerkan koleksi unik mulai 1 Februari 2024 hingga 25 April 2025. Keunikannya, benda ini diduga bukan berasal dari bumi.

Baca Selengkapnya

Coperni Rilis TasTerbuat dari Meteorit Asli, Berapa Harganya?

26 Maret 2023

Coperni Rilis TasTerbuat dari Meteorit Asli, Berapa Harganya?

Coperni menggambarkan tas ini sebagai objek unik yang secara halus menggabungkan arkeologi, desain, dan seni klasik dan primitif.

Baca Selengkapnya

Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

13 Maret 2023

Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

Dibandingkan dengan di Bumi, di Bulan hanya ada eksosfer yang sangat renggang. Meteorit bisa lebih sering menabraknya.

Baca Selengkapnya

Militer AS Pastikan Meteorit Antarbintang Menghantam Bumi pada 2014

17 April 2022

Militer AS Pastikan Meteorit Antarbintang Menghantam Bumi pada 2014

Pada 2019 peneliti Harvard menulis bahwa meteorit sangat cepat yang merintis jejak melalui atmosfer pada tahun 2014 juga sebagai objek antarbintang.

Baca Selengkapnya

Studi: Meteorit Mars Mengandung Molekul Organik, tapi Bukan Bukti Kehidupan

14 Januari 2022

Studi: Meteorit Mars Mengandung Molekul Organik, tapi Bukan Bukti Kehidupan

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berdebat tentang bagaimana bahan kimia organik dalam meteorit ALH 84001 terbentuk.

Baca Selengkapnya

Pria Australia Mengira Temuannya Batu Tak Berharga, Ternyata Meteorit Langka

25 November 2021

Pria Australia Mengira Temuannya Batu Tak Berharga, Ternyata Meteorit Langka

Batu itu sangat keras, bahkan gergaji khusus batu, bor, penggiling, dan termasuk palu godam, semuanya memantul dari permukaan batu.

Baca Selengkapnya

Meteor Jatuh di Atas Bantal, Begini Kemungkinan Asteroid Tabrak Bumi

22 Oktober 2021

Meteor Jatuh di Atas Bantal, Begini Kemungkinan Asteroid Tabrak Bumi

Meteor menembus atmosfer Bumi dan jatuh di sebuah rumah di Kanada beberapa waktu lalu. Beruntung ukurannya kecil.

Baca Selengkapnya

Teka-teki Meteorit 4,5 Miliar Tahun yang Menembus Atap Rumah Wanita di Kanada

18 Oktober 2021

Teka-teki Meteorit 4,5 Miliar Tahun yang Menembus Atap Rumah Wanita di Kanada

Batu meteorit itu diperkirakan berusia 4,5 miliar tahun, lebih tua dari apa pun yang ada di Bumi.

Baca Selengkapnya

Meteor Meledak di Atas Norwegia dan Ciptakan Ledakan Sonik

28 Juli 2021

Meteor Meledak di Atas Norwegia dan Ciptakan Ledakan Sonik

Meteor itu membangunkan warga ibu kota negara, Oslo, yang terkaget-kaget mendengar suara ledakan besar.

Baca Selengkapnya

Cina Punya Planetarium Terbesar di Dunia, Buka 17 Juli

10 Juli 2021

Cina Punya Planetarium Terbesar di Dunia, Buka 17 Juli

Planetarium itu akan memamerkan banyak benda koleksi bidang astronomi.

Baca Selengkapnya